Thursday, 27 February 2025
KE LANGIT
Disusun: M. Syarif Arbi
No: 1.301.04.02-2025
Fir’aun, dulu beranggapan bahwa Tuhan nabi Musa adanya di langit, sehingga tersurat dalam Al-Qur’an di surat Al-Qashash ayat 38. Fir’aun memerintahkan pejabat kepercayaannya; “HAMAN” untuk membangunkan “tangga ke langit” untuk melihat Tuhan nabi Musa.
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يٰۤـاَيُّهَا الْمَلَاُ مَا عَلِمْتُ لَـكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرِيْ ۚ فَاَوْقِدْ لِيْ يٰهَامٰنُ عَلَى الطِّيْنِ فَاجْعَلْ لِّيْ صَرْحًا لَّعَلِّيْۤ اَطَّلِعُ اِلٰٓى اِلٰهِ مُوْسٰى ۙ وَاِنِّيْ لَاَظُنُّهٗ مِنَ الْـكٰذِبِيْنَ
"Dan Fir'aun berkata, Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarkanlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta."
Berarti sudah lama konotasi manusia, alam ghaib tempat Tuhan dan para malaikat itu adanya di LANGIT, setidaknya diperadaban Mesir se Zaman dengan Fir’aun. Sesuatu terlihat melengkung biru di atas kepala kita, itulah sejak kecil juga kita kenal sebagai “langit”, dimana siang terdapat matahari, malam bergayut bulan dan bertabur bintang-bintang. Belakangan banyak kalangan, sesuatu yang tampak melengkung biru diatas kita sudah tidak lagi diartikan dengan “langit”, tapi sudah banyak diartikan sebagai cakrawala batas pandangan mata. Semakin jelas pengertian cakrawala bila berada di tepi pantai, terlihat diujung sana batas pandangan mata. Namun arti langit sebagai alam ghaib tetap saja, masih sampai sekarang, sebagai contoh sering kita mendengar ucapan “bagaimana ketentuan yang di atas”, maksudnya “yang dilangit”, ucapan itu bermaksud Tuhan berada di langit.
Dengan semakin jauhnya perjalanan manusia melalui penemuan2, penelitian2 bahwa; Matahari, bulan dan bintang serta benda yang semula dipahami sebagai benda langit, terletak di langit, kini dipahami sebagai benda2 angkasa. Lalu; langit jadinya kita pahami sebagai alam ghaib. Dengan demikian jika mau naik ke langit secara hakikat mau melihat alam ghaib, atau berwisata ke alam ghaib, tak mungkin dibuatkan tangga seperti angan2nya Fir’aun. Tangganya ke alam ghaib adalah ROH DAN JASMANI kita sendiri (sebagai tempat anak tangga terpasang).
Melalui permisalan sebagai “tangga”, bila tangga ke langit terbuat dari bambu atau kayu, maka ada dua balok atau dua bambu sebagai tempat anak tangga disusun. Salah satu balok atau bambu tempat tangga disusun itu adalah ROH dan yang lainnya adalah JASMANI. Roh berfungsi menghidupkan, menumbuhkan dan mengembang biakkan. Sedangkan Jasmani berasal dari tanah berfungsi sebagai wadah bersarangnya ROH. Di Jasmani terpasangnya Panca indra berupa; mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Pada ROH tersimpanlah Akal dan Qalbu.
Keterbatasan ruang tulis; artikel ini baru memuat “Akal sebagai anak tangga ke langit”, dengan fungsi akal:
Fungsi akal PERTAMA; Mengingat.
Kemampuan ini dipunyai semua makhluk yang berjiwa termasuk hewan. Dengan mengingat; burung merpati, ayam, itik, sapi, kambing, kembali ke kandang. Manusia diberi daya ingat melebihi hewan. Dengan daya ingat inilah seorang anak kecil berangsur memahami lingkungannya dan memiliki kecerdasan, merupakan cikal bakal mengenal Tuhan, memaklumi bahwa yang ghaib itu ada. Langit sebagai alam ghaib itu ada dan benar adanya.
Fungsi akal KEDUA; Berfikir.
Untuk memilih, memutuskan apa yang harus dilakukan, harus diambil dalam hidup ini. Anak-anak fikirannya belum jalan. Dikisahkan Nabi Musa lebih memilih "bara api" ketimbang "sesuatu benda bermanfaat yang tidak membahayakan" tatkala diuji Fir'aun, menguji keberakalan bocah Musa.
