Friday 20 August 2021

BIBIR di COVID 19

Hampir dua tahun sdh dunia dilanda pandemi covid 19. Perkembangan terakhir muncul pula beberapa varian baru. Para ahli kesehatan berpendapat penularan virus antar manusia melalui butir2 liur (droplet). Ikhtiar menanggulanginya, populer seantero dunia terapkan "normal baru" salah satunya mengenakan masker. Bertemu sesama, berbicara tak terliat lagi gerak bibir. Fungsi bibir dahulu..........: 1. Dulu, gerak bibir dpt diolah dlm berkomunikasi kemudian dipahami maksud terucap walau misalnya kata tak jelas kedengaran. 2. Dulu, bibir dpt mewakili kata walau tidak bersuara, antara lain mengekspresikan senang, setuju, tidak berkenan, menghina dan banyak lagi......... 3. Dulu, bibir dpt jadi media sedekah, berupa "senyum". Sekarang tak dpt lagi, bibir sdh tak tampak tengah dlm posisi apa, karena terbungkus masker. Tapi tak usah khawatir masih banyak media sedekah tersedia. Mengacu hadits dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ “senyummu di hadapan saudaramu adalah (bernilai) sedekah bagimu“ (HR. Tirmidzi) Hikmahnya dg bibir tertutup masker; kita dpt menggantikan dg sedekah2 lainnya tersedia cukup banyak satu diantaranya ber-kata2 yang baik: قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى ۗ وَا للّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ "Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun." (QS. 2 = Al-Baqarah ayat 263) 4. Dulu bibir, untuk wanita menjadi alat mematut rupa. Kini mungkin??? tak digunakan lagi, karena apalah gunanya bibir dihias, toh bibir tertutup masker. Satu sisi menghemat anggaran, disisi lain lipstick yg sdh terbeli ada harapan kadaluarsa. 5. Ada pepatah "bertanam tebu di bibir bertanam periak di hati". Menggambarkan seseorang yg berkata lembut, santun, manis, tetapi hatinya jahat........ Namanya pepatah biarpun bibir dimaskeri tetap aja berlaku. 6. Demikian juga lirik lagu "lain di bibir lain dihati" tentu ndak ada perubahan. Cuma patut juga diingatkan kpd pihak yg sering berjanji, agar ingat janji2nya. Apakah Allah mengkondisikan pemaskeran mulut ini juga disebabkan karena banyak pihak sering berjanji tdk ditepati. Apalagi kalau berjanji sdh dg persaksian Allah; karena Allah wanti2: وَ اَوْفُوْا بِعَهْدِ اللّٰهِ اِذَا عَاهَدْتُّمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْاَ يْمَا نَ بَعْدَ تَوْكِيْدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللّٰهَ عَلَيْكُمْ كَفِيْلًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَ "Dan tepatilah janji dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu melanggar sumpah setelah diikrarkan, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah itu). Sesungguhnya, Allah mengetahui apa yang kamu perbuat." (QS. 16 = An-Nahl ayat 91). Semoga virus corona yg sdh mewabah hampir 2 tahun ini, Allah tarik dari bumi ini. Atau Allah berikan ilham kpd manusia menemukan teknik menjinakkan virus ini, sampai tdk lagi berbahaya buat ummat manusia, agar kembali dpt difungsikan bibir diantaranya "tersenyum". آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 9 Muharram 1443 H. 18 Agustus 2021. (834.08.21).

No comments:

Post a Comment