Sunday 22 October 2017

BERSAHABATLAH jangan seperti TALI TAMBANG.

Nenekku almarhummah, sambil duduk ditangga hlmn depan rumah (rumah panggung). Menasihatkan. Dlm sgl hal dihidup ini Cuk; sedang-sedang jak (dialek daerah mksdnya sedang-sedang aja). Misalnya kau bersahabat, juga jangan kelewat akrab, bgt juga bila menyenangi sesuatu, yg wajar-wajar jak. Makan, minum pun begitu jng berlebihan asal udh hampir kenyang, asal udh hilang haus brentilah.
Sambil cengkarama dg nenek di petang hari itu, dimana tadi sblmnya kami bersama ngumpulkan sampah dedaunan termasuk manggar kelapa kering yg hari itu baru saja lepas dari pohonnya. Dikampung kami skitar 60 th lalu itu, blm ada Perda melarang membakar sampah. Sampah sengaja dibakar di petang hari agr asapnya masih tersisa sampai malam sekaligus pengusir nyamuk. Rumah panggung yg kolongnya dpt masuk truk ukuran besar itu, asap masuk lewat sela-sela lantai kayu belian cukup dpt menjauhkan nyamuk setidaknya sampai menjeleng tidur.
Disuasana santai itu tiba-tiba nenekku menguraikan seutas tali tambang sekira panjang sehasta yg di dpt ktka menumpuk sampah untuk dibakar. Agaknya tali tambang itu potongan bekas tali Sapi hewan ternak kluarga nenek datukku yg kalo malam dikandangkan ndak jauh dari rumah. Nenekku kemudian membuka tiga pintalan tali tambang tadi. Tentu tali tambang menjadi tiga bagian utas tali dan wujudnya tidak lurus lagi, jadinya kriting. Nah beginilah ujar nenek, klau persahabatan yg dipilin terlalu akrab yg berlebihan, jika suatu saat terjadi sesuatu shg "pecah kongsi" maka jadinya sdh tidak baik lagi, tdk lurus lagi, jadi kriting spt ini. Jikapun di pilin atau disatukan kembali tak utuh sprti semula. Kurenungkan skrg nasehat almarhum Nenekku dg peraga seutas tali tambang 60 an tahun lalu itu syarat makna. Bahwa apa saja di dlm kehidupan ini jangan terlalu berlebihan termasuk menjalin persahabatan, menjatuhkan kesetian, meletakkan cinta kasih, kecuali cinta kasih kepada Allah dan Rasulullah. Allah mengingatkan qt semua melalui firman:
قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَآؤُكُمْ وَاَبْنَآؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَ اَمْوَالُ اِ قْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَ مَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَاۤ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَ جِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَ بَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖ ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ
"Katakanlah, Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 24) ayat di atas mengingatkan; Delapan hals yg tak boleh dicintai melebihi cinta kpd Allah dan Rasul-Nya y.i:
1. Anak, 2. Suami/Istri, 3. Orang tua, 4. Saudara, 5. Keluarga termasuk sahabat handai, 6. Harta kekayaan, 7. Perusahaan tempat bekerja termasuk jabatan. 8. Rumah tempat tinggal.
Bila kedelapan hals di atas lebih dicintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjuang di jalan Allah, maka Allah tdk memberikan petunjuk. Bila qt tdk mendpt petnjuk Allah niscaya qt akan tersesat dlm menjlani hidup ini. Tentu qt smua tak mau tersesat dlm hidup ini, sebab hidup ini sementara dan selanjutnya kehidupan ini akan qt tinggalkan, untuk menuju kehidupan yg abadi di akhirat melalui bekal amal kebaikan sesuai petunjuk Allah di dunia ini. Wallahu a'lam bishawab. Barakallahu fikum

No comments:

Post a Comment