Saturday 16 April 2016

Mungkin BANG DARWIN Benar



Buat teman sekelasku esempe tahun 1963 di Ketapang Kalimantan Barat, mungkin masih ingat dengan guru kita Pak Ahdam. Beliau di kelas pernah menuturkan teori evolusi dikenal “teori Darwin” yang berteori bahwa asal muasal manusia adalah dari Monyet (bahasa setempat KERA’). Mengakar pada teori evolusi, si Monyet juga tidak langsung menjelma sebagai Monyet yang kita liat sekarang, tapi si Monyet berasal dari evolusi mahluk sederhana yang bila dirunut semuanya asalnya dari binatang satu sel.
Lebih jauh guru ilmu hayat kami itu, menjelaskan, bahwa sejenis dengan teori itu, binatang juga akan perlahan-lahan berubah bentuk menurut kebiasaan dan Lingkungan sekelilingnya.  Kangguru di Australia, tadinya binatang berkaki empat biasa, tetapi karena binatang tersebut sering merangkul anaknya di dalam kantongnya dengan kaki depannya, kaki depan sering tidak digunakan, bergerak dengan melompat, maka lambat laun kaki depan menciut dan kecil seperti sekarang.  Nenek etnis tertentu (jauh sebelum waktu kami esempe), sedari kecil kakinya diberi sepatu kecil, sehingga nenek nenek itu kakinya kecil-kecil. Begitu tua, nenek-nenek itu berjalan tertatih-tatih menngambil embun nempel diujung daun bambu pagar diwaktu subuh.
Kini ada fenomena yang mengejutkan, beberapa tahun terakhir ini, anak-anak muda kita terutama, dan mungkin juga termasuk kita sendiri, menjadi generasi yang suka menunduk utama ketika duduk. Kadang juga sambil jalanpun menunduk. Mengacu ke penjelasan pak Ahdam guru esempe kami, lambat laun generasi ini lehernya tidak tegak lagi. Yang kita saksikan, orang berjalan di mol, ditangannya sebuah hand phone, sambil jalan menunduk, melayani mobile phone itu. Demikian juga bila duduk menunggu datangnya kereta-api, duduk diperjamuan makan dan sabagainya, bahkan sambil jalan ditrotoarpun semuanya pemilik HP, tunduk. Bila generasi tunduk itu berketerusan sampai demikian lama, bukan mustahil nanti kita semuanya akan berubah menjadi manusia tertunduk, kemudian melahirkan generasi berikutnya langsung lehernya bengkok merunduk kebawah, seperti halnya Kangguru yang  kaki depannya mengecil.
Era enampuluhan itu jangankan HP, TV berwarna saja belum dikenal, guru kami hanya sempat meramalkan masa depan manusia kelak, badannya tumbuh kecil-kecil, karena jarang dipergunakan kerja phisik yang berat. Mulutnya mungkin akan mengecil, karena makanan yang masuk tidak lagi disuap dengan tangan, tapi dengan disendok, jadi akan sebatas masuknya sendok. Lebih ekstrim beliau meramalkan kelak akan ada generasi yang mulutnya begitu kecil, sebab kebiasaannya bukan mengkonsumsi nasi tapi cukup dengan menelan tablet. Mulut akan menciut sebatas masuknya tablet. Beliau belum meramalkan bahwa sekarang pemuda kita suka makanan cepat saji. Beliau juga tak menyangka bahwa bila pemuda-pemuda zaman kini tidak doyan suap, tetapi yang doyan SUAP malah bukan pemuda lagi, tapi orang yang sudah punya jabatan tinggi, bergelar banyak pula, rambutnyapun sebagian sudah berwarna dua.
Menyoal teori bang Darwin bahwa manusia berasal dari Monyet, mungkin benar juga bang Darwin, sebab banyak kita yang berparas manusia dan berkelakuan tetap saja mewarisi perangai nenek moyang menurut Darwin. Perilaku monyet adalah serakah, kalau kawanan monyet menzarah jemuran padi, padi mereka masukkan ke dalam mulut, sementara sebagian ditelan, sebagian lagi disimpan di kiri kanan pipi sehingga terlihat menggelembung pipi mereka. Tak puas disitu, dia berguling-guling di padi jemuran agar padi menempel di bulu-bulunya.
Perilaku itulah yang dipertotonkan para koruptor di negeri ini, sudah bergaji tinggi, untuk makan jelas sudah pasti lebih dari cukup. Namun tetap saja mengambil lagi yang bukan haknya,  untuk disimpan dipipi kiri dan kanan, tak cukup hanya itu, merekapun berguling-guling ke proyek sana-sini apa saja yang bisa digelendingi memperkaya diri dengan  harta untuk persiapan sampai ke anak cucu.
Dari fenomena di atas mungkin benar “bang Darwin” dengan teori evolusinya, kalau dilihat keserakahan sebagian elit kita yang jadi koruptor. Sifat dasar monyet kuat melakat didiri koruptor, dengan serakah menumpuk kekayaaan.
Walau teori evolusi ini banyak sudah yang membantah, kenapa tidak pernah lagi menjelma dari hutan sebangsa manusia setengah Kera’ (monyet). Pada kenyataan yang ada sekarang di kota-kota,  banyak manusia yang menjelma menjadi Kera’.
               

No comments:

Post a Comment