Sunday 3 July 2011

SENI “PERAN”

Profesi menarik saat ini adalah aktor & aktris, dari profesi ini membuat orang jadi terkenal, bahkan belakangan di tanah air, banyak aktor dan aktris karena ketenarannya terpilih mewakili rakyat duduk di parlemen, beberapa diantaranya menang dalam pilkada. Memang profesi sebagai bintang ini sejak dahulupun ketika masih layar tancap dan bioskop; seni peran (artis) adalah menjadi idola masyarakat, apalagi kini dengan semakin banyaknya media televisi, seni peran semakin mendapat tempat dihati masyarakat. Saking hebatnya bintang film, apa saja yang dilakonkannya di pentas akan diikuti oleh masyarakat, utamanya para remaja. Kampung saya semasa esempe, karena waktu itu lagi terkenal film cow boy (koboi), anak-anak esempe teman saya gandrung menirukan model pakaian “anak muda” (pemeran utama) film tersebut. Walau kegandrungan itu oleh orang tua dan para pendidik dianggap kurang sopan. Dengan sembunyi-sembunyi diluar sekolah pemuda esempe waktu itu gemar berpakaian dengan baju yang krag (leher baju) diberdirikan, kancing baju dibuka dua atau tiga dari atas, sementara ujung baju satu dengan lainnya diikat disimpulkan. Fenomena demikian setidaknya di kampung saya adalah menunjukkan betapa besar pengaruh “pemeran” terhadap penontonnya.

Kebetulan dalam perjalanan hidup ini, saya pernah menjadi terkenal setidaknya di provinsi asal saya, karena pernah menjadi angkasawan RRI sekitar 1967 sampai 1971. Selain mendapat tugas sebagai penyiar dan wartawan, juga ikut menjadi “pemeran” dalam sandiwara radio. Maklum waktu itu TV belum marak, belum ada sinetron, sandiwara radio sangat ditunggu mengudaranya oleh masyarakat baik di kota apalagi di pedesaan. Tentu saja diinfromasikan siapa nama diri sebagai siapa dia berperan dalam sandiwara radio tersebut. Ketika mendapat tugas sebagai wartawan ke daerah-daerah, begitu pemuda-pemuda mengetahui akan halnya pemeran sandiwara radio itu ada di tengah mereka, bukan main sambutannya, dapat mengalahkan pejabat yang kita ikuti dalam tugas jurnalistik itu. Seingat saya waktu itu simpatisan tidak minta tanda tangan, tapi berusaha berkenalan dan berjabat tangan. Surat-surat tanda simpati banyak mengalir ke studio RRI Pontinak dari seluruh pelosok Kalimantan Barat, umumnya mengatakan senang dan salutasi. Terus terang di era itu seni peran tersebut belum menjanjikan seperti sekarang ini, paling banter jika ada acara resmi sampai acara perkawinan diminta menjadi MC (pembawa acara).

Sekarang “seni peran” dan kemampuan “pengarah acara” itu sudah merupakan profesi yang diminati banyak anak muda, sebab menjadi ladang uang dan jenjang mencapai popularitas untuk menuju sukses dalam kehidupan. Tak heran untuk jadi “pemeran” atau “presenter” tidak lagi tiba-tiba bisa muncul seperti tempo doeloe, tetapi melalui pendidikan dan bahkan seseorang yang mempunyai ijazah bidang itupun untuk jadi “pemeran” atau “presenter” harus melalui test.

Seseorang dinilai sukses dalam melakonkan suatu peran, apabila dia sanggup memerankan sesuai tuntutan scenario dan arahan sutradara. Outputnya adalah penonton apresiasi. Jika ditayangkan di layar kaca akan menaikkan ratting dari media televisi yang menayangkannya. Selanjutnya pemeran atau artis yang sukses tersebut mempunyai nilai jual yang tinggi, akan ditawari lagi membintangi berbagai lakon. Tentu orang ini mempunyai kemampuan akting sesuai dengan tuntutan alur cerita dan sebagai apa ia berperan. Semakin baik dia memerankan peranan yang ditugaskan kepadanya, maka semakin terkenal dia, seiring dengan itu honor yang bersangkutan akan tinggi untuk kontrak-kontrak selanjutnya.

