Monday, 7 July 2025

KETERLAJURAN berkata KASAR

No: 1.333.02.07-2025 Dirangkum: M. Syarif Arbi. Adalah wajar bila dalam hidup ini pernah ter jadi “keterlanjuran”. Setelah itu timbul perasaan kecewa atau sedih, menyesal. Dalam banyak hal keterlanjuran kita mengambil tindakan tertentu membawa dampak negatif, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Beberapa hal penting terkait penyesalan karena keterlanjuran; misalnya 1. Terlanjur mengucapkan kata2 kasar., 2. Terlanjur mengambil kepetusan tergesa-gesa., 3. Terlanjur meninggalkan seseorang. Terdapat 3 penyebab terjadinya keterlanjuran yang menimbulkan penyesalan yaitu; 1. Bertindak sebelum berpikir panjang., 2. Bertindak berdasarkan emosi dan 3. Bertindak sebelum mengumpulan informasi yang akurat. Lagi-lagi karena keterbatasan ruang tulis, di nomor ini hanya disuguhkan tentang “Keterlanjuran mengucapkan kata-kata kasar” Untuk menghindari keterlanjuran mengucapkan kata2 kasar, hendaklah sebelum berkata-kata terlebih dahulu dipikirkan. Jangan sebaliknya, berkata-kata dulu baru dipikirkan kemudian. Ketahuilah bahwa “kalimat belum terucap masih milik kita, kelimat sudah terucap sudah milik orang”. Rasulullah saw. bersabda: من كان يؤمن بالله واليوم الأخر فليقل خيرا او ليصمت “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah) Alqur’an Surat Qaaf ayat 18: مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ ۝١٨ Tidak ada suatu kata pun yang terucap, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat). Ada 6 langkah yang seyogyanya dilakukan sebelum ber-kata2. Pertama; Pertimbangkan apakah yang akan dikatakan adalah: sesuatu yang benar, sesuatu yang akan membantu diri atau orang lain, sesuatu yang bakal menginspirasi, apakah perlu untuk dikatakan dan apakah cukup sopan untuk dikatakan. Kadang ada yang kita katakan belum tentu benar, misalnya dalam memberikan saran kepada orang yang lebih tua, nasihat kepada teman sebaya, atau orang yang lebih muda. Jika diperkirakan kata2 yang diucapkan akan membantu, menginspirasi serta memang perlu untuk disampaikan, setelah dikaji dengan cermat, dilakukan atas dasar pengalaman dan perhitungan maka katakanlah dengan baik dan sopan. Misalnya dengan pembukaan “menurut hemat saya atas dasar pengalaman yang lalu-lalu ……….”. Kedua; Perlu di ketahui tujuan berkata-kata. Apakah maksud mengatakan, apa saja yang akan dikatakan, misalnya berupa saran, memberi nasihat, atau pernyataan atau melarang dll. Apa tujuan sesungguhnya, akan bertujuan untuk kebaikan, atau tujuan mencelakakan. Manusia yang baik, adalah yang berkata-kata dengan tujuan baik, karena: لِيَجْزِيَ الَّذِيْنَ اَسَاۤءُوْا بِمَا عَمِلُوْا وَيَجْزِيَ الَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا بِالْحُسْنٰىۚ . ………………..” “…………….. (Dengan demikian) Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga)”. (An-Najm ayat 31) Ketiga; Pertimbangan Waktu dan Situasi. Meskipun kata-kata yang harus disampaikan itu penting sekaligus benar, namun perlu dipertimbangkan tempat penyampaikan, waktu menyampaikannya. Tidak sedikit kejadian, perkataan yang baik, perkataan yang benar karena kurang tepat waktu dan tempat penyampaiannya membuahkan hasil yang mengecewakan, menjadi penyesalan. Keempat; Timbang rasa. Hendaklah ketika akan mengatakan sesuatu, di bayangkan kalau diri kita menerima kata2 seperti yang akan kita katakan nanti, bagaimana perasaan kita. Diri kita dengan orang lain adalah identic, bila didiri kita kata2 itu menusuk perasaan, nicaya orang lainpun demikian adanya. Kelima; Pemilihan kata dan intonasi. Bahasa Indonesia begitu banyak kata2 yang walaupun maknanya sama tetapi jika digunakan kata2 tertentu akan terasa sopan dan tidak menyinggung penerima kata2 itu. Demikian juga intonasi dalam mengatakan berpengaruh besar terhadap suasana hati dari penerima kata2. Sering terjadi kesalah pahaman karena salah pemilihan kata dan intonasi ketika berkata-kata. Keenam; Biasakan diri untuk tetap tenang. Tidak langsung berbicara, bila menghadapi suatu masalah, terutama kalau diri sedang menerima suatu kabar mendadak, sedang capek, sedang terburu-buru, apalagi sedang emosi. Tenangkanlah dulu diri, misalnya menarik napas dalam2, beristighfar dan ikhtiar lainnya agar menjadi tenang. Dengan mengetahui pertimbangan untuk berkata-kata tersebut di atas, semoga kita dapat mengendalikan lidah kita untuk hanya berkata-kata yang baik dan yang benar serta permanfaat. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن , وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين , اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن Jakarta, 7 Juli 2025, 11 Muharram 1447H.

No comments:

Post a Comment