Tuesday, 4 February 2025

Untungnya KAKEK & NENEK

Disusun: M. Syarif Arbi No: 1.298.01.02-2025 Harus diakui bahwa pelayanan kesehatan di rumah-rumah sakit, terakhir ini pada umumnya kian membaik. Kini di beberapa rumah sakit kalau berobat bilangan menit sudah mendapatkan nomor pendaftaran;, satu dan lain dibantu dengan system “on line”, dulu kadang dua jam-an. Begitu juga di apotek menunggu antrian obat, kadang lebih dari 3 jam-an. Kini ada pula fasilitas obat diantarkan ke rumah. Seorang Kakek (dekat delapan puluhan) merapat ke counter apotek, sementara di counter sedang ada seorang Nenek (tujuh puluhan) agaknya dianya sedang menunggu proses kelanjutan obatnya. Tanpa menyapa, tanpa kalam, tanpa salam, si kakek berucap kepada si nenek “sonoan dikit”. Si nenek-pun bergeser sekitar dua jengkal. Si kakek menyerahkan kertas kepada petugas apotek; sekarang kertas berwarna merah jambu itu menjadi sebagai resep yang sudah dibuat on line dari meja dokter di poli. Si kakek minta ball point dari petugas counter, seraya berkata lagi ke pada si nenek “minggir dari sini aku mau nulis”. Si nenek mulai terpancing “enak aja ngusir2 orang, emangnya ini rumah sakit mbahmu yaa, saya kan disini ada keperluan nunggu penegasan tentang obat saya, kamu mau nulis2 san situ”. Pertengkaran pun tak terhindarkan, si kakek tak kalah serunya mendebat si nenek. Sementara para pasien lain tak ada inisiatif untuk memisah si kakek dan si nenek, di counter opotik yang tingginya sedada orang dewasa itu, petugas sedang masuk ke dalam mengurus proses yang lain. Perlu diinformasikan bahwa prosedur “fasilitas obat di antar ke rumah” di rumah sakit tsb: 1. Pasien meletakkan kertas berwarna merah jambu pada kotak yang diinginkan (ingin dikirim ke alamat, ingin tunggu, atau ingin diambil keesokan harinya). 2. Petugas memanggil pasien yang namanya tertera di dalam kertas, selanjutnya menjelaskan bahwa obat akan dicek dulu, nanti dipanggil dari loket berikutnya. 3. Setelah menunggu sekitar 20 han menit dalam hal obat diinginkan untuk dikirim ke alamat, dari loket berikut tsb (loket 2) pasien dipanggil, dikasih kertas nomor untuk diserahkan ke counter tempat pengiriman. 4. Dari counter tersebut “3”, pasien diberikan secarik kertas untuk menuliskan nama dan alamat lengkap diikuti (lokasi bangunan yang terkenal) dan juga nomer HP. Untuk space menulis itulah si kakek (laki2) mengusir si nenek (perempuan). Si nenek lumayan agak sabar, ketika pengusiran pertama tidak masalah, juga ketika disuruh geser lagi yang kedua, diikutinya. Barulah pengusiran ketiga si nenek mulai tidak terima, lantas mengeluarkan sumpah serapah yang cukup seru (lebih seru dari di ungkap di atas). Si kakekpun, merespon tak kalah seru yang membuat pasien yang lain, sebagian tersenyum sambil bergumam “untungnya kakek dan nenek”, kalau “kakek kontra kakek” atau “nenek vs nenek” atau sama-sama masih muda belia mungkin sudah “belengan”. Untungnya lagi si kakek datang sendiri ke rumah sakit, demikian juga si nenek hanya di drop cucunya, nanti pulang dijemput. Umpamanya ada pengantar masing2, ndak tau apa jadinya, bisa2 antar pengantar jadi ribut. Demikian kondisi orang2 yang sudah keliwat usianya, kadang sudah kembali lagi bagaikan anak kecil, (walaupun tidak semua). Kebanyakan orang2 yang sudah masuk area pikun tak jarang sudah kurang sanggup mengontrol tingkah polahnya, seperti antara lain, sudah tidak lagi mengindahkan sopan santun. Maklum ybs sudah lupa. Sesuai benar apa yang diinformasikan Allah: وَٱللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّىٰكُمْ ۚ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰٓ أَرْذَلِ ٱلْعُمُرِ لِكَىْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـًٔا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ “Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” (surat-an-nahl-ayat-70) وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ ۝٦٨ Siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami balik proses penciptaannya (dari kuat menuju lemah). Maka, apakah mereka tidak mengerti? (Yasin 68) . Semoga kita dipeliharakan Allah dari usia lanjut yang merepotkan anak cucu dan diri sendiri. آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 4 Februari 2025 5 Sya’ban 1446H

No comments:

Post a Comment