Bahwasanya kita hidup di alam dunia ini adalah ditugaskan Allah untuk melakonkan sesuai dengan peran yang diberikan kepada kita. Kalau kita sukses menjalankan lakon tersebut akan dibayar oleh Allah dengan ganjaran yang setimpal, yaitu berupa pengampunan dosa dan memasukkan ke dalam rahmat-Nya di dunia dan di akhirat dimasukkan ke dalam surga.

Lakon yang diberikan kepada manusia dapat dikelompokkan sebagai Halifah, sebagai Abdi Allah dan Peran individu.

1. Peran sebagai Halifah di muka bumi

Wa iz qala rabbuka lil malaa ikatti inni jai’lun fil ardhi khalifah (Qs Al-Baqarah 30)

30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."

Terjemahan bebas dari “halifah” adalah orang diberi otorisasi untuk melakukan sesuatu untuk dan atas nama pemberi otorisasi. Pemberi otorisasi adalah Allah, Tuhan pencipta alam ini. Di pundak halifah dibebankan tugas untuk mengatur kehidupan para penghuni dunia ini. Penghuni dunia ini yang berada di alam nyata yang dapat di indera adalah manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan serta bumi air di alam semesta ini semua. Halifah berfungsi untuk mengatur keserasian antara manusia dengan manusia, manusia dengan semesta alam itu. Sebagai wakil Allah dibumi ini harus menempatkan diri menciptakan keadilan, keamanan, ketertiban bertujuan untuk kemakmuran kehidupan, rahmat untuk seluruh alam. Manusia termasuk sukses, apabila ia dapat berperan dengan baik sesuai scenario Allah sebagai “halifah” dimuka bumi sebagaimana dimaksudkan diciptakannya manusia. Bila seseorang sukses berperan sesuai peruntukannya tersebut, akan mendapatkan reward dari Allah dengan ganjaran yang tinggi.

2. Peran sebagai Abdi Allah

Allah menciptakan manusia yang diangkat sebagai halifah untuk mengatur hubungan antar manusia dan manusia dengan mahluk ciptaan Allah lainnya, seperti telah disebut di butir 1 di atas. Selain itu manusia sebagai orang perorangan diciptakan Allah adalah untuk mengabdi kepada Allah seperti diberitahukan Allah “wama khalaqtul jinna wal insa illa liya’ buduun” (Qs Adz Dzariyaat 56).

Pengabdian kepada Allah dapat dikelompokkan, berupa ibadah:

a. Langsung kepada Allah

Adalah ibadah yang diperintahkan oleh Allah yang tata caranya diberikan petunjuk oleh Rasulullah. Secara sederhana ibadah langsung kepada Allah mengacu kepada rukun Islam, mulai dari mengucapkan dua kalimat syahadat, Shalat 5 kali sehari semalam, zakat bagi yang memenuhi syarat, puasa di bulan Ramadhan, haji bagi yang mampu. Setiap ibadah yang wajib itu diikuti rangkaian ibadah sunat. Syahadat diikuti ibadah sunat yaitu zikir, shalat wajib diiikuti oleh shalat-shalat sunat, Zakat diikuti oleh shadaqah, Puasa wajib diikuti oleh puasa-puasa sunat. Ibadah wajib haji diikuti dengan sunat melaksanakan umrah.

b. Tidak langsung kepada Allah.

