Tuesday 17 August 2021

DIRGAHAYU HUT KEMERDEKAAN RI KE 76.

Kita sbg "generasi tengah", dimana tidak ikut menderita di jajah, tidak pula ikut berjuang merebut kemerdekan bangsa ini, di setiap HUT kemerdekaan, wajib mengenang nenek moyang kita, paling tidak ttg 2 (dua) hal: 1. Begitu hebat penderitaan nenek moyang kita dijajah lbh dari 3 abad. Dipaksa bekerja berat untuk kepentingan penjajah. Menjadi jongos di negeri sendiri, dimana bangsa yg ribuan mil jauhnya dari negeri ini malah dipertuan. Nenek moyang kita martabatnya telah direndahkan serendah rendahnya. Sbg "generasi tengah", masih sempat mendengar kisah langsung dari tangan pertama akan derita sbg bangsa terjajah yaitu dari penuturan orang tua kita sendiri. Pertanyaannya apakah yg dmkn tdk akan terulang????? Semuanya terpulang kpd kita dan generasi milenial sekarang. 2. Sbg "generasi tengah", yg lahir dan besar ssdh kemerdekaan, masih sempat mendengar kisah bgmn seangkatan ortu kita merebut kemerdekaan ini, ayahku adlh mrpkn salah satu "veteran pejuang kemerdekaan", dg bangga Almarhum di setiap HUT kemerdekaan begini memakai seragam veterannya. Betapa mereka berjuang mempertaruhkan nyawa merebut kemerdekaan ini. Akankah negeri ini dijajah kembali misalnya dalam model yg sdh dimodivikasi??? Tergantung pada generasi penerus kita yg tentunya juga kita "generasi tengah" hrs memberikan keteladanan. Jangan sampai terjadi warning dari Allah seperti tersurat di An-Nahl ayat 112. وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَا نَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَا نٍ فَكَفَرَتْ بِاَ نْعُمِ اللّٰهِ فَاَ ذَا قَهَا اللّٰهُ لِبَا سَ الْجُـوْعِ وَا لْخَـوْفِ بِمَا كَا نُوْا يَصْنَعُوْنَ "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat." Selama kurang lbh 76 tahun kita dikarunia Allah dg: اٰمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَا نٍ Aman, tentram, rezeki berlimpah dg sumber alam (emas-perak-aneka tambang), tersedia minyak di bumi dan dari atas pohon. Tanah subur tongkatpun jadi tanaman. Laut luas penuh daging segar aneka ikan dan perhiasan. Akan tetapi kata Allah selanjutnya: فَكَفَرَتْ بِاَ نْعُمِ اللّٰهِ فَاَ ذَا قَهَا اللّٰهُ لِبَا سَ الْجُـوْعِ وَا لْخَـوْفِ بِمَا كَا نُوْا يَصْنَعُوْنَ Karena penduduknya ingkar nikmat,....... maka: Kepada mereka ditimpakan Allah a. Kesulitan perekonomian (kelaparan). b. Ketakutan, apakah ini dimaksud seperti yg dialami skrg, dg mewabahnya virus corana. Kita pun jadi serba takut beraktivitas, serba takut bersilaturahmi. Serba takut........serba takut.......... Wallahu 'alam bishawab. Namun sbg acuan dapat dijadikan referensi seperti apa yg di tulis Prof. Dr. Hamka di tafsir Al-Azhar juzu' 14 hal 306 bahwa: Asbabun nuzul ayat 112 An Nahl ini, mnrt ket Al-Aufi yg diterima dari Ibnu Abbas adlh kejadian di kota Makkah. Sblmnya mereka aman makmur rejeki berlimpah. Tetapi karena mereka ingkar kpd Allah dan malah mengusir Nabi Muhammad saw. Bbrp waktu stlh mereka mengusir Nabi Muhammad saw Makkah menjadi menderita perekonomiannya, tidak lagi subur makmur, ternak jadi banyak yg mati, hingga penduduk jadi ketakutan, terjadi kelaparan. Sampai akhirnya Abu Sufyan datang ke Madinah mohon kpd Nabi Nuhammad saw agar mendo'akan kpd Allah supaya kemarau dan malapetaka tsb di cabut Allah. Makanya disetiap HUT kemerdekaan patut kiranya kita renungkan, apakah kita semua anak bangsa tdk ternasuk فَكَفَرَتْ بِاَ نْعُمِ اللّٰهِ mengingkari nikmat Allah. Betapa penderitaan nenek moyang kita dijajah dan merebut kemerdekaan. Semoga kita yg masih hidup ini dpt meneruskan perjuangan leluhur kita dg mengisi kemerdekaan ini dg berbuat kebaikan sebagai perwujudan syukur kita kpd Allah, agar tdk termasuk penduduk negeri yg mengingkari nikmat Allah berupa kemerdekaan ini. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 8 Muharram 1443 H. 17 Agustus 2021. (833.08.21).

No comments:

Post a Comment