Dengan berfikir manusia sadar dari mana dia datang dan kemana kesudahannya hidup ini, oleh karenanya menyiapkan diri akan kematian. Hidup sesudah mati adalah alam ghaib sama ghaibnya keberadaan kita sebelum lahir. Hanya tercerna dengan anak tangga berfikir, cabang dari akal.
Fungsi akal KETIGA; Mencari sebab akibat.
Melalui cabang akal, “sebab-akibat” manusia dapat percaya akan adanya pencipta. Teknik yang paling dasar guru agama di SR kita dulu memasukkan ke akal kita bahwa "tak mungkin ada kotoran cecak di lantai dalam ruang kelas kita ini, kalau tak pernah ada cecak yang masuk kelas ini". Kata guru agama. Bumi ini tak mungkin ada bila tak ada yg menciptakan.
Fungsi akal KEEMPAT; Mengkhayal.
Imajinasi dimiliki oleh anak manusia sejak dini, perhatikan anak yang baru lancar ngomong, dia sudah dapat merajut cita-cita kalau dia besar nanti. Meskipun cita-citanya sangat sederhana sesuai perkembangan akalnya.
Dalam hal ini Allah telah memberi informasi kepada manusia:
menginformasikan bahwa manusia diberikan akal berangsur-angsur melalui 3 tahap y.i.: Pendengaran, Penglihatan barulah Hati Nurani, (kecerdasan akal untuk berfikir).
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْــئًا ۙ وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصٰرَ وَالْاَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur." (QS. 16 = An-Nahl ayat 78)
Akal saja tak mampu naik ke langit, bila tidak menggunakan anak tangga berikutnya y.i. iman, wilayah Qalbu, kita akan masukkan di tulisan berikutnya.
Anak tangga ke langit yang ke dua "QALBU".
Semoga kita semua, para pembaca, diberikan Allah kemampuan untuk menggunakan Akal sebagai anak tangga menuju mendekatkan diri kepada Allah. Begitu banyak peringatan Allah buat kita semua “apakah kamu tidak menggunakan fikiran (akal) = أَفَلَا تَعْقِلُون"
والله عالم بشواب
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَب وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
(Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan).
.سُبْحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون
وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن
Jakarta, 28 Sya’ban 1446
27 Februari 2025.
Friday, 21 February 2025
KEMAMPUAN SI MISKIN
Disusun: M. Syarif Arbi
No: 1.300.03.02-2025
Setelah hidup ini dijalani sampai usia pertengahan atau lanjut. Banyak kita saksikan diantara kerabat dan sahabat yang kita kenal sejak kecil, sahabat sesekolah, teman sepermainan masa kanak2 kini dengan berbagai kondisi, disederhanakan kita kelompokkan:
1. Ada yang dulu pernah sekelas, kini sudah jadi orang terkenal, kaya dan dimuliakan orang.
2. Ada yang dulu sepermainan, sampai sekarang sedang2an saja sebelas duabelaslah dengan kita sendiri, ekonomi pas2an.
3. Ada juga yang nasibnya kurang beruntung, padahal dulu di kelas dianya termasuk anak “rengkingan”, kini hidupnya susah, miskin terpuruk.
4. Ada yang hidupnya pernah mewah, berjabatan tinggi, terhormat, diujung hidupnya jatuh miskin terpuruk.
Kemiskinan rupanya di negara manapun di dunia ini sepertinya tetap ada, tak terkecuali di negara adi daya, negara maju, negara besar.
Sebagai contoh dari sumber google diberitakan:
Pada September 2024, persentase penduduk miskin di Amerika Serikat turun menjadi 7,77%.
Tiongkok masih memiliki sekitar 13% penduduknya yang hidup di bawah garis kemiskinan ini,
Persentase penduduk miskin di Arab Saudi menurun dari 18,2% pada tahun 2010 menjadi 13,6% pada tahun 2021.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia pada September 2024 adalah 8,57%. Angka ini menurun 0,46% dibandingkan Maret 2024 dan 0,79% dibandingkan Maret 2023.
