Tuesday 4 February 2014

TOMBO MAAG



Menyoal kreatifitas, bangsa kita ini tak dapat dikatakan kurang, baik dalam produk barang, produk jasa maupun produk ide. Di TV ditayangkan seorang ibu di Jawa Tengah mengolah 20 jenis makanan ringan dan 1 jenis sirop dari bahan baku “Waluh”, atau “Labu Merah” kata orang Jakarta. Masa kecilku kukenal buah ini dengan nama “Labu Perenggi”.
Ini “Labu Perenggi” tahan disimpan bertahun- tahun asalkan dipenuhi dua syarat yaitu: Pertama;  tampuknya/tangkainya tidak boleh lepas dari buahnya dan tidak boleh cacat/luka di badan buah. Kedua; ini buah bagaikan berjiwa, kalau dikagetkan dia juga akan membusuk, jantungan ngkali. Misalnya dianya/si buah disimpan di dalam gudang,……. Kemudian pelan-pelan kita membuka pintu gudang, kemudian dibentak dengan suara keras seperti mengagetkan seseorang. Perhatikanlah bahwa tak lama berselang “Labu Perenggi”  beberapa buah diantaranya (kalau disimpan banyak), akan ada yang membusuk. Rupanya yang membusuk tersebut adalah yang lemah jantungnya, dikagetkan dia mati, sedangkan yang kuat jantungnya akan bertahan. Namun bila terus dikagetkan maka semua labu-labu itu akan membusuk. Percaya?  Silahkan coba,
Itu sekedar ilustrasi, para pembaca FB yang budiman, dalam tulisan ini saya ingin berbagi informasi tentang hasiat dari “Labu Perenggi” sebagai TOMBO MAAG. Di informasikan di dalam Al-Qur’an surat Ash-Shaafat ayat 45-46;
145. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit
146. Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.


Bahwa nabi Yunus dimuntahkan oleh ikan yang menelannya ditepi suatu pantai yang landai dan tandus. Allah tumbuhkan tanaman sejenis labu (Wallahu alam apakah “Labu Perenggi”). Dengan labu itulah nabi Yunus makan untuk mempertahankan hidupnya. Ini dapat diambil tamsil bahwa, seseorang yang lama sudah tidak makan (nabi Yunus di dalam perut Ikan entah berapa lama), tentu lambung dan ususnya sudah lama tidak mengolah makanan dan oleh karena itu maka tidak layak untuk langsung mengkonsumsi makanan yang biasa, tetapi harus yang gampang dicerna. Itulah mungkin dipilihkan oleh Yang Maha Kuasa, makanan pertamanya,  Labu.
Orang yang tinggal di pesisir pantai, kalau menemukan orang terdampar di tepi pantai, lantaran kapalnya pecah atau kecelakaan pelayaran, tidak langsung memberikan makanan biasa kepada orang terdampar itu. Orang tersebut dimandikan dengan air didih nasi (tajin bahasa jawa). Kemudian berangsur disuapkan air tajin tadi beberapa sendok dan kemudian beberapa hari baru boleh diberi makan bubur dan seterusnya makan nasi.
Analog dengan itu, bagi yang mengalami gangguan pencernaan, gangguan lambung atau  MAG. untuk mengendalikannya adalah tepat jika  mengkonsumsi “Labu Perenggi” sebagai Tombo (obat).
Bahan-bahan ramuan TOMBO Maag tersebut:
1.     250 grams Labu Perenggi
2.     Agar-agar setengah bungkus, kira-kira 3,5 grams
3.     Air  650-700 ml
4.     Madu 1 sendok makan
Cara mengolahnya:
1.     Campur agar-agar dengan air 400 ml panaskan dan aduk hingga mendidih, dinginkan sampai beku.
2.     Cuci bersih Labu Perenggi, biarkan kulitnya tetap menempel, pisahkan biji yang masih melekat.
3.     Masukkan irisan labu perenggi dengan kulit-kulitnya ke dalam belanga sepadan dengan bahan.
4.     Masukkan air ke dalam belanga
5.     Letakkan belanga di atas kompor menyala dengan api sedang, sekitar 15 menit dan kemudian kecilkan api kompor sekitar 15 menit lagi sampai air yang ada di dalam menyusut kira-kira seperempatnya, jadi masih tersisa kira-kira tigaperempatnya.
6.     Setelah hangat kuku, masukkan labu, air rebusan labu tersebut, berikut madu dan agar-agar yang sudah beku ke dalam Blender.
7.     Putar Blender sampai seluruh bahan tercampur dan halus.
8.     Masukkan dalam gelas siap diminum, boleh dengan sendok atau sedotan.
Hasil olahan ramaun ini diminum sambil dan sesudah makan malam, bagi yang keluhan Mag ringan. Bagi yang agak berat, dapat dilakukan setiap makan pagi siang dan malam. Silahkan coba, sepertinya tidak punya efek sampingan. Bila sakit berlanjut hubungi dokter. Memberi kesembuhan adalah hak mutlak Allah, berobat adalah ikhtiar.

No comments:

Post a Comment