Wednesday 21 August 2013

TIPUAN JANJI TRANSFER


Dimohon sharing Bapak /Ibu, siapa tau pernah punya pengalaman ditipu melalui janji transfer. Keluarga kami NYARIS mengalami dua kali selama dua tahun terakhir ini rencana penipuan tersebut. Kalau terlalu vulgar disebut penipuan sekurangnya “kebohongan”, sebab kami belum sempat mengalami kerugian materiil, baru sebatas rugi waktu.
Keluarga kami, kebetulan punya beberapa kamar kost umumnya dihuni mahasiswa dan karyawan guna mendekati lokasi kampus/kantor mereka di bilangan Jakarta Pusat. Sebagaimana lazimnya kalau penghuni mahasiswa bila telah selesai kuliah pulang ke daerah masing-masing atau pindah alamat mengikuti pekerjaan. Demikian juga bila penghuni karyawan, akan keluar kost jika dimutasikan ke daerah lain. Oleh karena itu kamar kost kadang penuh kadang ada waktunya ada kamar yang kosong baru ditinggal penghuni lama.
Kemudahan yang dikondisikan internet sekarang sangat membantu kami mengiklankan ketika ada kamar kosong melalui iklan gratis via internet. Kami pasang Iklan di bawah Judul “Kost Pria Muslim”. Judul itu dipilih karena dari sejumlah kamar kami di lantai atas dan dilantai bawah semua penghuninya harus pria karena bila campur putri akan merepotkan. Sedangkan peruntukan untuk muslim disebabkan karena hanya berjarak kurang dari seratus meter terdapat masjid jami’ yang kegiatan syiar agamanya sejak sebelum subuh dan setiap menjelang shalat lima waktu. Tentu bagi saudara yang non muslim barang kali akan mengusik ketentraman beristirahat terutama menjelang subuh. Akan tetapi pernah juga mahasiswa non muslim meskipun sudah diinformasikan demikian, tetap saja mau kos di kami, alasannya dia sudah terbiasa bangun subuh. Betul juga itu anak tinggal di kosan kami sejak masuk semester pertama sampai diwisuda baru keluar. Istimewanya itu anak justru dia yang ikut membangunkan teman kos sekuliahnya yang muslim untuk sholat subuh.
Tahun yang lalu ketika kebetulan ada kamar yang kosong, seseorang mengaku dari Bandung, menelpon kepada istri saya minta agar kamar yang kosong itu jangan di kos kan ke orang lain, dianya akan pindah ke Jakarta seminggu lagi. Sebagai ikatan supaya kamar tersebut diperuntukkan baginya dia akan segera transfer sejumlah tarif kamar sebulan. Untuk keperluan transfer si penelpon minta nomor rekening. Bertepatan hari itu hari Sabtu, kata penelpon beberapa jam kemudian dia telah mentransfer minta di cek ke ATM. Ketika istri saya bilang nanti saja hari Senen dia berdalih minta dicek sekarang karena dia banyak urusan. Istri saya jadi juga ke ATM. Jarak ATM kalau jalan kaki hanya kurang lebih 10 menit, ternyata transfer belum masuk. Sepulangnya ke rumah telpon dari orang yang sama masuk lagi dan bertanya apakah sudah masuk transfernya. Tentu dijawab belum, selanjutnya yang bersangkutan minta agar ke ATM lagi. Kepada yang bersangkutan diberitahukan, “sudahlah kalau anda memang ada transfer bawa saja struk transfer ketika akan masuk kos”. Sampai sekarang kamar itu sudah salin beberapa kali penghuni orang yang “katanya transfer itu”  tak kunjung datang.
Barusan Rabu kemarin dengan modus yang sama seseorang mengaku dari Kalimantan Tengah, berjanji sepulang kerja akan transfer, dianya akan koskan anaknya yang masuk FKUI, akan masuk tanggal 26 Agustus. Kebetulan ada satu kamar yang kosong baru saja penghuninya pindah tugas Ke Semarang. Sempat saya informasikan bahwa disini cocok untuk orang muslim, sebab dalam pembicaraan telepon dianya menyebut nama yang dugaan saya bukan nama orang muslim. Malah yang bersangkutan menjawab dia bukan saja muslim tapi sudah haji. Oleh karena itu ketika memberikan nomor rekening dianya saya sapa di redaksi SMS dengan “Aslmkm WW. Pak Haji ..............no rekening..........”.
Modusnya sama persis dengan penelpon dari Bandung yang telah saya ceritakan di atas. Kamipun pergi ke ATM tapi kami kini sengaja tidak bawa HP, takut siapa tau dia nelpon di depan ATM kami khawatir tersugesti mengikuti perintahnya. Beberapa saat kami sudah berada dirumah penelpon mengaku dari “Kalimantan Tengah” itu nelepon lagi dan pertanyaannya “bapak sedang dimana”, jawaban sama saya sampaikan kepadanya tetap dengan praduga tak bersalah: “Silahkan bapak photo copy struk transfer Bapak dan kirimkan ke saya via MMS”. Langsung tanpa salam penutup telepon diputus.
Sidang pembaca, Alhamdulillah kami belum sampai tertipu, baru percobaan penipuan. Saya belum tau persis mekanisme penipuan modus seperti ini. Barang kali ada diantara Bapak/Ibu yang pernah tertipu atau pernah mendengar bagaimana  teknik penipuan ini dilaksanakan. Kiranya berkenan sharing, agar dengan mengetahui lebih dahulu sesuatu kejahatan tentu lebih siap untuk  mengantisipasinya.
Terimakasih atas sharingnya, semoga dicatat sebagai amal kebaikan oleh Allah s.w.t. sebab dapat menghindarkan orang lain dari bencana penipuan yang makin beraneka modelnya sejalan dengan kecanggihan teknologi sekarang ini.


No comments:

Post a Comment