Bila diperhatikan data mentah tanpa di olah di petik dari Google di atas bahwa di setiap negara tetap ada orang2 miskin. ,……..... ini adalah sudah merupakan sunatullah, bahwa di dunia ini adanya sifat berlawanan dan berpasangan............., Ada kaya - ada miskin. Sebagaimana adanya siang - adanya malam. Seperti halnya adanya orang baik - adanya orang jahat. Ada juga di kutup yang tidak terlalu ekstrim berlawanan. Tak kaya2 amat - tak miskin2 amat ............ dstnya, tapi tetap saja berpasangan/ berlawanan.
Di era digital ini, dengan mudah kita dapat informasi berapa hitungan kata miskin termuat dalam al-Qur’an: “Kata "miskin" dalam Al-Qur'an disebutkan sebanyak 11 kali dalam bentuk tunggal dan 12 kali dalam bentuk jamak”. Dengan demikian bahwa mungkin ini memberikan isyarat bahwa kemiskinan tidak mungkin untuk di tiadakan diatas muka bumi ini, justru keberadaan kemiskinan ini adalah merupakan media untuk menguji orang2 yang diberikan Allah berkecukupan.
Bahasa agamanya “ujian buat orang beriman yang kaya apakah dia menjadi Kufur atau Bersyukur”. untuk melihat siapakah yang paling baik amalnya.
لَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَا لْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا............. ....."
"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya........." (Al- Mulk 2).
......................................................"
ۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً ۗ اَتَصْبِرُوْنَ......."
".............Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? ............." (QS. Al-Furqan ayat 20).
Persoalannya adalah BAGAIMANA sikap yang bijak memposisikan diri, agar awak lolos dalam cobaan (ujian) memiliki kerabat dan sahabat, handai tolan, teman sekelas, tetangga sepermainan masa kanak2 berkondisi seperti yang dikelompokkan di atas. Termasuk kalau diri sendiri seperti salah satu dari 4 kelompok itu. Banyak simulasi yang para pembaca dapat "kutak-katik" bila anda sendiri, kerabat dan sahabat anda di kondisi2 di atas.
Mempersingkat tulisan ini saya batasi, hanya pada “bila anda dalam kondisi 2". yaaah meskipun sedikit2, mungkin masih adalah nisab zakat tahunan. Walaupun tak banyak, masih adalah rezeki yang dapat dialokasikan buat infak dan sedekah. Di kondisi ini, saatnya anda berpeluang menyantuni kerabat dan sahabat yang miskin.
Sebab......... kerabat dan sahabat anda dalam kondisi "3 dan 4" itu mempunyai kekuatan yang TIDAK dipunyai oleh kerabat dan sahabat anda di kondisi "1", dan juga anda sendiri (bila anda di kondisi “2”).
Seberapa banyakpun harta anda di kondisi "1", juga serba sekedarnya harta anda di kondisi "2"............ Ketahuilah anda tak mampu membawa harta anda itu ke alam kubur, apalagi ke alam akhirat.
Lantas siapa yg mampu menolong membawakan harta anda ke alam kubur?????........
Ternyata yang mampu membawa harta anda ke alam kubur sampai ke akhirat adalah kerabat dan sahabat anda dlm kondisi "3 dan 4" yang anda santuni dengan sebagian rezeki/ harta anda.
Oleh karena itu jangan sepelekan sahabat dan kerabat anda yang hidup serba kekurangan (miskin), walaupun tadinya dianya pernah kaya (kondisi 4), karena mereka memiliki kekuatan yang dahsyat, mampu membawakan harta anda ke alam kubur ke alam akhirat. Melalui sedekah anda, melalui zakat anda yang disalurkan kepada mereka.
Pada hakikatnya harta yang jadi kepunyaan kita adalah harta yang disedekahkan (dengan ikhlas). Sedang harta yang kita makan dan minum paling lambat besok atau lusa sudah keluar jadi ..............
Harta kita sandang paling beberapa saat enak dipandang kemudian usang.
Adapun harta yang disedekahkan kepada orang yang tepat diikuti ikhlas karena Allah, itulah yang dibawa ke alam barzah dan hari akhir.
Mudah2an para pembaca dan kita semua masih ada kemampuan untuk menyantuni kerabat dan sahabat yang kebetulan miskin.
