Monday, 30 June 2025

BOCORAN dari KUBUR

No: 1.331.06.06-2025 Disuguhkan: M. Syarif Arbi. Seingatku waktu sekolah di “es er” dulu (masuk 1956 tamat 1962) tidak mengenal ujian semester, ujian diadakan sewaktu-waktu, masa itu disebut “ulangan”, soal2 ulangan ditulis di papan tulis hitam (black board) dengan kapur tulis, oleh Bapak/Ibu guru. Murid menjawab di batu tulis dengan alat tulis namanya Grip (kedua bahan itu dibagikan gratis), tapi batu tulisnya tidak boleh dibawa pulang, sedang Grip dibawa pulang, diasah, diberi gagang dll (tergantung kreasi tiap murid). Menghapus tulisan di batu tulis, ada yang membawa umbi batang anggrek, atau lainnya yang lembab (spon zaman itu belum dikenal). Adapun pas ulangan, keesokan harinya, atau hari itu juga dibagikan hasilnya dengan nilai ditulis dengan angka besar dengan kapur, oleh guru. Sesudah itu batu tulis dikumpulkan kembali ke depan kelas meja guru, atau ditinggal di bangku masing2. Nilainya untuk sebagai bukti ke bunda di rumah, batu tulis yang tertulis nilainya, di tempel di pipi, angka terbalik itulah dipamerkan ke rumah, dapat nilai berapa hari itu. Perlu ditambahkan bahwa waktu sudah di kelas tiga “es er”, ada dibagikan buku2 berbagai mata pelajaran. Karena seingatku umumnya anak “es er” waktu itu, baru lancar membaca dan menulis rata2 setelah kelas tiga. Diajarkan menulis “halus kasar, tebal tipis”. Di kelas tiga “es er” mulai dikenal kertas buku tulis, ujian akhir seingatku sudah dengan menulis jawaban di atas kertas. (Bagi pembaca yang sezaman dengan ku misalnya di lain daerah “berkomentar silahkan” …. adalah baik, buat menambah cerita bagi generasi milenial sekarang, dimana mereka sudah ber HP dan ber Laptop). Barulah di kala “es em pe” pertengahan 1962 an, lebih dikenal lagi buku tulis bergaris. Naah baru di masa “es em pe” lah, “ulangan” dengan tertulis di atas kertas. Kebanyakan guru menulis soal di black board, atau ada juga yang mendiktekan. Jawaban dikumpulkan di depan kelas, siapa yang selesai duluan boleh keluar kelas, menunggu jam pelajaran berikutnya, atau kalau sudah jam terakhir, boleh pulang. Sulit untuk nyontek, karena meja guru tinggi posisi di depan kelas, gandeng dengan kursi. Perasaan waktu itu belum dikenal istilah “bocoran” soal. Sebab soal masih di “kepala” guru. Model Teknik guru memberikan soal2 sama ketika kami telah nyambung sekolah ke “es em aa”, jadi belum dikenal “bocoran soal”. Perlu ditambahkan di era zaman kami sekolah dulu, soal ujian “es er”, “es em pe” dan “es em aa”, sama seluruh Indonesia, jadi di buat di pusat. Naskah soal begitu tiba di suatu daerah diamankan sebagai dokumen negara. Belum pernah terdengar pula ada yang “Bocor” dibuka waktu ujian dalam keadaan masih tersegel. Dikenalnya istilah “bocoran” setelah kuliah di “es satu”, walaupun bocoran itu tak selama persis benar, tetapi membantu untuk focus menyiapkan diri, karena arah perkuliahan di “es satu” adalah fokus pada pemahaman dasar dan teori umum di bidang studi. Sehingga soal umumnya dengan kalimat: “Apakah”, “Sebutkan”, “Kerjakan”, Bagaimana dan jelaskan jawaban saudara”. Lanjut kuliah di “es dua”, saat2 mendekati ujian dikenal lagi yang mirip dengan “bocoran” istilahnya “CLUE” semacam petunjuk kira2 masalah apa yang akan diujikan, karena di strata “es dua” arah perkuliahan berupa “pendalaman spesifik bidang, penerapan teori, dan analisis lebih kompleks”. Ketika kuliah di “es tiga”, sepertinya “bocoran” maupun “Clue”, tidak begitu di nantikan oleh mahasiswa menjelang ujian, karena arah perkuliahan merupakan “Penelitian orisinal