Monday 10 February 2014

KREATIF




Soal kreatif, bangsa kita tidak kalah dengan bangsa manapun di dunia. Pernah kutulis tentang seorang Ibu di Jawa tengah mengolah makanan dari bahan baku waluh. Bukan saja produk barang, dalam produk jasa dan ide juga tak kurang kreatifnya bangsa kita, misalnya ada yang punya ide nyari duit dengan perantara do’a, santer diistilahkan dengan “do’a berbayar”. Ada lagi di Jawa Tengah orang berkreasi memalsukan air Zam-zam yang konon meraup keuntungan milyaran. Kalau anda tawaf di Ka’bah yang punya kreatif untuk mengkomersilkan mencium Hajar Aswat beberapa tahun terakhir ini juga orang Indonesia. Saya kurang jelas apakah kreatifitas ini pantas diapresiasi atau justru dicaci.
Kreasi mengkomersilkan mencium Hajar Aswat itu setau ku baru terjadi kurang lebih lima tahun belakangan ini. Pertama ku kesana tahun 1991 belum ada, sampai sekitar tahun 2000, tahun 2001 juga tahun 2007 belum begitu terdengar, tahun 2012 demikian agresifnya para pengawal mencium Hajar Aswat itu memasarkan jasa mereka. Kadang agak memaksa dan tak jarang mereka mengeluarkan kata-kata tak pantas di depan Ka’bah. Misalnya kalau orang yang ditawarinya (dalam bahasa Indonesia) itu tidak merespon, tak segan mereka mengatakan “tuli” atau “bisu”. Menurut yang pernah terlanjur menggunakan jasa mereka, bahwa mereka juga tak segan melakukan pemerasan, dengan meminta tambahan bayaran yang tidak wajar. Apalagi kalau pengguna jasa dengan mereka, sebelumnya belum bernegosiasi tarif yang jelas.
Suasana di sekitar Ka’bah semakin tahun memang semakin padat, tambahan lagi sekarang masih dalam renovasi besar-besaran bangunan di Masjidil Haram. Situasi ini dimanfaatkan benar oleh orang Indonesia yang bermoral tidak baik itu untuk berbuat jahat bagi bangsanya sendiri. Kadang dengan bujuk rayu seperti akan menolong.
Jadi rupanya kecenderungan berbuat tidak baik, merugikan orang lain, bukan saja dilakukan di tanah air, ditempat suci itupun orang sudah berani. Dengan demikian cukuplah sudah nampaknya kebobrokan mental sebagian kecil anak bangsa ini. Untung sebagian besar masih banyak yang baik, kalau tidak,  mungkin bangsa ini akan segera lenyap dari peta bumi.
Satu pegangan yang mungkin dapat dipergunakan di keadaan sekarang ini baik di lingkungan anda, di pasar dan tempat ramai termasuk di tanah suci sekalipun. Baik urusan sosial atau ekonomi dan bisnis. Kepada setiap orang yang belum dikenal kita harus “BERANGKAT DARI TIDAK PERCAYA, SEPANJANG BELUM DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA ORANG TERSEBUT DAPAT DIPERCAYA” Jangan sebaliknya “Mempercayai seseorang sebelum terbukti bahwa orang itu tidak dapat dipercaya”.


No comments:

Post a Comment