Tuesday 6 February 2024

TERAPI - GALAU.

Oleh: M. Syarif Abi No. 1.222.02,24 Pikiran Galau berpotensi dialami siapa saja. Sepanjang jiwanya masih sehat. Politisi di era pemilihan umum ini, jangan dikira tidak galau. Suara pemilih tak gampang di duga, H2C hinggap didiri apakah nanti terpilih atau tersisih. Konon di pemilihan2 yang lalu2 ada diceritakan; orang terkena gangguan jiwa lantaran sudah habis banyak ternyata gagal mendapat “kursi”. Ada pula kisah di pemilu yang lalu2, karpet sumbangan ke masjid ditarik kembali, lantaran pemilih di sekitar masjid tak mennyoblos diri, sehingga ybs urung mewakili rakyat. Di duga pemilu kali ini “serangan fajar” sudah tak mempan lagi, keadaan ini juga menjadi pembumbu galau. Pelajar/Mahasiswa dengan model kegalauannya sendiri, boleh jadi berupa kesulitan menyelesaikan proses study. Kegalauan hubungan pribadi terhadap teman, guru, atau dosen. Juga yang tengah PDKT, tak kurang juga pembuat galau. Biaya pendidikan yang begitu tinggi sementara sumbernya ngepres, juga pemantik galau. Pengusahapun juga bisa galau. Misalnya a.l. Proyek dikejar waktu, Proyek yang lalu untung tipis, tender yang sedang diikuti apakah gol atau di dapat pengusaha lain. Mikirkan gaji pegawai. Pokoknya mikir kelangsungan hidup usaha kedepan kadang membuat galau. Pedagang, boleh jadi galau karena banyak pesaing, omzet tahun ini kok ndak seperti tahun lalu, apalagi didepan kios miliknya sekarang bermunculan kios2 baru. Belum lagi terbit peraturan baru berdagang, teknologi berubah (on line) berdagang konvensional menjadi lesu dll. Aneka sebab membuat pedagang galau. Manula juga sering didera galau. Sumber kegalauan kadang karena sudah mulai kena aneka "penyakit". Sumber kegalauan juga "kesepian", setelah anak2 berumah tangga sendiri. Apalagi bila pas nasib kurang baik ada diantara anak2 yang ndak pedulian kepada Ortunya. Harta bagi Manula kadang juga sumber galau. Bila banyak, bingung ngurusnya, awak sudah kurang cekatan. Bila tak punya hartapun repot juga, ya kalau lekas berpulang,..........., kalau masih lama, galau mikirkan biaya di hari2 tua. Anak juga pemantik galau bagi manula. Diantara anak2 peruntungannya kan tak sama. Ada yang rezeki luas ada pula yang sempit. Bagi manula inipun sumber kegalauan pikiran. Memikirkan anaknya rezekinya sempit. Pokoknya semua kelompok manusia berpeluang alami ke- GALAU-an. Kalau di pikir2 sudah MANULA ndak usah galau lagilah. Tapi selama hayat masih dikandung badan Galau masih setia menemani setiap insan karena memang sudah didesain Allah, sifat umum yg melekat di diri manusia adalah MENGELUH. Termasuklah mengeluh dalam ke-GALAU-an pikiran. اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًا "Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh". (Q.S. Al-Ma'arij ayat 19) Namun, karena begitu besarnya kasih sayang Allah terhadap manusia. Diturunkan-Nya GALAU, tetapi juga di turunkan-Nya pula TERAPI penangkal GALAU. Mari kita lihat TERAPI penangkal GALAU yang diajarkan Allah melalui Al-Qur'an surat Ar-Ra'ad ayat 28. Selanjutnya kita terapi ke-GALAU-an didiri kita masing2. اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ; ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram". Ini TERAPI GALAU resep dari Allah pencipta manusia. Allah mengerti betul akan manusia ciptaan-Nya. Dengan menggunakan obat berdzikir, Insya Allah ke-GALAU- an akan berakhir. اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ (Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram). Aamiin. Bila pikiran sedang didera galau. Duduk-berdiri dirasakan risau. Makan-minum kadang tak hirau. Tingkah lakupun menjadi kacau. Maka terapi galau yang mujarab: Jika keGALAUan ke-diri mampir. Takkan mempan dibawa plesir. Terapi mujarab GALAU berakhir. Kepada Allah hendaklah berzikir. Monggo dipraktekkan TERAPI ini bila GALAU pikiran menghampiri anda. Semoga berhasil. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 27 Rajab 1445 H. 7 Februari 2024.

No comments:

Post a Comment