untuk menghasilkan pengetahuan baru atau solusi inovatif di bidangnya”. Begitulah agaknya hidup di dunia ini, ditinjau dari sudut ujian disekolahan, dimana dikenal istilah “bocoran”, dikenal istilah “Clue”. Lantas bagaimana setelah diri ini masuk kubur, apakah yang akan dialami di sana, apakah masih ada ujian. Semua kita yakin bahwa tak seorangpun diantara pembaca nanti tidak akan mengalami “alam kubur” itu. Apakah secara wajar JASAD dikubur nanti di dalam tanah, atau JASAD ditelan laut karena kecelakaan transportasi, atau JASAD jatuh di hutan rimba kecelakaan penerbangan tak ditemukan jasadnya, atau jasad di bakar menjadi abu, semuanya teristilahkan masuk ke “alam kubur”. Jasad hancur, namun Jiwa atau Ruh tetap hidup di “alam kubur”. Dalam kesempatan ini, mari kita mengintip sedikit beberapa “bocoran” apa yang akan dialami RUH di “alam kubur”. Bagi mereka yang percaya hari akhirat, percaya alam kubur, ada dibocorkan oleh Al-Qur’an apa yang akan terjadi. Bahwa “alam kubur” merupakan tempat menunggu untuk datangnya hari akhir, menentukan apakah diri ini masuk ke surga atau masuk neraka, tidak disebut tempat di tengah surga dan neraka. Di alam kubur itu sudah diperlihatkan apakah diri termasuk kelompok yang masuk surga atau masuk neraka. Jika awak termasuk kelompok yang akan masuk neraka maka bocorannya adalah: Bocoran Pertama: Di dalam kubur nanti ada sebagian Jiwa yang menyesal dalam memilih teman setia yang tingkah laku, anjurannya (yang tidak baik) ketika di dunia. Sehingga diapun menyesal dengan mengucapkan: “Wahai, celaka aku! Sekiranya dulu ketika di dunia aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab-ku, temanku itulah yang ikut mempengaruhiku, sehingga aku menjadi pendosa dengan kekafiran dan kemusyrikan.” Tertera dalam surat Al-Furqan ayat 28 يٰوَيْلَتٰى لَيْتَنِيْ لَمْ اَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيْلًا ۝٢.. “Oh, celaka aku! Sekiranya (dahulu) aku tidak menjadikan si fulan sebagai teman setia”. Bocoran Kedua: Menyesal tidak taat kepada Allah sehingga diperlihatkan wajah mereka dibolak- balikkan di dalam neraka, merekapun berkata: يَقُوْلُوْنَ يٰلَيْتَنَآ اَطَعْنَا اللّٰهَ وَاَطَعْنَا الرَّسُوْلَا۠ “Wahai, kiranya dahulu saat di dunia kami taat kepada Allah dan taat kepada Rasul, niscaya kami tidak akan tersiksa.” (seperti tersurat pada surat Al-Ahzab ayat 66) Bocoran ketiga: Ada jiwa yang minta, kalau di dunia dulu jadi tanah saja. يٰلَيْتَنِيْ كُنْتُ تُرٰبً “Oh, seandainya saja aku menjadi tanah.” (QS An-Naba' Ayat 40) Bocoran keempat: Minta kembali ke dunia untuk tidak mendustakan Allah فَقَالُوْا يٰلَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِاٰيٰتِ رَبِّنَا وَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ………..” “--- mereka berkata, “Seandainya kami dikembalikan (ke dunia), tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, dan kami menjadi orang-orang mukmin.” (QS Al-An‘am Ayat 27) Bocoran kelima: Minta dihidupkan untuk bersedekah dan menjadi orang shaleh رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ. ……………” “………."Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh". (Al-Munafiqun ayat 10). Semoga bocoran2 ini, menjadikan kita insyaf, belum terlambat untuk bertaubat dan taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya, menjadi insan yang bertaqwa. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن , وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين , اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن Jakarta, 30 Juni 2025, 4 Muharram 1447H.

No comments:

Post a Comment