Sunday, 29 June 2025
PENYESALAN tidak BERBUAT
No: 1.330.05.06-2025
Dirangkum: M. Sayrif Arbi
Penyesalan karena tidak berbuat (inaction regret) sering kali membekas lebih mendalam dan bertahan lebih lama dibandingkan penyesalan karena telah melakukan tindakan. Ada kata2 bijak di komunitas penduduk tepian sungai “lebih mulia karam dikayuh dari pada karam ditambatan”. Arti ungkapan tersebut adalah; “lebih terhormat bilamana gagal setelah berbuat, ketimbang gagal belum melakukan sesuatu pencegahan”.
Beberapa jenis-jenis penyesalan karena tidak berbuat yang umum dialami orang:
1. Penyesalan karena tidak mengejar peluang.
Dalam hal tersedia peluang tapi tidak dimanfaatkan, padahal syarat2 untuk melaksanakan peluang tersebut tersedia. Setelah berjalan waktu dikemudian hari orang lain yang memanfaatkan peluang tersebut sukses besar. Diri menyesali karena dimasa lalu, terlalu banyak pertimbangan sehingga tidak berani mengambil risiko. Sementara orang lain/teman sebaya yang dapat kesempatan yang sama, berani mengambil risiko berhasil dalam kehidupannya. .
2. Penyesalan karena tidak menyatakan perasaan.
Salah satu contoh: Tidak mengungkapkan perasaan, ketika sekian tahun yang lalu itu sebenarnya……., Tidak berbicara saat ada kesempatan, dikemudian hari muncullah “ber-andai2, penyesalan, sedangkan waktu telah berlalu tak dapat diputar balik.
3. Penyesalan karena tidak membela diri atau tidak membela orang lain
Ketika melihat ketidak adilan, atau diri sendiri diperlakukan tidak adil, tidak melakukan pembelaan diri. Bila ketidak adilan itu berlaku untuk orang lain tidak melakukan pembelaan. Bila kezaliman terkena untuk diri sendiri; menyerah-pasrah, tidak membela diri. Setelah peristiwa berlalu timbul penyesalan karena bila dilakukan pembelaan, mungkin tidak terjadi kejadian yang tidak mengenakkan seperti dialami kini.
Sesungguhnya ketika melihat kezaliman atau kemungkaran seharusnya segera bersikap, sebagai acuan:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ
"Jika di antara kamu melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu, dan jika kamu tidak cukup kuat untuk melakukannya, maka gunakanlah lisan, namun jika kamu masih tidak cukup kuat, maka ingkarilah dengan hatimu karena itu adalah selemah-lemahnya iman." (HR Muslim).
Barang siapa seperti pada case butir “3” diatas, mengambil sikap yang ke tiga, maka terkelompok selemah-lemahnya iman.
4. Penyesalan karena tidak mengambil tindakan untuk perubahan.
Umpamanya; Tidak segera pindah ke bidang usaha baru, ketika usaha yang sekarang sedang lesu. Atau tidak pindah kerja ke tempat kerja yang baru, ketika ditempat kerja yang sekarang kariernya mandek. Kini diripun menyesal setelah diujung perjalanan hidup.
5. Penyesalan karena tidak belajar atau berkembang
Semasa muda dulu tidak melanjutkan pendidikan, tidak mencari ketrampilan2. Kini menyaksikan taman2 dulu yang melanjutkan pendidikan mempunyai kedudukan baik dalam masyarakat, sukses dalam hidup. Pengaruh buat diri, merasa tertinggal dan kurang percaya diri, minder, malu ketemu teman2 seangkatan dulu.
6. Penyesalan karena tidak menghabiskan waktu dengan orang terdekat
Ketika diusia produktif, demi mengejar karier, demi mengejar sukses, tidak menyediakan waktu yang cukup untuk anak2, untuk istri, untuk bersilaturahim menunjukkan perhatian dan bhakti kepada orang tua. Melewatkan momen penting bersama teman2 sekolah, tidak bersedia hadir manakala diundang reuni. Dampaknya adalah:
• Penyesalan setelah anak2 dewasa, bilamana perilaku, sopan santun dan sikap kebathinan anak2 jauh melenceng dari yang diharapkan. Karena ternyata perhatian Ortu semasa anak dalam pertumbuhan demikian menentukan perilaku si anak setelah dewasa.
• Istri atau suami yang kurang mendapat perhatian, mengurangi keharmonisan rumah tangga, sering terjadi hal-hal yang kurang enak disebut di tulisan ini.
• Penyesalan tidak berbhakti kepada orang tua, akan sangat menyesal setelah orang tua meninggal dunia. Biasanya bila seorang anak tidak berbhakti kepada orang tuanya, pembalasannya langsung diterima di dunia ini, anak2nya kelak juga tidak akan berbhakti kepadanya, beruntung kalau tidak durhaka.
• Jika tak mau bersilaturahim dengan teman-teman dekat, teman2 sekolah, teman2 sepermainan semasa kecil, berakibat di nilai sombong. Bila awak mengalami kesulitan kadang tak ada yang peduli. Penyesalan datang bila kesulitan menghampiri diri.
Pembaca, dengan mengetahui hal2 yang memungkinkan untuk menyesal karena tidak berbuat di atas, maka mudah2an masing2 diri dapat berikhtiar maksimal agar tidak menyesal dikemudian hari, karena ada ungkapan “Sesal Dahulu Pendapatan Sesal Kemudian Kekecewaan”. Sebagai insan yang beriman, bahwa manusia wajib untuk ikhtiar berbuat demi kesuksesan akan tetapi ketentuan Allah lah yang akan terjadi.
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَاۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ ٢٢
“Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah”. (Al-Hadid ayat 22)
Juga Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash).
Semoga Allah memberi petunjuk agar kita semua berbuat (beramal) dengan amal yang terbaik, sebelum jiwa terpisah dari raga. Agar tidak menyesal dikemudian hari, baik di dunia terutama di akhirat.
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن , وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين , اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن
Jakarta, 29 Juni 2025, 3 Muharram 1447H
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment