Monday 6 February 2017

LIDAH dan HATI



Al-Kisah, Luqman Al-Hakim adalah orang Sudan, dianya sebagai P.R.T. dengan majikan seorang pengusaha kaya. Suatu hari sang majikan menyuruh menyembelih seekor kambing, minta dimasakkan dari irisan bagian daging kambing itu yang paling lezat dan paling berkhasiat. Perintah itupun dilaksanakan, Luqman mengambilkan Lidah dan Hati kambing tersebut, dimasakkan dan kemudian dihidangkan kepada majikannya.
Beberapa hari berikut, majikan minta lagi Luqman Al-Hakim agar menyembelih seekor kambing, juga minta dimasakkan dari daging kambing itu KINI dari irisan daging yang paling TIDAK enak dan paling TIDAK berkhasiat dan menjijikkan agar diolah menjadi makanan yang layak disantap. Lagi-lagi Luqman mengiris lidah dan hati kambing itu serta memasaknya dan selanjutnya menghidangkan ramuan masakan lidah dan hati kambing tersebut.
Majikan dari Luqman, terheran-heran kenapa Luqman juga memasakkan bagian yang sama dari kambing itu, baik ketika diperintah untuk  memilih daging yang paling lezat dan berkhasiat, maupun daging yang paling tak enak dan menjijikkan. Keadaan ini membuat sang majikan bertanya kepada Luqman.
Penjelasan Luqman, benar-benar pas benar dengan namanya “Luqman Al-Hakim”, mengandung hikmah yang kayaknya pantas untuk kita simak menilai kondisi  masyarakat akhir-akhir ini.
Menurut Luqman dalam tubuh manusia ini bagian yang paling enak dan berkhasiat sekaligus menjadi bagian yang tidak mengenakkan dan bagian yang membuat malapetaka adalah LIDAH dan HATI.
Dengan lidah, orang dapat mengucapkan kata-kata yang menyejukkan, menentramkan jiwa, mendamaikan. Dalam pada itu dengan lidah, orang dapat meluncurkan kata-kata yang menyakitkan, kata-kata yang mengajak permusuhan dan bahkan perperangan, dengan lidah hati terluka lebih hebat lukanya dari ditusuk sebilah keris. Dengan kata-kata orang yang tadinya rukun dapat menjadi berselisih paham kemudian bentrok.
Ku pernah menulis di FB ini tentang tiga hal yang TIDAK dapat ditarik, yaitu pertama; anak panah yang meluncur dari busurnya. Kedua; kata-kata yang diucapkan lidah, baik atau tidak baik, kalau salah ucap biarpun diikuti sejuta maaf tak akan dapat memasukkan kembali ucapan itu ke dalam mulut. Ketiga; tulisan yang telah terpublikasi di dunia maya ini, tetap tersimpan dan dapat dilihat kembali. Contohnya tulisan saya yang lalu oleh FB di keluarkan lagi sebagai kenangan pada tanggal saya mempublikasi tulisan itu. Apapun isi tulisan itu ndak dapat dibatalkan, apabila tulisan sudah di publish sudah bukan milik penulis lagi tapi sudah milik public.
Selanjutnya dari hatilah manusia mempunyai perasaan yang halus, mempunyai pekerti yang baik, menaruh belas kasihan, dengan hati pula dapat diukur ikhlas tidaknya seseorang.  Sementara itu dengan hati pula orang dapat menjadi kejam, orang dapat berbuat curang, menyakiti orang lain, iri dengki dan segala macam penyakit hati yang membuat kerusakan buat orang lain bahkan masyarakat.
Begitu hebatnya lidah, kadang dengan lidah dapat menggerakkan hati. Seeorang yang sedang stress, putus asa, akan mengakhiri hidupnya dengan meloncat dari gedung bertingkat tinggi. Seorang Polwan menghampirinya dari jendela tak jauh dari si stress sudah siap melompat. Dengan satu gerakan saja dunia ini berakhir buat orang yang mau bunuh diri itu. Dengan kata-kata bijak yang mampu menggugah hati si nekad. Perlahan-lahan ditariknya langkahnya mundur menuju jendela, tempat si Polwan dengan tenang menunggu. Taaap, tangannya maraih tangan Polwan yang sanggup menggerakkan hati ybs mengurungkan niatnya. Ini semua adalah peranan lidah yang dengan lidah itu meluncur kata-kata bijak si Polwan yang arif  yang sanggup meluluhkan hati orang yang sudah putus asa itu.
Oleh karena itulah maka hati-hatilah menggunakan lidah. “Lidah lebih tajam dari sebilah pedang”.  Sebab kalau kata-kata yang sudah dikeluarkan bagaimanapun caranya tidak dapat ditarik kembali, walau dengan bermiliar maaf. “luka ditangan dapat dibebat. luka di hati bagaimana dan kemana mencari obat” Patut kiranya  kita cermati pesan nabi Muhammad saw hadist berikut:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ.

Man kana yukminu billahi wal yaumil akhir, fal yakul khairan au liyashmut (“Barangsiapa  yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata  yang baik atau hendaklah diam.”) (HR. al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah).
Billahi Taupiq Wall Hidayah, barakallahu fikum.

No comments:

Post a Comment