Wednesday 29 September 2010

TIGA PRINSIP HIDUP MUSLIM



Setiap orang beriman pasti menyadari bahwa hidup di dunia ini, dalam batas waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh Allah SWT seperti tercantum dalam surat Al- Anam ayat 2 ….




Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah i

tu ditentukannya ajal (kematianmu)

, dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Allah sendirilah mengetahuinya), kemudian ka

mu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).

Usia manusia berbeda satu sama lainnya,

begitu juga amalnya. Setiap orang amat menyadari bahwa diri ini tidak mungkin selamanya tinggal di dunia ini. Semua kita memahami bahwa kita entah sebentar lagi, entah besok, entah lusa, entah kapan tetapi pasti akan melanjutkan perjalanan menuju kepada kehidupan yang kekal abadi ke negeri aherat.

Sayang, kesadaran ini kadang terlupakan.

Padahal, datangnya panggila

n Allah itu sangat tiba-tiba tak dapat dige

ser dan ditunda.

Manusia selalu digoda oleh setan, diuji dengan: hawa nafs

u, kemalasan bahkan lupa, kemudian menjadi lemah semangat dalam mengum

pulkan bekal ke aherat dalam wujud ibadah kepada Allah.

Guna m

enyiasati godaan syaitan ini kita selalu membutuhkan pencerahan iman secara terus menerus,

dengan mendalami Al-Quran, menyimak mutiara-mutiara sabda Rasulullah, merenungka

n ucapan hikmah para ulama, bahkan saling menasehati dengan penuh keikhlasan

sesama saudara seiman walau yang kita tau hanya sedikit. Diantaranya melalui tulisan seperti

sekarang ini.

Pembaca yang berbahagia

Marilah kita renungi firman Allah dari su rat Al-Qashash ayat 77:





“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu dari (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Dari ayat ini kita dapat mengambil 3 petunjuk penting dari Allah, tentang prinsip yang perlu kita sadari bersama akan keberadaan kita di dunia ini yaitu:

1. Utamakan kehidupan akhirat, dengan sarana kehidupan di dunia

2. Senantiasa harus menabur kebaikan, selama hidup di dunia

3. Jangan berbuat kerusakan dimuka bumi.

Perinsip Pertama, prinsip mengutamakan kebahagiaan kehidupan akherat. Prinsip ini menghendaki agar dalam melaksanakan kehidupan di dunia, kita senantiasa mengutamakan pertimbangan nilai akherat.

Perlu dipahami, mengutamakan kebahagiaan aherat bukan berarti dalam mewujudkannya kebahagiaan duniawi diabaikan begitu saja, sebab amal akherat tidak berdiri sendiri dan terlepas dari amal duniawi. Sungguh amat banyak amalan aherat yang berhubungan erat dalam mewujudkan kebahagian duniawi.

Umpamanya shalat, seorang yang melaksanakan shalat dengan tekun dan disiplin bukanlah semata-mata sebagai amal akherat yang tidak berdampak duniawi, sebab bila shalat itu dilaksanakan menurut tuntutan Allah dan rasul-Nya, yang secara berjamaah, niscaya ia akan banyak memberikan hikmah dalam kehidupan dunia. Dengan shalat yang benar akan dapat mencegah seseorang dari berbuat keji dan munkar. Dengan demikian manusia akan terhindarnya dari perbuatan yang dapat merugikan orang lain, sehingga terciptalah ketenteraman hidup bersama di dunia ini.

Begitu juga dengan infak dan shadaqah, seorang yang beramal dengan niatan mulia untuk mendapatkan ganjaran berupa pahala dari Allah di akherat, maka dengan hartanya tersebut dapat memberikan manfaat bagi kehidupan orang lain yang membutuhkan.

Perinsip Kedua prinsip ‘ahsin’ yaitu senantiasa menghendaki kebaikan. Bila seseorang menanamkan prinsip ini dalam dirinya, niscaya ia akan selalu berbuat kebaikan. Ia akan senantiasa berprasangka baik kepada orang lain, selalu berusaha berbuat baik dan berkata baik dalam pergaulan di kehidupan sehari-hari.

Maka akan selalu tampillah kebaikan demi kebaikan, mempersembahkan sebuah karya terbaiknya untuk kemanfaatan masyarakat disekitarnya, peduli akan kemaslahatan umum, dan meninggalkan sebuah kebaikan yang akan selalu berguna bagi orang banyak walaupun ia sudah pergi terlebih dahulu menuju kehidupan yang abadi.

Perinsip Ketiga adalah prinsip walaa tabghil fasada fil ardh’ yaitu prinsip untuk tidak berbuat kerusakan. Bila prinsip ini dipegang teguh, seseorang akan lebih melengkapi prinsip yang kedua, yakni melengkapi upayanya berbuat baik dengan upaya menghindari perbuatan yang merusak. Terjadinya kerusakan alam, kerusakan moral, kerusakan dalam tatanan kehidupan masyarakat sering kali terjadi karena sudah hilangnya kesadaran akan tujuan hidup yang sesungguhnya, sehingga seorang lupa bahwa sesungguhnya ia tidak dibiarkan begitu saja, bahwa ia akan mempertanggung jawabkan segala perbuatannya ketika ia menghadap Allah di aherat kelak.



No comments:

Post a Comment