Sunday, 16 February 2025

IKHLAS dan IKHSAN kebaikan AGAMA

Disusun: M. Syarif Arbi No: 1.299.02.02-2025 Iman, Islam, Ikhsan dan Ikhlas, saling terkait, merupakan satu paket. Iman dalam arti percaya bahwa Allah/Tuhan itu ada dengan kekuasaannya menciptakan bumi dan langit serta segala yang ada didalamnya, belum cukup bila belum berislam (menganut agama). Beriman, beragama tetapi tidak berbuat ikhsan, tidak pula bernilai apa2. Beriman, beragama, selalu berbuat baik (Ikhsan), tetapi semuanya itu dilaksanakan tanpa didasari keikhlasan, mungkin hanya bermanfaat di dunia namun tidak bernilai di akhirat. Secara umum “ikhsan” diartikan berbuat baik, orang senantiasa dalam kehidupannya mengamalkan ikhsan disebut mukhsin. Ikhsan sebagai hasil akhir dari sebuah proses keimanan dan keislaman seseorang, sehingga ikhsan disebut tingkatan iman yang paling tinggi. Perbuatan baik (اِحْسَا نًا) walau untuk dunia bermanfaat, tetapi untuk akhirat belum bernilai jika tidak dilengkapai dengan ‘Ikhlas”. Membuktikan bahwa keempat “I” ini (“Iman, Islam Ikhsan dan Ikhlas) merupakan satu paket, semestinya tidak terpisah. Beriman saya tidak cukup tanpa di ikuti berislam, beriman dan berislam tak akan sempurna tanpa mengamalkan perbuatan baik. Perbuatan baik atas dasar keimanan dan keislaman tak bernilai akhirat jika tidak diikuti oleh keikhlasan. Ikhsan ( اِحْسَا نًا) berbuat baik diantaranya diperintahkan Allah termuat dalam surat An-Nahl (16) Ayat 90 ۞ إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَـٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan (وَٱلْإِحْسَـٰنِ = ikhsan), memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. Dalam Al Quran Surat An Nisa ayat 125 dijelaskan bahwa seseorang yang ikhlas serta berikhsan merupakan orang yang paling baik keagamaannya. Boleh dikatakan bahwa output Iman dan Islam adalah Ikhsan dan Ikhlas. وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَٱتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًا ۗ وَٱتَّخَذَ ٱللَّهُ إِبْرَٰهِيمَ خَلِيلًا “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan (مُحْسِنٌ), dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus. Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya” Perbuatan baik (وَٱلْإِحْسَـٰنِ), mungkin saja bernilai di dunia, tetapi belum tentu bernilai di akhirat apabila: a. Perbuatan baik (Ikhsan) tidak memenuhi "I" Pertama (iman), lantaran terutama ybs tak percaya akhirat, tidak percaya Tuhan. b. Nilai akhirat tidak diperoleh Si pembuat kebaikan, apabila tak memenuhi "I" ke dua (islam), karena ybs belum teregistrasi sebagai orang yang beragama yang diakui Allah. Walaupun dianya memenuhi "I" Pertama (iman). c. Beriman, berislam saja bila tidak berikhsan (beramal baik) untuk kehidupan sesama manusia, tidaklah bermakna ‘Iman dan Islam” itu baik di dunia maupun di akhirat. d. Nilai akhirat = nol, jika si yang berbuat baik tidak beriman, tidak berislam, kendatipun perbuatan baiknya dilakukan dengan ikhlas. Mungkin saja perbuatan baiknya mendapat apresiasi/penghargaan di dunia. Semoga kebaikan yang kita lakukan senantiasa dapat kita lakukan semaksimal mungkin dengan penuh keimanan dan keyakian terhadap agama dalam keikhlasan. آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 16 Februari 2025 17 Sya’ban 1446H

No comments:

Post a Comment