Tuesday 11 October 2016

Yang TAK DAPAT ditarik



1.       Anak panah yang meluncur dari busurnya, meskipun salah sasaran, ya sudah itulah yang terjadi. Tak mungkin untuk ditarik kembali. Jadi seorang pemanah berhati-hati betul membidikkan anak panahnya agar benar-benar mengenai sasaran. Karena anak panah kalau sudah melesat, maka tidak dapat ditarik undur ke busurnya lagi.
2.       Kata-kata yang meluncur dari mulut, tak mungkin lagi untuk ditarik kembali masuk ke dalam mulut. Karena itulah keluarkanlah dari mulut perkataan yang baik-baik saja, kalau tak dapat mengeluarkan kata-kata yang baik dan benar, lebih baik diam. Sebab kalau kata-kata yang sudah dikeluarkan bagaimanapun caranya tidak dapat ditarik kembali, walau dengan bermiliar maaf. “luka ditangan dapat dibebat. luka di hati bagaimana mencari obat” Patut kiranya menjadi referensi hadist berikut:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ.

      Man kana yukminu billahi wal yaumil akhir, fal yakul hairan au liyashmut (“Barangsiapa
      yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata
       yang baik atau hendaklah diam.”) (HR. al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu
       Hurairah).
3.       Dengan adanya dunia maya, teknologi ini memungkinkan siapa saja untuk menulis. Sesuatu yang sudah ditulis dan dipublikasikan tak mungkin untuk ditarik kembali. Oleh karena itu, sebelum dipublikasikan hendaknya ditulis berupa draft jangan langsung dipublikasikan, dipertimbangkan benar-benar apakah nanti kalau dipublikasikan akan menyakiti orang atau golongan, pokoknya jika menyakiti/merugikan pihak lain lebih baik urung ditayangkan.
Bila anda geram akan sesuatu keadaan, hasrat menulis tak tertahankan, adalah baik jika kegeraman anda itu anda tulis jika perlu di print untuk mengurangi sakit hati anda atas kegeraman tersebut. Biasanya sesudah ditulis dan dibaca, maka kegeraman anda sudah sedikit terobati. Umpamanya masih juga anda ingin mempublikasikan tulisan kegeraman anda itu, cobalah diperhalus redaksinya sedemikian rupa sehingga sasaran kegeraman anda mengena, tetapi si saranan tidak tersinggung/ tidak dirugikan, setidaknya jikapun sasaran kegeraman anda karena tulisan anda itu mengenai diri seseorang/atau golongan/badan, dianya tak dapat melaporkan anda sebagai pencemaran nama baik. Misalnya tidak menyebut nama, pakai perumpamaan sebagai misal dan banyaklah keragaman bahasa kita dapat digunakan.
Semoga komunikasi kita lancar tetapi aman.

No comments:

Post a Comment