Friday 15 April 2016

REJEKI-SINGA



Singa, adalah binatang sejenis kucing paling doyan tidur, konon hewan ini butuh tidur 19 jam perhari. Meskipun hanya terjaga 5 jam-an sehari dan tentunya bekerja untuk mencari rejeki kurang dari 5 jam, (sebab begitu bangun dari tidurkan perlu penyesuaian beberapa menit baru melangkah), namun rejeki untuk masing-masing Singa di hutan belantara sana tetap tersedia.
Seeokor anak Rusa, lapor sama induknnya: “Raja hutan itu sekarang sudah bukan musuh kita lagi, sebab kemarin saya pipis didekatnya, dia diam saja sama sekali tidak berkeberatan”. Dasar anak Rusa belum banyak pengalaman, dia tidak mengerti bahwa begitulah Singa, kalau lagi tidur, biarpun ada mangsa dia tak akan gubris. Selain itu Singa kalau sudah kenyang, kalaupun ada Menjangan liwat di depan hidungnya sekalipun, dia tidak apa-apakan. Asal jangan dibangunkan; sebab ada pepatah “Jangan Membangunkan Harimau Tidur”, Singa sama buasnya dengan Harimau.
Beda sekali “Raja Hutan” dengan “Raja Kota”. Sebagian Raja kota selagi ada kesempatan, semuanya dilahap, untuk cadangan setelah tidak menjadi “Raja Kota” lagi. Dikumpulkan sagalanya, untuk persiapan sampai tujuh turunan.
Juga berbeda dengan pemburu. Ketika kumasih hidup dekat dengan hutan, masih muda usia, pernah ikutan berburu Menjangan. Suatu ketika setelah masuk hutan beberapa jam, rombongan kami bertemu dengan kawanan Rusa lebih dari setengah lusin. Masing-masing kami yang ditangannya ada bedil, berunding sesaat untuk menentukan bidikan masing-masing. Dor-dor-dor senjata meletus, tiga ekor rusa tumbang, sementara kawanan lainnya lari tunggang langgang, mendengar bunyi letusan. Andaikan semua Rusa tadi dapat tertembak, tentulah tidak satupun rombongan kami membiarkan mereka masih hidup. Kalau Singa, meskipun mereka berburu bersama, maka dari serombongan Rusa, mereka hanya tangkap satu, dagingnya dimakan bersama kadang sekeluarga. Sedangkan kalau pemburu, bila dapat dagin Rusa bukan hanya untuk dimakan saja, tapi sebagian diawetkan  menjadi dendeng.
Itu mungkin semboyan koruptor, kalau dapat kesempatan korupsi ambil sebanyak-banyaknya, bukan hanya untuk dipergunakan saat ini, tapi disimpan bagaikan dendeng untuk dapat dinikmati setelah tidak lagi punya kesempatan berburu.
Itulah sebabnya manusia kalau punya kesempatan jadi pemburu duit, baik melalui usaha legal, maupun usaha tidak legal, misalkan punya kesempatan korupsi, maka akan korupsi sebanyak-banyaknya. Sebab di masa lalu, kadang korupsi yang besar-besaran malah gampang lolos dari jerat hukum. Kalau korupsi yang kecil malah terjerat, kerena besaran korupsinya tak cukup dibagi untuk ongkos untuk melonggarkan jerat hukum.



No comments:

Post a Comment