Sunday 29 January 2017

TANGGA ke LANGIT



Lama sudah konotasi orang beragama bahwa, alam akhirat itu adanya di LANGIT. Belakangan ini memang pengertian langit, sudah tidak lagi diartikan dengan akhirat, tapi sudah banyak di artikan sebagai cakrawala yang ada di atas penglihatan kita. Namun arti langit sebagai akhirat, sebagai  alam ghaib tetap saja, masih sampai sekarang.
Fir’aun, dulu beranggapan bahwa Tuhan nabi Musa adanya di langit, sehinga tersurat dalam Al-Qur’an di surat  Al-Qashash ayat 38.  Fir’aun memerintahkan pejabat kepercayaannya; HAMAN untuk membangunkan “tangga ke langit” untuk melihat Tuhannya Musa.

38. Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat*) kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta."
*)Maksudnya: membuat batu bata.
Sebenarnya;  jika mau naik ke langit secara hakikat melihat alam ghaib, atau berwisata ke akhirat, maka tangganya bukan dari batu Bata seperti logikanya Fir’aun tetapi tangganya adalah ROH DAN JASMANI kita sendiri.
Bila tangga terbuat dari bambu atau kayu, maka ada dua balok atau dua bambu sebagai tempat anak tangga. Salah satunya adalah ROH dan yang lainnya adalah JASMANI. Roh berfungsi Menghidupkan, Menumbuhkan dan Mengembang biakkan. Sedangkan Jasmani berasal dari tanah berfungsi sebagai tempat bersarangnya ROH dan terpasangnya Panca indra.
Adapun anak tangganya adalah:
1.       Akal
a.       Mengingat
b.      Berfikir
c.       Mencari sebab akibat
d.      Menghayal
2.       Qalbu
a.       Iba, terpesona, bersimpati, menaruh hormat
b.      kasih sayang, cinta dan benci
c.       rindu, kangen dan bosan
d.      riang gembira, berduka cita
3.       Nafsu
a.       Keinginan
b.      Cita-cita
c.       Kehendak
4.       Penglihatan
5.       Pendengaran
6.       Pencicipan
7.       Penciuman
8.       Perabaan
Kedelapan anak tangga ini, jika diuraikan terlalu panjang diruang tulisan yang sempit ini. Benar juga saran pembaca tulisan-tulisan saya, agar jangan terlalu panjang biar ndak malas membacanya. “Kalau perlu tulis berseri” kata yang nyarankan. Jadi dikesempatan ini saya akan kemukakan anak tangga lingkup ROH saja yaitu: Akal, Qalbu dan Nafsu.
Kalaulah Fir’aun mau menggunakan tangga ini, maka dianya mempercayai adanya akhirat, tidak usah sampai hampir mengeluarkan ROH dari tubuh di tengah laut Merah baru percaya adanya akhirat.
Roh sendiri, tak seorangpun diantara ummat manusia, dengan pendidikan setinggi apapun, dokter dengan spesialis apapun, belum ada yang mengetahui bagaimana bentuk ROH itu, dimana persisnya dalam tubuh ini ROH bersemayam. Tetapi tidak seorangpun dari kita yang tidak percaya bahwa dalam diri kita ini terdapat ROH yang membuat kita hidup.
Roh berfungsi:
·         Menghidupkan,
·         menumbuhkan, dan
·         mengembang biakkan.
Dengan Roh yang ada, di dalam tubuh kita yang semula bayi sepanjang hanya 50 cmeteran, bertumbuh menjadi tinggi dan besar sampai batas tertentu. Ada yang sampai tinggi kurang dari 2 mtr, berat lebih 100 kg. Ada yang tak seberapa tinggi dan langsing, itu semua peranan ROH. Bagaimana kalau seorang anak ketika umur di bawah 5 tahun meninggal dunia, roh tidak lagi ada di jasmaninya, makapun pertumbuhan itu berhenti sampai disitu, tidak sampai tinggi hampir 2 mtra. Ini bukti bahwa ROH lah yang menumbuhkan sekaligus Roh lah yang menghidupkan.
Roh berfungsi sebagai pengembang biakan. Dalam jasmani ini terdapat berjuta sel yang dengannya terbangun tubuh ini. Sel-sel tersebut setiap hari berganti, ada yang hilang dan mati, kemudian berkembang biak sel baru yang tumbuh, disamping menggantikan yang lama dan membentuk yang baru, sehingga secara berkeseimbangan dan berkelanjutan dari hari ke hari semanjak orang hidup baru berhenti ketika mati. Anda dapat banyangkan, kalau seseorang bertumbuh organ tubuhnya bagian tangan, sementara kakinya tidak bertumbuh tetap saja sebagai bayi, atau tangannya bertumbuh menjadi orang yang berusia 30 tahun sementara kakinya, daun telinganya, alat kelaminnya masih saja tidak bertumbuh berhenti di umur 5 tahun. Tentu hal ini akan menyulitkan bagi yang bersangkutan. Andaikanlah mau tafakur sejenak, kitapun menyadari bahwa rupanya wajah kita yang hampir setiap hari kita liat di cermin, berubah dari hari kehari. Cuma saja berubahan itu tidak terasa, tak tampak jelas oleh kita, kerena berangsur-angsur, tau tau setelah sekarang bagi yang umurnya diatas enampuluhan, melihat wajahnya mulai banyak lisu-lisunya.