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
بارك الله فيكم
;وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Jakarta, 22 Sya’ban 1446
21 February 2025.
Sunday, 16 February 2025
IKHLAS dan IKHSAN kebaikan AGAMA
Disusun: M. Syarif Arbi
No: 1.299.02.02-2025
Iman, Islam, Ikhsan dan Ikhlas, saling terkait, merupakan satu paket. Iman dalam arti percaya bahwa Allah/Tuhan itu ada dengan kekuasaannya menciptakan bumi dan langit serta segala yang ada didalamnya, belum cukup bila belum berislam (menganut agama). Beriman, beragama tetapi tidak berbuat ikhsan, tidak pula bernilai apa2. Beriman, beragama, selalu berbuat baik (Ikhsan), tetapi semuanya itu dilaksanakan tanpa didasari keikhlasan, mungkin hanya bermanfaat di dunia namun tidak bernilai di akhirat.
Secara umum “ikhsan” diartikan berbuat baik, orang senantiasa dalam kehidupannya mengamalkan ikhsan disebut mukhsin. Ikhsan sebagai hasil akhir dari sebuah proses keimanan dan keislaman seseorang, sehingga ikhsan disebut tingkatan iman yang paling tinggi. Perbuatan baik (اِحْسَا نًا) walau untuk dunia bermanfaat, tetapi untuk akhirat belum bernilai jika tidak dilengkapai dengan ‘Ikhlas”. Membuktikan bahwa keempat “I” ini (“Iman, Islam Ikhsan dan Ikhlas) merupakan satu paket, semestinya tidak terpisah. Beriman saya tidak cukup tanpa di ikuti berislam, beriman dan berislam tak akan sempurna tanpa mengamalkan perbuatan baik. Perbuatan baik atas dasar keimanan dan keislaman tak bernilai akhirat jika tidak diikuti oleh keikhlasan.
Ikhsan ( اِحْسَا نًا) berbuat baik diantaranya diperintahkan Allah termuat dalam surat An-Nahl (16) Ayat 90
۞ إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَـٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan (وَٱلْإِحْسَـٰنِ = ikhsan), memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.
Dalam Al Quran Surat An Nisa ayat 125 dijelaskan bahwa seseorang yang ikhlas serta berikhsan merupakan orang yang paling baik keagamaannya. Boleh dikatakan bahwa output Iman dan Islam adalah Ikhsan dan Ikhlas.
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَٱتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًا ۗ وَٱتَّخَذَ ٱللَّهُ إِبْرَٰهِيمَ خَلِيلًا
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan (مُحْسِنٌ), dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus. Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”
Perbuatan baik (وَٱلْإِحْسَـٰنِ), mungkin saja bernilai di dunia, tetapi belum tentu bernilai di akhirat apabila:
a. Perbuatan baik (Ikhsan) tidak memenuhi "I" Pertama (iman), lantaran terutama ybs tak percaya akhirat, tidak percaya Tuhan.
b. Nilai akhirat tidak diperoleh Si pembuat kebaikan, apabila tak memenuhi "I" ke dua (islam), karena ybs belum teregistrasi sebagai orang yang beragama yang diakui Allah. Walaupun dianya memenuhi "I" Pertama (iman).
c. Beriman, berislam saja bila tidak berikhsan (beramal baik) untuk kehidupan sesama manusia, tidaklah bermakna ‘Iman dan Islam” itu baik di dunia maupun di akhirat.
d. Nilai akhirat = nol, jika si yang berbuat baik tidak beriman, tidak berislam, kendatipun perbuatan baiknya dilakukan dengan ikhlas. Mungkin saja perbuatan baiknya mendapat apresiasi/penghargaan di dunia.
Semoga kebaikan yang kita lakukan senantiasa dapat kita lakukan semaksimal mungkin dengan penuh keimanan dan keyakian terhadap agama dalam keikhlasan.
آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
بارك الله فيكم
Jakarta, 16 Februari 2025
17 Sya’ban 1446H
Tuesday, 4 February 2025
Untungnya KAKEK & NENEK
Disusun: M. Syarif Arbi
No: 1.298.01.02-2025
Harus diakui bahwa pelayanan kesehatan di rumah-rumah sakit, terakhir ini pada umumnya kian membaik. Kini di beberapa rumah sakit kalau berobat bilangan menit sudah mendapatkan nomor pendaftaran;, satu dan lain dibantu dengan system “on line”, dulu kadang dua jam-an. Begitu juga di apotek menunggu antrian obat, kadang lebih dari 3 jam-an. Kini ada pula fasilitas obat diantarkan ke rumah.
