Saturday 21 January 2012

MENAKAR SOMBONG

Sombong, tentu sifat mahluk Tuhan yang namanya Manusia. Mahluk Tuhan lain yang pernah punya sifat ini namanya Iblis, karena kesombongan itu dia terusir dari Sorga. Sifat sombong ini sungguh istimewa dari sifat lainnya. Kalau orang sifatnya rendah hati, sesama orang rendah hati mereka suka, kalau boleh mereka buat persatuan atau organisasi sesama rendah hati. Orang bersifat dermawan juga senang sekali bila ketemu sesama dermawan, boleh jadi mereka kumpulkan derma mereka untuk dapat lebih besar sehingga akan lebih bermanfaat. Sedangkan orang sombong, sesama orang yang bersifat sombong mereka saling membenci. Jadi sombong itu sifat yang tidak disuka orang, jangankan orang tidak sombong, sesama sombong saja tidak suka.
Bagaimana mengukur apakah diri ini termasuk orang sombong atau tidak cobalah beberapa parameter yang tersaji berikut guna mengukur apakah di hati ini tersisip kesombongan:
Pertama: Dalam kita berdiskusi di dalam kelompok masyarakat, apakah kita selalu ingin memaksakan bahwa pendapat kita saja yang harus diterima oleh kelompok, sedangkan pendapat orang lain dianggap tidak benar. Kalau diri masih dalam posisi ini artinya kadar sombong masih ada dalam hati kita.
Kedua: Ketika bergaul di tengah masyarakat utamanya yang status sosialnya di bawah kita, apakah dalam sanubari masih tersisa perasaan bahwa diri ini lebih berada, diri ini lebih pintar, sementara menganggap orang lain kurang cerdas hingga wajarlah jika status sosialnya rendah. Hidup mereka serba kekurangan karena kurang cerdik seperti diri ini, kurang tekun seperti diri kita, kurang rajin seperti diri kita, pokoknya orang lain itu kurang karena kekurangan mereka sendiri. Kalau ini ada dalam perasaan, waspadalah sombong masih bersemayam bagi siempunya diri.
Ketiga: Memenuhi undangan, bila diri ini enggan menghadiri undangan orang miskin dan berada di bawah dan hanya suka menghadiri undangan orang terpandang dan orang kaya. Menganggap orang miskin di bawah ndak level, ini jelas sekali bahwa kuat sekali pengaruh kesombongan dalam diri yang bersangkutan.
Keempat: Dalam perjalanan keluar rumah termasuk ketika menuju ke tempat kerja, dalam perjalanan bila melihat kendaraan orang lain lebih baik, di dalam hati merasa tidak terima, tak mau mengalah dalam menggunakan jalur jalan, kendati mestinya harus mengalah mendahulukan orang lain. Sikap orang sombong kadang nampak dalam perilaku membawa kendaraan.
Kelima: Setelah sampai di tempat kerja bila kebetulan jadi atasan, pernah terjadi suatu contoh seperti cerita di bawah ini:
• Pegawai sok iseng, sengaja mencari formula tinta yang digunakan oleh seorang atasan warna menyolok, lain dari tinta-tinta lainnya yaitu warna agak hijau daun. Mungkin maksud si atasan agar bukan saja tanda tangannya yang sulit dipalsukan, juga warna tintanyapun unik tak mudah disamai orang lain. Akhirnya si bawahan berhasil juga meramu campuran tinta si bos. Suatu hari dicobanya membubuhkan paraf di atas surat yang harus ditanda tangani si bos. Serta merta si bos memanggil si pemaraf dan langsung berang dan memperingatkan jangan lagi memakai tinta berwarna yang sama. Entahlah ini apa masuk dalam parameter sombong.
• Lain lagi seorang bos tidak suka dengan bawahannya ikutan memelihara kumis, dianggapnya bawahan yang memelihara kumis ingin menyamai dirinya. Padan lagi ada juga bawahan yang ingin ikutan mode bos, tapi yang kasihan terhadap bawahan yang tadinya biasa berkumis dengan berat hati mengucapkan “selamat jalan” kepada kumis kebanggaannya. Ini barangkali termasuk bos yang terserang virus sombong di hatinya.
Keenam, Pakaian kadang ada orang yang membanding pakaiannya dengan pakaian yang dipakai orang lain. Sering terjadi di dalam kondangan, seorang ibu sengaja memegang pakaian yang dipakai ibu lainnya hanya sekedar untuk merasakan kain bahan gaun ibu yang dianggapnya kurang patut memakai pakaian bagus. Kalau masih ada perasaan bahwa orang lain tidak boleh menyamai dirinya, ini indikasi bahwa di hati masih bersarang perasaan sombong yang bergerombol.
Menurut kaidah agama Islam bahwa:
Udkhuluu abwaaba jahannama khaalidiina fiihaa fabi’sa matswalmutakabbiriina (Alqur’an surat Al-Mu’min 76)
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu bermaksud :
Allah menyediakan neraka jahannam bagi orang yang sombong:
“Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong .”
Ternukil di dalam Hadits Rasulullah s.a.w. Riwayat Muslim
Tidaklah masuk syurga barang siapa yang di dalam hatinya terdapat kesombongan yang sebesar biji zarah (atom) sekalipun.
Mari kita takar apakah masih ada di diri ini kesombongan itu, setidaknya dengan parameter tersaji di atas. Kalau masih juga ada, marilah kita upayakan menguranginya, selanjutnya mengusahakan akan menghilangkan sombong itu jauh-jauh, agar tidak tersisa sebesar zarahpun. Mudah-mudahan disisa usia kita ini, masih sempat mengikis habis “sombong” tersebut sehingga bila Izrail datang memanggil, kita berada diujung kehidupan membawa predikat “khusnul khatimah”. Amien



No comments:

Post a Comment