Sunday 6 November 2011

FITNAH ITU TERKUAK DI LEBARAN HAJI

Sejurus di kampung “Lembu Bebas” dihebohkan banyak anak gadis yang kehilangan Celana Dalam (CD) di penjemuran atau sesatang {(sesatang= jemuran di belakang atau samping rumah dari rentangan tali) adalah bahasa daerah di kampungku}. Anehnya jemuran lain seperti celana panjang, rok, kain pelekat dan kain panjang, baju termasuk BH, tidak ikut hilang, padahal di jemur di tempat yang sama.

Ada semacam sas-sus bahwa kejadian itu dikaitkan dengan ilmu perdukunan. Konon seorang pemuda, bila ia ingin memikat seorang gadis, tidak dapat dilangsungkan dengan cara yang lazim, maka si gadis dapat di pelet dengan sarana CD gadis yang bersangkutan. Kata yang empunya kisah bahwa CD yang manjur untuk dijadikan ramuan pelet sekurangnya sudah dipakai si gadis selama 40 hari.

Gadis yang kehilangan CD masih baru, tidak begitu khawatir karena tidak mungkin dapat diramu jadi sarana pelet. Lebih jauh diwartakan teknik pemeletan, CD yang memenuhi syarat itu dikuburkan di depan kaki tangga rumah lelaki yang memelet. Bila syarat terpenuhi, si gadis yang CD nya terkubur di kaki tangga lelaki tersebut, akan datang ke rumah lelaki tersebut untuk minta dilamar, pokoknya si gadis bakal tergila-gila pada si lelaki. Pemeletan akan lebih manjur kalau pihak yang dipelet pernah menghina lelaki yang memelet.

Beberapa gadis desa itu cuek saja dengan kejadian tersebut, sebab merasa tidak pernah menampik pemuda yang “Pendekatan” (PDKT). Tetapi ada juga yang rada-rada was-was, sebab mending kalau yang melet perjaka ting-ting, malah kebeneran. Tapi jika yang melet tua bangka banyak bini pula, wah.... mudah-mudahan dijauhkan.

Kabar itu makin meluas dan frekwensi kehilangan CD semakin kerap beberapa bulan menjelang lebaran haji. Walau tak seorangpun melapor ke RT atau RW apalagi ke kelurahan dan ke kepolisian, sebab sedikit banyak soal CD apalagi yang punya gadis, jikapun dibicarakan tidak pantas dengan suara nyaring, paling dengan cara berdesis. Di kampung “Lembu Bebas”, masyarakat sudah trauma, pengalaman seorang warga kecurian ayam, lapor ke perangkat desa dan opas, hitung-hitung ongkosnya lebih mahal ketimbang harga seekor kambing. Timbul ungkapan, jika lapor kehilangan ayam, akan kehilangan kambing. Kalau lapor kehilangan kambing akan kehilangan sapi. Kalau lapor kehilangan CD malah hilang pakaian selemari, syukur kalau tidak hilang berikut pemilik CD.

Kekhawatiran dan fitnah tersebut terkuak persis setelah orang-orang selesai melaksanakan shalat Idul Adha. Beberapa masjid disekitar kampung tersebut menyembelih hewan qurban berupa sapi. Sapi kebanyakan didatangkan dari desa “Lembu Bebas”. Populasi sapi di desa ini sangat banyak, sebab sapi berkembang biak dengan baik sekali, lantaran lingkungan kampung dikelilingi oleh pematang yang banyak ditumbuhi rumput. Pemilik ternak sapi di desa tersebut istimewanya, memelihara sapi dengan tidak mengikat leher sapi dengan tali, hidung sapi tidak ditusuk, jadi sapi-sapi dapat berjalan secara bebas, makan di padang rumput disekeliling kampung. Di desa ini tidak berlaku pepatah “bagaikan sapi ditusuk hidung”. Yang menarik masing-masing peternak dapat mengenali sapi mereka masing-masing, sebaliknya si sapi bila sore hari langsung masuk ke kandang di rumah tuannya.

Singkat cerita, ketika panitia qurban mengoperasi perut sapi qurban, pada lambung beberapa ekor sapi qurban asal desa “Lembu Bebas”, tersimpan CD-CD gadis yang diwartakan hilang, sebagian sudah mulai hampir tercerna, sebagian masih utuh. Rupanya si sapi yang bersangkutan menjadikan CD sebagai santapan pelengkap. Mungkin sebagian mereka menyempatkan diri untuk ke “Sesatang”, di mana dijemur CD, kebetulan si pemilik sedang lengah.

Kisah ini kuturunkan di blogspot, di hari Raya Qurban tahun 1432 Hijriah bertepatan dengan tahun 2011 Miladiyah. Mengenang Almarhum adikku Zulkarnain Arbi, SE., meninggal pada tanggal 8 Juni 2011, karena dialah inspirator kisah ini. Semoga Allah menempatkan Almarhum di tempat sebaik-baiknya di sisi Allah, diampuni segala dosanya dan diterima semua amalnya, kedua anak yang ditinggalkannya menjadi anak yang saleh dan seluruh keluarga diberi ketabahan. Amien

No comments:

Post a Comment