Thursday 2 June 2011

HALALKAH SEMUA REZEKI KITA ?

Ibu setengah baya, bertanya ketika selesai suatu ceramah . “Pak kenapa dalam do’a sesudah sholat dhuha kita meminta kepada Allah, jika ada rezeki kami yang haram bersihkanlah”. Pertanyaan ibu tersebut memang relevan karena topik bahasan penceramah tentang do’a ketika duduk diantara dua sujud dalam sholat yaitu ada delapan permintaan kita dalam do’a itu kepada Allah. Yaitu:

1. Minta ampunan atas segala dosa (Rabbighfirlii),

2. Minta dikasihani (Warhamnii)

3. Minta dicukupkan (Wajburnii)

4. Minta angkat level drajat kedudukan (Warfa’nii)

5. Mohon kemudahan rezeki (Marzuqnii)

6. Minta petunjuk (Wahdinii)

7. Minta Kesehatan (Wa’aafinii)

8. Mohon hapuskan segala kesalahan (Wa’fuannii)

Andaikan kedelapan doa ini saja diperkenankan Allah sudah cukuplah kebutuhan dasar hidup kita di dunia ini sampai akhirnya berpulang kerakhmatullah.

Secara singkat pokok-pokok pembicaraan tentang kedelapan butir do’a dalam ceramah sesudah shalat ashar sampai maghrib itu adalah:

Ampunan Dosa, Tidak seorang manusiapun yang menjalani hidup ini terbebas dari dosa, oleh karena itu maka setiap sholat kita bermohon Allah mengampunkan segala dosa kita. Alangkah ruginya manusia bila dosa-dosanya tidak diampuni Alllah.

Mohon dikasihani Allah, Walau dosa telah terampuni dan segala amal kebajikan diterima Allah, belumlah cukup untuk menusia mendapatkan kebahagiaan di dunia apalagi di akhirat. Manusia hanya berbahagia di akhirat bila dimasukkan Allah kedalam surga-Nya. Sedangkan untuk masuk kedalam surga itu tidak akan mungkin cukup amal kebaikan kita sebagai imbalannya kendati seluruh dosa telah diampuni, apalagi dosa tidak terampuni, kita dapat masuk ke dalam surga hanya dengan belas kasihan Allah. Sementara itu kehidupan di duniapun tidak akan bahagia kalau bukan karena belas kasihan Allah yang diberikan-Nya kedalam kehidupan kita. Walau hidup dengan banyak harta, pangkat dan kedudukan yang tinggi, tidak akan merasakan bahagia hidup di dunia apabila tidak adanya belas kasihan Allah, dengan diberikan Allah rasa ketenraman, kedamaian dan keamanan dalam kehidupan berumah tangga, bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Kecukupan, sesungguhnya kepuasan hidup itu bukan lantaran banyak apalagi berlebih-lebihan. Orang akan puas bilamana cukup. Sebab itulah diajarkan untuk minta kecukupan, atau untuk minta dicukupkan. Andaikan anda haus yang diperlukan adalah minum air secukupnya untuk menghilangkan dahaga, akan tidak mengenakkan kalau haus telah hilang terus-menerus minum, sekurang-kurangnya perut kembung. Demikian juga manakala lapar dibutuhkan makanan sehingga hilang laparnya, tetapi kalau terus menerus diisi makanan bahkan akibatnya akan muntah. Doa ini juga mengandung makna mohon dicukupkan, jika memperoleh rezeki yang sedikit, memohon diberikan Allah keberkatan sehingga menjadi cukup. Jadi kalau begitu berkah itu cukup sesuai kebutuhan.

Drajat, bahwa di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat nanti setiap orang akan menempati level masing-masing sesuai kehendak Allah dengan ikhtiar dari sebab amal masing-masing. Kita memohon kepada Allah agar digerakkan hati dan diberikan kondisi yang memungkinkan untuk kita berupaya sehingga mendapat kedudukan yang baik di dunia ini dan di akhirat nanti. Agar dalam upaya kita meraih kedudukan yang baik dalam pekerjaaan, dalam masyarakat selama hidup di dunia ini mendapatkan bimbingan Allah. Selanjutnya amal kebaikan yang kita lakukan diterima Allah terhindar dari hal-hal yang membatalkannya dengan harapan diganjar Allah dengan drajat yang tinggi kelak di alam akhirat.

Rezeki, adalah segala sesuatu karunia Allah berupa kenikmatan, kepuasan dan kegembiraan. Selalu kita memohon kepada Allah karena kita meyakini bahwa Allah lah yang meluaskan dan menyempitkan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Sehat, adalah anugerah Allah yang tak ternilai harganya, karena betapapun banyak harta, betapapun tinggi martabat dan kedudukan, seseorang bila dalam keadaan sakit semua harta dan jabatan tidak lagi ada artinya. Oleh karena itulah maka senantiasa kita meminta dapat selalu diberikan kesehatan.