Roh ini bukan hanya dimiliki oleh manusia, tetapi juga tumbuh-tumbuhan dan juga hewan. Bedanya adalah: Tumbuh-tumbuhan dan Hewan fungsi Roh hanya menghidupkan, menumbuhkan, mengembang biakkan. Sedangkan untuk manusia di dalam ROH ada lagi unsur  Akal, Qalbu dan nafsu. Bagi Hewan fungsi Roh ditambah dengan Nafsu dan insting. Tumbuh-tumbuhan, sebabnya dinamakan tumbuh-tumbuhan karena rohnya hanya berfungsi untuk menumbuhkan, mengembang biakan dan menghidupkan. Hewan disebut hewan, karena disamping punya Roh untuk menumbuhkan, menghidupkan dan mengembang biakan, juga dilengkapi dengan Nafsu dan Isting.
Akal, dengannya manusia dapat beraktifitas, memilih apa yang harus dilakukan dari berbagai pilihan yang tersedia, untuk memilih yang terbaik. Akal bertumbuh kembang sesuai kedewasaan manusia diikuti pengalaman dan juga pendidikan. Tetapi jangan salah, bagaimanapun dewasanya seseorang, berapa banyakpun pengalamannya, sepanjang apapun gelar kesarjanaannya, bila Akal hilang dari Roh yang ada di jasmani ini, maka itu semua hilang tak ada artinya. Saya punya contoh seorang teman, semasa Akalnya belum hilang, demikian piawainya berpresentasi sebagai wujud dari banyak ilmu pengetahuannya. Tetapi suatu saat terkena sakit, Akal nya mengilang (bukan gila), yang bersangkutan sama sekali tak sanggup lagi beraktifitas, kecuali sekedar hanya berjalan dan makan/minum mempertahankan hidup, sampai-sampai namanya sendiripun dia sudah tidak tau lagi jangankan menunis dan membaca. Ini buktinya Akal demikian penting fungsinya dalam tubuh. Kalau kita mentafakuri ini, bukankan kita dapat melihat akhirat itu ada.
Begitu juga dengan Qalbu yang dapat membuat orang mengenal rindu cinta dan kasih sayang, rasa iba dan kasihan. Dapat dibayangkan bila manusia sudah kehilangan Qalbu ini, dia akan sama dengan hewan. Manusia akan menjadi musuh bagi manusia lain, manusia akan sadis, kejam, bringas bila tidak ada Qalbu di dalam rohnya. Sekaligus dari menelaah adanya Qalbu buat manusia dan tidak diberikan Qalbu buat hewan dan tumbuhan ini, maka kitapun paham bahwa Roh manusia yang memiliki Qalbu ini akan kekal, tidak seperti Rohnya hewan. Sebab roh manusia yang mebuat manusia dapat berbuat baik, roh dengan Qalbu didalamnya sekaligus berpotensi membuat manusia menjadi penjahat. Ini Roh akan hidup terus untuk mempertanggung jawabkan apa yang digerakkannya ketika dia bersemayam di tubuh seseorang.  Pertanggung jawaban inilah yang akan dilaksanakan di akhirat.
Sedangkan berikutnya, akhir pembahasan kita kali ini adalah Nafsu. Hewan dan manusia di dalam Roh nya terdapat unsur ini. Bedanya bagi manusia, karena Roh nya ada unsur Qalbu, maka manusia tidak begitu saja mengumbar nafsu, dikendalikan oleh qalbu, apa yang dibuat oleh nafsu akan dimintai pertanggungan jawab atas ROH ber Qalbu itu nanti di alam akhirat. Nafsu hewan hanya dipergunakan untuk memenuhi keingan makan minum dan meneruskan keturunan, sedangkan manusia nafsu ini pula yang membuat manusia mempunyai cita-cita. Kesemua pemenuhan nafsu manusia ini, seperti makan/minum dan meneruskan keturunan serta mencapai cita-cita, semuanya nanti akan dimintai pertanggungan jawab di akhirat bagaimana mendapatkan dan melaksanakannya.
Demikian, semoga TANGGA ke LANGIT ini dapat kita naiki trap demi trap dengan baik sehingga kitapun sampai ke langit dengan keadaan yang di Ridhai Allah dan kitapun Ridha kepada Allah. seperti yang disebutkan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Fajr ayat 28-30
28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
30. masuklah ke dalam syurga-Ku.
Amien. Wabillahi Taufiq Wall Hidayah. Barakallahu fikum.


No comments:

Post a Comment