Wednesday 26 March 2014

TIBA GILIRAN RAKYAT



“Hari ini ndak ikut kampanye bang”, tanyaku ke salah seorang jamaah sepulang shalat zuhur dari masjid dekat rumah. “Enggak pak, soalnya murah amat” jawabnya singkat. “kemarin kulihat banyak kali yang ikut kampanye”, lanjutku kepada bapak yang kebetulan salah seorang pengurus RT tambiran RT kediamanku. “Iya pak kemarin per orang GOCAP, hari ini masak Cuma JIGO”. “jadinya malas ngerahkan warga, capek pak, masak Cuma JIGO”, lanjut jamaah masjid kami itu.
Begitu rupanya kondisi di lapangan, kalau begitu banyaknya masa yang ikut kampanye, orangnya itu-itu juga, berulang kali di daur ulang. Tetangga saya setiap musim kampanye koleksi sejumlah kaos. Tidak heran itu kaos sampai pemilu yang akan datang, dipakai ikut shalat berjamaah tetap masih jreng warnanya.
Pemilih sekarang, sudah tidak fanatik dengan satu kontestan, siapa saja yang ngajak kampanye ikut, tergantung ongkosnya. Di TV ditayangkan, rupanya sudah ada bisnis “pengerah masa kampanye” . Lumayan; dari keterangan “pebisnis kampanye” yang diwawancarai membelakang layar, bahwa setiap kali kampanye hasilnya dapatlah beli sebuah sepeda motor.
Fenomena ini, diharapkan kampanye tidak akan terjadi kericuhan, sebab yang hadir sesungguhnya itu-itu saja orangnya, sesama cari GOCAPan dan atau JIGOan ditambah kaos. Sementara bagi pihak yang kampanye, seharusnya sudah mulai harus sadar bahwa bukan ramainya masa kampanye jadi ukuran sukses mendudukkan caleg di kursinya. Tapi penjaringan simpati rakyat harus melalui organisasi yang solid. Simpati rakyat harus digapai melalui program yang meyakinkan dan melalui penunjukkan sikap yang bukan hanya pada masa kampanye tetapi dalam proses yang panjang. Kesuksesan meraih kursi parlemen harus melalui pengenalan diri dan kepribadian dalam masyarakat sehingga dikenal para pemilih dalam kurun waktu yang panjang. Tak akan berhasil dengan cara instan, rakyat sudah cerdas, hampir sudah mengetahui siapa wakil mereka yang baik. Rakyat sekarang tak akan menolak siapun dia memberi hadiah dan uang, tetapi mereka sudah punya pilihan sendiri.
Kedepan menurutku partai yang ingin mendapat mandat dari rakyat, haruslah partai yang mampu menghimpun sebanyak-banyaknya anggota tetap yang militant dan terregestrasi. Sementara itu organisasi partai harus dikelola, dibina terus menerus dari sejak awal dibentuk, aspirasi mereka dibuktikan disalurkan dan kepentingan kesejehteraan para anggota terus menerus diperhatikan dengan jalan memberikan terus perbaikan status kehidupan mereka. Konsituen bukan hanya sekedar diperlukan suaranya saja. Konsituen bukan diharapkan dari orang lain yang bukan anggota partai, tapi harus dari anggota partai aktif yang terregestrasi dan terbina serta terpelihara.
Bagi para caleg, siapkanlah mental anda untuk kalah dan untuk menang.
·        Bila menang ingat baik-baik tekad anda dan sungguh janji-janji anda pasti tidak terpenuhi semuanya, sebab anda manusia banyak keterbatasan. Namun yang penting anda harus sekuat tenaga mewujudkan janji anda.
·        Bila anda tidak terpilih, ketahuilah tempat pengabdian anda bukan hanya di “kursi dewan”, tetapi dimanapun anda dapat berbuat untuk sesama sebagai apapun anda berperan. Jangan sampai seperti PEMILU 2009 lebih dari 3736 orang yang menderita gangguan jiwa.
Selamat berpesta demokrasi. Suara rakyat tetap suara rakyat. Suara Allah disampaikan melalui Rasul-Nya. Suara dan perbuatan Rasul dibukukan dalam Hadits.

No comments:

Post a Comment