Hapus segala dosa. Pada do’a pertama dari delapan butir do’a permohonan ampunan, sedangkan diakhir diulangi mohon dihapuskan dosa. Bila dalam do’a pertama permohonan hanya ampunan, sedang yang terakhir bukan saja minta diampuni tetapi segala dosa mohon dihapuskan sehingga tidak ada lagi bekasnya.

Menanggapi pertanyaan seusai shalat maghrib oleh ibu tadi. Bila ditelusuri secara mendalam maka dengan cara apapun kita mencari rezeki hampir sulit untuk terhindar tercampurnya yang diperoleh dari unsur-unsur yang haram. Itulah sebabnya kita senantiasa meminta kepada Allah dengan salah satu butir do’a selesai shalat dhuha “wa in kana harraman fatahhirhu (jika haram sucikanlah)”,

Untuk melengkapi jawaban itu, maka sebagai contoh dapat disajikan suatu perhitungan misalkan saja seseorang yang mencari rezeki dengan menjadi pegawai dengan teknik menghitung “waktu kerja effektif dalam setahun dikaitkan dengan berapa upah kerja yang bersangkutan

Jumlah hari dalam satu tahun = 365 hari

Hari-hari tidak bekerja:

a) Hari Sabtu & Minggu rata-rata setahun = 106 hari

b) Cuti tahunan = 12 hari

c) Libur nasional rata-rata setahun = 17 hari

d) Pendidikan rata-rata per pegawai setahun = 10 hari

e) Sakit/izin/absent per pegawai rata-rata/th = 5 hari

Jumlah = 150 hari

Hari kerja effektif dalam setahun = 215 hari

Waktu kerja setiap hari 8 jam atau = 480 menit

Waktu tidak bekerja pada jam kerja

a) Istirahat = 60 menit

b) Ke Kamar kecil = 30 menit

c) Baca Koran/referensi = 30 menit

Jumlah = 120 menit

Waktu kerja effektif dalam sehari = 360 menit

waktu kerja effektif setiap karyawan setahun 215 x 360 = 77.400 menit

Dalam sebulan waktu kerja effektif 77.400 : 12 = 6.450 menit.

Jika seorang pegawai mendapat gaji Rp 6.450.000,- per bulan berarti tiap menit yang bersangkutan bergaji Rp 1.000,- . Pegawai dengan gaji seperti tersebut, jika ada penggunaan waktu tidak untuk bekerja di dalam waktu kerja, setiap 1 menit berarti sudah dapat digolongkan tidak halal sebesar Rp 1000,-. Karena waktu tersebut seharusnya digunakan untuk kerja yang untuk itu dia digaji. Tapi siapalah yang dapat secermat itu memperhitungkan. Semuanya hanya diserahkan kepada Allah dan wajarlah jika kita berdoa mohon disucikan jika ada diantara rezeki yang kita peroleh adalah haram. Dengan penjelasan ini kita memahami maksud ajaran agama Islam ketika sholat dhuha dengan doa “bila didalam rezekiku ada yang haram mohon disucikan”, berarti tidak semua rezeki yang kita peroleh itu 100% halal. Semoga Allah mengabulkan do’a hambanya yang rutine mengerjakan sholat sunat dhuha dan mengamalkan do’a tersebut. Terimakasih kepada ibu yang menanyakan perkara ini ketika itu, sehingga terlintas ide untuk menjelaskannya dengan contoh perhitungan memakai pengandaian pegawai yang mendapat upah bulanan. Demikian juga adanya dengan jalan rezeki yang lain, telaahlah secara cermat insya Allah di dalamnya ditemukan atau tidak luput akan unsur yang meragukan kehalalannya. Akhirnya hanya kepada Allah lah berserah diri semua apa yang ada dilangit dan apa yang dibumi, baik secara sukarela maupun secara terpaksa. Kita serahkan semuanya kepada Allah dengan sukarela untuk mohon disucikan rezeki yang kita peroleh apabila di dalamnya terdapat unsur yang haram.

2 comments:

  1. ust.mohon penjelasan terkati waktu dalam point di awal ,Hari Sabtu & Minggu rata-rata setahun = 106 hari, cara hitung nya gimana, terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dalam sebulan, kadang ada hari Minggu 5 kali, hari Sabtu; 5 kali. Untuk memudahkan perhitungan, dijadikan (5 x2) + (2 x 48)= 106.
      Terimakasih atas kementarnya.

      Delete