Monday, 16 June 2025
PERLU BERBICARA
Oleh: M. Syarif Arbi
No: 1.327.02.06-2025
Ternyata bahwa manusia “normal” hidup ini bukan hanya perlu makan, bukan hanya perlu minum dan bukan hanya sangat perlu bernafas, tetapi juga sangat berkeperluan dengan “berbicara” atau “ngomong”. Studi yang diterbitkan di University of Arizona misalnya; menemukan bahwa wanita di usia dewasa awal hingga menengah perlu berbicara rata-rata 21.845 kata per hari, sementara pria perlu berbicara 18.570 kata.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita cenderung perlu berbicara lebih banyak daripada pria. Peneliti Universitas Maryland, menemukan melalui pengujian sampel dari sepuluh anak laki-laki dan perempuan berusia antara tiga dan lima tahun. Hasilnya, anak-anak perempuan memiliki “protein bicara” (diistilahkan “FOXP2”) 30% lebih lebih banyak dibandingkan FOXP2 pada anak laki-laki.
Dari dua penelitian yang dikutip di atas, bahwa perempuan lebih banyak kebutuhan berbicaranya dalam setiap hari. Penelitian juga menunjukkan kalau perempuan senang mengobrol sejak usia muda. Anak perempuan belajar berbicara lebih awal dan lebih cepat dibanding anak laki-laki. Anak perempuan memiliki kosakata yang lebih banyak dan berbagai jenis kalimat dibandingkan anak laki-laki dalam usia yang sama.
Keperluan berbicara buat diri masing2, alhamdulillah sebagian sudah kita penuhi dengan melakukan berbicara dalam shalat. Ketika shalat ada yang sudah menghitung MINIMAL dipergunakan kata:
Shalat subuh kata yang dipergunakan sekitar 290 kata, shalat Zuhur 580 kata, shalat Ashar 580 kata, shalat Maghrib 435 kata, shalat Isya juga 580 Kata. Total penggunaan kata MINIMAL jika shalat 5 waktu itu di kerjakan = 2.465 kata.
Guna menyederhanakan perhitungan, rata2 setiap rakaat shalat dikeluarkan perkataan minimal 145 kata. Jika shalat tahajud 8 rakaat dan shalat witir 3 rakaat total sebanyak 11 rakaat x 145 maka minimal mempergunakan 1.595 kata. Digabungkan shalat wajib dan shalat tahajud dan witir = 4.060 kata. Bilamana ditambahkan lagi dengan sunat Dhuha 8 x 145 kata = 1.160. Kitapun sampai pada pergunaan kata 5.220.
Shalat rawatib untuk mengiringi shalat 5 waktu total 18 rakaat (10 muakkad + 8 ghairu muakkad) jika per rakaaat miniman 145 kata maka 2.610. sehingga untuk keseluruhan shalat kita telah mengkonsumsi sebanyak 7.830 kata.
Disadari bahwa tidak semua kaum muslimin dan kaum muslimat mengamalkan kesemua shalat sampai ke seluruh shalat2 sunat tersebut di atas, dengan demikian untuk memudahkan pemaparan artikel ini baik dibagi pelaku shalat menjadi:
Pertama; Hanya melaksakan shalat wajib maka mereka telah melaksanakan shalat sebanyak 17 rakaat x 145 kata = 2.465 kata.
Kedua; Disamping melaksanakan shalat 5 waktu juga melaksanakan shalat rawatib yang muakkad 10 rakaat, sehingga mereka melaksanakan shalat sehari semalam 27 rakaat x 145 kata = 3.915 kata.
Ketiga; Melaksanakan shalat rawatib seluruhnya baik muakkad maupun ghairu muakkad shingga total sehari semalam shalatnya 35 rakaat x 145 kata = 5.075 kata.
Keempat; Selain seluruh shalat butir “3” juga shalat tahajud dan witir 11 rakaat maka total shalat dalam sehari semalam 46 rakaat x 145 kata = 6.670 kata.
Kelima; Ada juga yang melaksanakan seluruh shalat wajib dan sunnah di butir “4” termasuk dhuha 8 rakaat maka total shalat sehari semalam 54 rakaat x 145 kata = 7.830 kata.
Sedangkan muslimat yang masih “subur” ada hari2 yang tidak melaksanakan shalat, sehingga tidak sama dengan kaum pria muslim. Jadi berarti kaum muslimat tidak dapat mencapai jumlah kata maksimal ketika shalat seperti kaum pria. Sedangkan wanita atas dasar penelitian diatas harus mengkonsumsi kata per hari lebih besar dari kaum pria.
Menarik kita hitung kebutuhan kata per hari yang telah dikonsumsi oleh PRIA muslim melalui shalat dengan kriteria kelompok shalat di atas:
Kelompok “1”,sudah (2.465 : 18.570) x 100 = 13,27% masih kurang 86,73%.
Kelompok “2”,sudah (3.915 : 18.570) x 100 = 21,08% masih kurang bicara 78,92%.
Kelompok “3”,sudah (5.075 : 18.570) x 100 = 27,32% masih kurang bicara 72,68%.
Kelompok “4”, sudah (6.670 : 18.570) x 100 = 35,91% masih kurang bicara 63,09%.
Kelompok “5”, sudah (7.830 : 18.570) x 100 = 42,16% masih kurang bicara 57,84%.
Berarti untuk mencukupi konsumsi berbicara saban hari, bagi pria kelompok-kelompok tersebut di atas, harus dilengkapi dengan berbicara kepada keluarga, berbicara dengan teman setempat bekerja. Kalau masih belum cukup juga, sebaiknyalah melengkapinya dengan berdzikir. Kalaulah setiap usai shalat 5 waktu yang setelah mengetahui perhitungan ini, membaca lagi: astaghfirullah, subhanallah 33 x, alhamdulillah 33 kali dan allahuakbar 33 kali serta do’a2, tentu rata2 bertambah 150 kata lagi lah per waktu, jadi dapat tambahan lagi 750 han kata per hari. Itupun masih jauh kekurangannya.
Dari paparan ini, maka dapat dimaklumi bila kaum wanita lebih banyak memerlukan kebutuhan berbicara, dalam sehari dibanding kaum pria. Maka dapat dipahami jika kaum wanita lebih banyak berbicara, kadang harus digunakan untuk ngerumpi dan lain sebagainya, karena kebutuhan hidup untuk berbicara kaum wanita lebih banyak dari kaum pria.
Dari informasi di atas, dapat dipetik kesan bahwa agar hidup ini sehat melalui dipenuhinya kebutuhan akan “ngomong” atau kebutuhan akan “bicara”, disamping harus istiqamah melakukan shalat, juga harus rajin berdzikir. Bila tidak akan terjadilah dorongan dari dalam tubuh untuk memenuhi kebutuhan biologis akan berbicara, sehingga dimungkinkan terjadi banyak berbicara yang tidak bermanfaat dan sia2. Misalnya ngrumpi, berghibah dan lain sebagainya yang mendatangkan dosa.
Allah mengatakan bahwa orang beriman yang beruntung itu adalah:
وَٱلَّذِينَ هُمْ عَنِ ٱللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna”, (Surat Al-Mu’minun Ayat 3)
Semoga Allah menjadikan kita hamba2nya yang dapat memenuhi kebutuhan “berbicara” kebutuhan “ngomong” selain shalat dan berdzikir, dengan berbicara yang bermanfaat.
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن , وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين , اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن
Jakarta,(20 Dzulhijjah 1446 H)/(16 Juni 2025)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment