Menyoal
kreatifitas, bangsa kita ini tak dapat dikatakan kurang, baik dalam produk
barang, produk jasa maupun produk ide. Di TV ditayangkan seorang ibu di Jawa
Tengah mengolah 20 jenis makanan ringan dan 1 jenis sirop dari bahan baku
“Waluh”, atau “Labu Merah” kata orang Jakarta. Masa kecilku kukenal buah ini
dengan nama “Labu Perenggi”.
Ini
“Labu Perenggi” tahan disimpan bertahun- tahun asalkan dipenuhi dua syarat
yaitu: Pertama; tampuknya/tangkainya
tidak boleh lepas dari buahnya dan tidak boleh cacat/luka di badan buah. Kedua;
ini buah bagaikan berjiwa, kalau dikagetkan dia juga akan membusuk, jantungan
ngkali. Misalnya dianya/si buah disimpan di dalam gudang,……. Kemudian
pelan-pelan kita membuka pintu gudang, kemudian dibentak dengan suara keras
seperti mengagetkan seseorang. Perhatikanlah bahwa tak lama berselang “Labu
Perenggi” beberapa buah diantaranya
(kalau disimpan banyak), akan ada yang membusuk. Rupanya yang membusuk tersebut
adalah yang lemah jantungnya, dikagetkan dia mati, sedangkan yang kuat
jantungnya akan bertahan. Namun bila terus dikagetkan maka semua labu-labu itu
akan membusuk. Percaya? Silahkan coba,
Itu
sekedar ilustrasi, para pembaca FB yang budiman, dalam tulisan ini saya ingin
berbagi informasi tentang hasiat dari “Labu Perenggi” sebagai TOMBO MAAG. Di
informasikan di dalam Al-Qur’an surat Ash-Shaafat ayat 45-46;
145. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia
dalam keadaan sakit
146. Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.
Bahwa
nabi Yunus dimuntahkan oleh ikan yang menelannya ditepi suatu pantai yang
landai dan tandus. Allah tumbuhkan tanaman sejenis labu (Wallahu alam apakah
“Labu Perenggi”). Dengan labu itulah nabi Yunus makan untuk mempertahankan
hidupnya. Ini dapat diambil tamsil bahwa, seseorang yang lama sudah tidak makan
(nabi Yunus di dalam perut Ikan entah berapa lama), tentu lambung dan ususnya
sudah lama tidak mengolah makanan dan oleh karena itu maka tidak layak untuk
langsung mengkonsumsi makanan yang biasa, tetapi harus yang gampang dicerna.
Itulah mungkin dipilihkan oleh Yang Maha Kuasa, makanan pertamanya, Labu.
Orang
yang tinggal di pesisir pantai, kalau menemukan orang terdampar di tepi pantai,
lantaran kapalnya pecah atau kecelakaan pelayaran, tidak langsung memberikan
makanan biasa kepada orang terdampar itu. Orang tersebut dimandikan dengan air
didih nasi (tajin bahasa jawa). Kemudian berangsur disuapkan air tajin tadi
beberapa sendok dan kemudian beberapa hari baru boleh diberi makan bubur dan
seterusnya makan nasi.
Analog
dengan itu, bagi yang mengalami gangguan pencernaan, gangguan lambung atau MAG. untuk mengendalikannya adalah tepat jika
mengkonsumsi “Labu Perenggi” sebagai Tombo
(obat).
Bahan-bahan
ramuan TOMBO Maag tersebut:
1. 250
grams Labu Perenggi
2. Agar-agar
setengah bungkus, kira-kira 3,5 grams
3. Air 650-700 ml
4. Madu
1 sendok makan
Cara
mengolahnya:
1. Campur
agar-agar dengan air 400 ml panaskan dan aduk hingga mendidih, dinginkan sampai
beku.
2. Cuci
bersih Labu Perenggi, biarkan kulitnya tetap menempel, pisahkan biji yang masih
melekat.
3. Masukkan
irisan labu perenggi dengan kulit-kulitnya ke dalam belanga sepadan dengan
bahan.
4. Masukkan
air ke dalam belanga
5. Letakkan
belanga di atas kompor menyala dengan api sedang, sekitar 15 menit dan kemudian
kecilkan api kompor sekitar 15 menit lagi sampai air yang ada di dalam menyusut
kira-kira seperempatnya, jadi masih tersisa kira-kira tigaperempatnya.
6. Setelah
hangat kuku, masukkan labu, air rebusan labu tersebut, berikut madu dan
agar-agar yang sudah beku ke dalam Blender.
7. Putar
Blender sampai seluruh bahan tercampur dan halus.
8. Masukkan
dalam gelas siap diminum, boleh dengan sendok atau sedotan.
Hasil
olahan ramaun ini diminum sambil dan sesudah makan malam, bagi yang keluhan Mag
ringan. Bagi yang agak berat, dapat dilakukan setiap makan pagi siang dan
malam. Silahkan coba, sepertinya tidak punya efek sampingan. Bila sakit
berlanjut hubungi dokter. Memberi kesembuhan adalah hak mutlak Allah, berobat
adalah ikhtiar.
No comments:
Post a Comment