Wednesday 18 December 2013

PETA



PETA Berisikan gambar memberi arah tentang lokasi, alat bantu bagi orang dalam perjalanan di darat, di laut bahkan di udara. Kini penggunaan kata  “Peta” semakin meluas, “Persoalan” juga dapat dipetakan, maksudnya dilakukan inventarisir apa saja masalah yang dihadapi untuk dicarikan solusi tahap demi tahap. Terakhir sedang sibuk disusun “PETA RAWAN KORUPSI”. Ini merupakan pertanda bahwa “korupsi” sudah berada di semakin banyak tempat, sehingga dapat disusun “Peta”. Juga dapat diartikan “korupsi” sudah semakin susah dilacak, sehingga untuk mencarinya di butuhkan “Peta”.
Sezaman kami  es em pe doeloe, ada namanya “Peta Buta” yaitu memuat gambar pulau-pulau dan kota-kota tapi tidak ditulis namanya, untuk menguji pengetahuan murid, sudah dapatkah menulis nama pulau dan kota di “Peta Buta” itu.
“Peta Rawan Korupsi” itu nanti apakah berupa “Peta Buta”?. Tapi yang jelas di Indonesia “orang buta” saja sanggup melihat korupsi dimana berada. Sebab melalui penciuman dan pendengaran korupsi dapat diketahui, tapi susah dibuktikan, itu barang kali mengapa “Peta Rawan Korupsi” sudah perlu disusun.
Kalau “Peta” untuk menunjukkan lokasi, pembuat pertama dari “peta” tersebut adalah orang atau team khusus yang menjalani/mengunjungi tempat-tempat yang kerenanya dibuat peta lokasi itu. Giliran “Peta Rawan Korupsi”, apakah harus dibuat oleh orang yang pernah menjalani korupsi atau orang yang pernah berhubungan dengan korupsi. Bila demikian, ada kemungkinan peta itu sangat akurat, atau sebaliknya peta itu paling ngacau. Kemungkinan pertama Peta akan jadi sangat akurat karena dibuat yang mengalami langsung. Kemungkinan kedua; peta akan jadi ngacau/merancukan/bias, sebab si pembuat akan melindungi diri, atau group mereka, sebagaimana dimaklumi bahwa korupsi tak mungkin dilakukan sendirian. Semoga dalam waktu tidak terlalu lama lagi telah dijual di toko-toko buku “Peta Rawan Korupsi” seperti peta-peta pulau-pulau, peta dunia, agar generasi berikut sudah tak susah lagi mencari koruptor. Wallahu alam bisshawab.

No comments:

Post a Comment