Soal
kreatif, bangsa kita tidak kalah dengan bangsa manapun di dunia. Pernah kutulis
tentang seorang Ibu di Jawa tengah mengolah makanan dari bahan baku waluh.
Bukan saja produk barang, dalam produk jasa dan ide juga tak kurang kreatifnya bangsa
kita, misalnya ada yang punya ide nyari duit dengan perantara do’a, santer diistilahkan
dengan “do’a berbayar”. Ada lagi di Jawa Tengah orang berkreasi memalsukan air
Zam-zam yang konon meraup keuntungan milyaran. Kalau anda tawaf di Ka’bah yang
punya kreatif untuk mengkomersilkan mencium Hajar Aswat beberapa tahun terakhir
ini juga orang Indonesia. Saya kurang jelas apakah kreatifitas ini pantas
diapresiasi atau justru dicaci.
Kreasi
mengkomersilkan mencium Hajar Aswat itu setau ku baru terjadi kurang lebih lima
tahun belakangan ini. Pertama ku kesana tahun 1991 belum ada, sampai sekitar
tahun 2000, tahun 2001 juga tahun 2007 belum begitu terdengar, tahun 2012 demikian
agresifnya para pengawal mencium Hajar Aswat itu memasarkan jasa mereka. Kadang
agak memaksa dan tak jarang mereka mengeluarkan kata-kata tak pantas di depan
Ka’bah. Misalnya kalau orang yang ditawarinya (dalam bahasa Indonesia) itu
tidak merespon, tak segan mereka mengatakan “tuli” atau “bisu”. Menurut yang
pernah terlanjur menggunakan jasa mereka, bahwa mereka juga tak segan melakukan
pemerasan, dengan meminta tambahan bayaran yang tidak wajar. Apalagi kalau
pengguna jasa dengan mereka, sebelumnya belum bernegosiasi tarif yang jelas.
Suasana
di sekitar Ka’bah semakin tahun memang semakin padat, tambahan lagi sekarang
masih dalam renovasi besar-besaran bangunan di Masjidil Haram. Situasi ini
dimanfaatkan benar oleh orang Indonesia yang bermoral tidak baik itu untuk
berbuat jahat bagi bangsanya sendiri. Kadang dengan bujuk rayu seperti akan
menolong.
Jadi
rupanya kecenderungan berbuat tidak baik, merugikan orang lain, bukan saja
dilakukan di tanah air, ditempat suci itupun orang sudah berani. Dengan demikian
cukuplah sudah nampaknya kebobrokan mental sebagian kecil anak bangsa ini.
Untung sebagian besar masih banyak yang baik, kalau tidak, mungkin bangsa ini akan segera lenyap dari
peta bumi.
Satu
pegangan yang mungkin dapat dipergunakan di keadaan sekarang ini baik di
lingkungan anda, di pasar dan tempat ramai termasuk di tanah suci sekalipun. Baik
urusan sosial atau ekonomi dan bisnis. Kepada setiap orang yang belum dikenal
kita harus “BERANGKAT DARI TIDAK PERCAYA, SEPANJANG BELUM DAPAT DIBUKTIKAN
BAHWA ORANG TERSEBUT DAPAT DIPERCAYA” Jangan sebaliknya “Mempercayai seseorang
sebelum terbukti bahwa orang itu tidak dapat dipercaya”.
No comments:
Post a Comment