Berupa amal baik yang diridhai Allah, dicontohkan oleh Rasulullah. Ibadah ini erat kaitannya dengan hubungan dengan hamba Allah, baik dengan sesama manusia maupun dengan makhluk Allah lainnya seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan. Islam mengajarkan bahwa menyiksa hewan, merusak tumbuh-tumbuhan tergolong perbuatan dosa, apalagi menyiksa sesama manusia seperti yang dilakukan oleh sebagian orang Saudi terhadap pembantunya yang TKW Indonesia itu. Jelas mereka melawan ajaran Islam yang oleh Allah ditaqdirkan mulai dari negeri mereka itu. Tegasnya bahwa adalah pengabdian kepada Allah dengan berbuat baik kepada seluruh makhluk Allah, terkait dengan Ibadah sekaligus peran manusia sebagai halifah dimuka bumi. Berbuat baik dimaksud bila diniatkan untuk mengharapkan keridhaan Allah semata, tidak terkembar niat untuk popularitas misalnya, maka akan diganjar dengan pahala oleh Allah. Dengan demikian yang bersangkutan telah membuktikan bahwa ia sanggup berperan sebagai halifah dan abdi Allah.

3. Peran Individu.

a. Taqdir Qodrati

Pada pokoknya manusia diciptakan Allah dalam 2 jenis yaitu lelaki dan perempuan. Ini adalah taqdir kodrati yang tak dapat ditolak dan juga tak dapat diminta. Bila ditaqdirkan sebagai lelaki, haruslah yang bersangkutan dapat berperan dengan baik sebagai seorang lelaki yang nantinya bila membentuk rumah tangga dapat bertanggung jawab kepada keluarga, dapat memimpin keluarga mengarahkan isteri dan anak-anak keturunannya menjadi hamba Allah yang taqwa. Demikian pula bila ditaqdirkan menjadi perempuan, iapun dapat berperan dengan sebaik-baiknya, bila kelak membentuk keluarga, harus dapat bersama-sama dengan suaminya menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, mempunyai anak keturunan yang berakhlaq mulia menjadi insan yang taqwa sesuai dengan tujuan Allah menciptakan manusia.

b. Taqdir Ikhtiari

Selanjutnya disamping secara kodrati manusia diciptakan sebagai lelaki dan perempuan, Allah juga memberikan peran di dalam masyarakat kepada masing-masing orang, sejalan dengan ikhtiar yang ia lakukan. Diantara manusia ada yang menjadi ustadz atau guru, ada yang menjadi PNS ada yang menjadi pejabat negara, ada yang menjadi buruh, nelayan, petani, tentara, polisi dan berbagai profesi. Keadaan kehidupan dari sudut harta, ada yang hidup sederhana, pas-pasan, kaya raya dan adapula yang miskin. Itu semua adalah peranan yang diberikan Allah untuk manusia dalam bentuk taqdir ikhtiari. Seseorang akan sukses bila yang bersangkutan sanggup memerankan dengan baik peranan yang diberikan Allah kepadanya itu. Bila giliran menjadi pejabat negara yang bersangkutan sanggup memerankan mengemban amanah yang diberikan kepadanya, tidak berkhianat dengan menyalah gunakan jabatan untuk memperkaya diri, benar-benar memikirkan dan berbuat untuk kepentingan masyarakat yang untuk itu ia diangkat diberi peran sebagai pejabat negara. Giliran berperan sebagai rakyat, harus berperan taat kepada pimpinan dan aturan kemasyarakatan yang berlaku tidak membuat keonaran dan mengganggu ketertiban umum. Kalau diberi peran menjadi orang kaya, sanggup memanfaatkan harta kekayaan di jalan yang diridhai Allah. Jika kebetulan diberi peran menjadi orang serba kekurangan, sanggup berperan dengan baik yaitu tetap sabar dan tetap tidak menyurutkan ibadah kepada Allah. Pokoknya sebagai apapun berperan, jika dapat melaksanakan seni peran itu dengan baik, Allah akan membayarnya berlipat ganda.

Semoga masing-masing kita dapat memerankan peran kita masing-masing dengan baik, tentu harapan kita dan do’a kita kiranya Allah berkenan memberikan peran kepada kita peran yang tidak sulit kita melaksanakannya, sehingga kita dengan mudah meraih sukses dalam memerankannya.

No comments:

Post a Comment