Friday 3 February 2017

Ramalan - KITAB SUCI- Al-Qur’an



Jangan dikira bahwa kitab suci (Al-Qur’an) hanya berisikan ramalan kehidupan akhirat yang oleh kelompok faham “Atheis” adalah tak dapat dibenarkan, tidak dapat dibuktikan, karena belum pernah ada yang pengalaman ke sana.
Faham atheis ini dibantah oleh Al-Qur’an, seperti yang dapat kita simak di ayat 4 surat Ar-Rum:
 
Fi bidh’i siniina lillahil amru min qablu wamin ba’du wayaumaidzin yafrakhul mu’minuuna.
(Dalam beberapa tahun lagi[*]. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman),
[*]. Ialah antara tiga sampai sembilan tahun. Waktu antara kekalahan bangsa Rumawi (tahun 614-615) dengan kemenangannya (tahun 622 M.) bangsa Rumawi adalah kira-kira tujuh tahun.


Bahwa bangsa Rum, ketika Nabi Muhammad s.a.w. masih berda’wah di Makkah, dikalahkan oleh bangsa Persia. Kekalahan telak itu sampai- sampai pasukan Persia masuk ke jantung kota bangsa Rumawi. Boleh dikata luluh lantak. Logika mangatakan tak mungkin berkutik lagi.
Kalau diumpamakan negara kita barang kali, ketika kita dijajah 350 tahun sudah tak mungkin untuk merdeka. Sebab semua sektor kekuatan ekonomi sudah dipegang oleh penjajah, setidaknya bangsa asing selain pribumi yang dekat dengan penjajah yang menjadi pemegang peran di perekonomian. Pribumi yang perekonomian baik, kalaupun ada sekelompok elit pribumi yang dipelihara oleh penjajah untuk menindas rakyat. Kekuatan senjata mutlak dimiliki oleh penjajah, kalaupun ada orang pribumi yang pegang bedil, mereka adalah orang pribumi yang direkrut penjajah untuk memusuhi rakyat, meskipun itu bedil ditangan mereka dibeli dari blasting (pajak) yang dipungut dari rakyat. Kekuatan ilmu pengetahuan, demikian dilumpuhkan, hanya kelompok elit saja boleh masuk sekolah yang lebih tinggi. Orang pribumi biasa hanya boleh masuk sekolah sekadar dapat membaca menulis saja.
Kekalahan bangsa Rum dari bangsa Persia, diikuti prediksi  Al-Qur’an di ayat 4 surat Ar-Rum ikutip di atas, di ejek oleh kaum kafir Makkah waktu itu. Tersebutlah dua bersaudara bernama Ubay bin Khalaf dan Umaiyah bin Khalaf, mereka mengajak bertaruh 100 ekor unta kepada Abubakar Siddiq yang selalu konsisten membenarkan apa yang termuat dalam Al-Qur’an. Waktu itu belum turun ayat Al-Qur’an melarang untuk bertaruh.
Karena pengertian “Fi bidh’i siniina” diartikan dalam kaidah bahasa Arab adalah antara 3 sampai 9 tahun. Maka pertaruhan ditetapkan bila bangsa Rum tidak juga dapat mengalahkan bangsa Persia dalam 10 tahun, unta muda yang sudah ditandai saat itu yang 10 tahun nanti menjadi unta dewasa, akan diserahkan kepada Ubay bin Khalaf dan Umaiyah bin Khalaf, oleh Abubakar.
Yang terjadi adalah 7 tahun berikutnya, maha benar Allah dengan segala firman-Nya, bangsa RUM dibawah pimpinan HERCLUS kaisar mereka, menyerang Persia dan menundukkan negara penyembah Api ketika itu. Al hasil Abubakar menjadi pemenang. Unta 100 ekor itu diterima Abubakar menang tarohan dan dibagikan kepada sabahat sesama muslim.
Yang penting disini adalah bahwa ramalan Al-Qur’an itu bukan hanya untuk masa depan akhirat, tetapi juga masa depan di dunia ini. Banyak informasi Al-Qur’an yang berabad silam belum dimengerti atau belum terbukti, sekarang sedikit demi sedikit mulai menjadi kenyataan atau dapat dibuktikan.
Bagi yang tidak percaya kehidupan akhirat, mari kita saksikan sama-sama nanti disana. Wallahu a’lam bishawab. Bararakallu fikum.
 

No comments:

Post a Comment