Seorang Kakek (dekat delapan puluhan) merapat ke counter apotek, sementara di counter sedang ada seorang Nenek (tujuh puluhan) agaknya dianya sedang menunggu proses kelanjutan obatnya.
Tanpa menyapa, tanpa kalam, tanpa salam, si kakek berucap kepada si nenek “sonoan dikit”. Si nenek-pun bergeser sekitar dua jengkal. Si kakek menyerahkan kertas kepada petugas apotek; sekarang kertas berwarna merah jambu itu menjadi sebagai resep yang sudah dibuat on line dari meja dokter di poli. Si kakek minta ball point dari petugas counter, seraya berkata lagi ke pada si nenek “minggir dari sini aku mau nulis”. Si nenek mulai terpancing “enak aja ngusir2 orang, emangnya ini rumah sakit mbahmu yaa, saya kan disini ada keperluan nunggu penegasan tentang obat saya, kamu mau nulis2 san situ”. Pertengkaran pun tak terhindarkan, si kakek tak kalah serunya mendebat si nenek. Sementara para pasien lain tak ada inisiatif untuk memisah si kakek dan si nenek, di counter opotik yang tingginya sedada orang dewasa itu, petugas sedang masuk ke dalam mengurus proses yang lain.
Perlu diinformasikan bahwa prosedur “fasilitas obat di antar ke rumah” di rumah sakit tsb:
1. Pasien meletakkan kertas berwarna merah jambu pada kotak yang diinginkan (ingin dikirim ke alamat, ingin tunggu, atau ingin diambil keesokan harinya).
2. Petugas memanggil pasien yang namanya tertera di dalam kertas, selanjutnya menjelaskan bahwa obat akan dicek dulu, nanti dipanggil dari loket berikutnya.
3. Setelah menunggu sekitar 20 han menit dalam hal obat diinginkan untuk dikirim ke alamat, dari loket berikut tsb (loket 2) pasien dipanggil, dikasih kertas nomor untuk diserahkan ke counter tempat pengiriman.
4. Dari counter tersebut “3”, pasien diberikan secarik kertas untuk menuliskan nama dan alamat lengkap diikuti (lokasi bangunan yang terkenal) dan juga nomer HP.
Untuk space menulis itulah si kakek (laki2) mengusir si nenek (perempuan). Si nenek lumayan agak sabar, ketika pengusiran pertama tidak masalah, juga ketika disuruh geser lagi yang kedua, diikutinya. Barulah pengusiran ketiga si nenek mulai tidak terima, lantas mengeluarkan sumpah serapah yang cukup seru (lebih seru dari di ungkap di atas). Si kakekpun, merespon tak kalah seru yang membuat pasien yang lain, sebagian tersenyum sambil bergumam “untungnya kakek dan nenek”, kalau “kakek kontra kakek” atau “nenek vs nenek” atau sama-sama masih muda belia mungkin sudah “belengan”. Untungnya lagi si kakek datang sendiri ke rumah sakit, demikian juga si nenek hanya di drop cucunya, nanti pulang dijemput. Umpamanya ada pengantar masing2, ndak tau apa jadinya, bisa2 antar pengantar jadi ribut.
Demikian kondisi orang2 yang sudah keliwat usianya, kadang sudah kembali lagi bagaikan anak kecil, (walaupun tidak semua). Kebanyakan orang2 yang sudah masuk area pikun tak jarang sudah kurang sanggup mengontrol tingkah polahnya, seperti antara lain, sudah tidak lagi mengindahkan sopan santun. Maklum ybs sudah lupa. Sesuai benar apa yang diinformasikan Allah:
وَٱللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّىٰكُمْ ۚ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰٓ أَرْذَلِ ٱلْعُمُرِ لِكَىْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـًٔا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ
“Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” (surat-an-nahl-ayat-70)
وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ ٦٨
Siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami balik proses penciptaannya (dari kuat menuju lemah). Maka, apakah mereka tidak mengerti? (Yasin 68)
.
Semoga kita dipeliharakan Allah dari usia lanjut yang merepotkan anak cucu dan diri sendiri.
آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
بارك الله فيكم
Jakarta, 4 Februari 2025
5 Sya’ban 1446H
Subscribe to:
Posts (Atom)