Sunday 24 February 2013

MERENUNGI BUNGA MANGGA


Ternyata bunga mangga muncul diujung ranting. Ternyata tidak setiap ranting pada musim mangga berkembang, ditumbuhi oleh bunga mangga. Proses selanjutnya dari bunga mangga itu tidak semuanya menjelma menjadi buah mangga, hanya sebagian menjadi buah, sisanya gugur. Ternyata dalam proses bunga menjadi pentil mangga (pencit) yang berperan adalah serangga lalat buah. Ternyata lalat buah itu hanya hadir melaksanakan tugasnya menyerbuk/mengawinkan bunga mangga, ketika mangga sedang berbunga.
Begitu yang kuamati pohon mangga di halaman rumahku. Ketika rumah ini kami tempati sekeluarga hampir duapuluh tahun lalu, pohon mangga itu baru ditanam. Itu pohon  tumbuh subur dengan cepat, begitu tinggi itu pohon sampai terlihat oleh tetangga kampung sebelah. Dimusim berbuah lebatnya luar biasa, sempat sampai hampir seribu butir. Seiring dengan itu, bilamana mangga di halaman depan rumah itu sedang berbuah, sejak mulai buah muda sudah mulai bermasalah. Banyak orang yang datang bukan lagi anak-anak yang datang menyatroni buah, tetapi orang dewasa. Dengan berani mereka membawa galah di siang bolong tanpa permisi menjuluk/menurunkan mangga. Pernah terjadi kami kebetulan tidak mengetahui, karena berada di dalam rumah, tetangga menegor mereka, malah tetangga kami itu yang diajak berantem. Terakhir sekitar 4 tahun lalu dengan terpaksa pohon mangga itu kami tebang, sebab dampaknya sudah semakin buruk, buah mangga dilempari pakai batu, lemparan tersebut mengenai genteng tetangga, mengenai mobil tetangga yang parkir di halaman.
Kini  tunggul pohon mangga itu sudah berbatang dan beranting lagi, sudah berbuah lagi. Begitu mulai berbunga, bagian yang terlihat di jalan terpaksa kami potong. Bunga-bunga yang rendah itulah yang mudah mengamatinya dari halaman rumah, seperti yang kukemukakan di atas.
Timbul pertanyaan:
1.    Kenapa tidak setiap ujung ranting muncul bunga
2.    Kenapa tidak semua bunga menjelma menjadi pentil mangga (pencit)
3.    Kenapa tidak semua pencit menjadi buah
4.    Dari mana lalat buah datang, padahal sebelum mangga berbunga tidak ada lalat buah, dimana si lalat buah tinggal selama ini.
5.    Dua pohon mangga berlainan jenis kendati ditanam berdampingan, kenapa rasanya tidak pernah tertukar atau bercampur, walau sama-sama berbunga dan berbuah dalam semusim.
Akhirnya semuanya hanya dapat terjawab bila dipulangkan kepada yang menciptakan alam semesta ini, Allah menyatakan di dalam  Al-Qur’an surat Al Fusilat  ayat 47
 



(Dan tidak ada buah-buahan keluar dari kelopaknya (melainkan dengan sepengetahuan-Nya.)
Menyimak ayat di atas renungan tadi langsung mendapat jawaban dan bahkan sadarlah kita bahwa diri inipun diciptakan Allah dengan sangat-sangat ajaib. Oleh karena itu sadarlah kita bahwa hidup inipun seperti buah mangga. Semula tumbuh setangkai kembang disela ranting, kemudian menjadi pentil mangga, buah mangga dan mateng, akhirnya dipetik. Diantara kembang mangga tadi, ada yang tidak sampai menjadi pentil manggga, sudah rontok duluan. Pentil mangga tidak semuanya menjadi mangga muda, kadang jatuh tak tau sebabnya. Mangga muda tidak semuanya menjadi mangga ranum, kadang sudah dipetik semasa sedangnya dibuat rujak. Bigitulah agaknya tamsil kehidupan ini, tidak semua kita sampai diusia lanjut, kadang  belum dewasa sudah berpulang, kadang sedang asik merajut karier sudah datang maut, kadang baru saja pensiun sudah almarhum, kadang sampai pula pikun belum juga meninggal.
Harapan kita semua, panjang usia yang optimal dalam:
Keadaan sehat sampai akhir hayat
Agar masih tetap dapat ibadat,
Tidak sampai membuat anak cucu matanya sepat,
Lantaran nenek/kakeknya sulit dirawat.


No comments:

Post a Comment