Monday 12 November 2012

NASIHAT DARI BERBAGAI ARAH

Salah satu kecenderungan orang berusia tua adalah memberikan nasihat, kepada yang lebih muda, diminta atau tidak diminta. Kadang ada sebagian orang tua yang memberikan juga nasihat kepada yang dianggapnya lebih muda walaupun si penerima nasihat kurang menerima, atau  merespon hambar. Orang tua itu tetap saja memberikan nasihatnya, didengar ataupun tidak didengar.
Sumber nasihat
Bila ditelusuri sumber nasihat itu datang dari berbagai arah sekurangnya dari dua arah yaitu intern dan ekstern.
•    Intern
o    Hidayah Allah, seorang yang tidak melalui nasihat seseorang sanggup melakukan hal-hal yang baik dalam hidupnya. Hal-hal yang baik dilakukan orang tersebut adalah sesuai benar dengan apa yang diperintahkan Allah melalui agama. Kejadian ini sangat dimungkinkan, seperti yang diisyaratkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dibanyak surat antara lain dapat disimak pada surat Yunus ayat 25,  Al-Baqarah 142, Al-Mudatsir 31, Ibrahim ayat 4,  Al- An’am 88 dan An Nahl 93.
o    Potensi diri; yang bersangkutan dilahirkan dan dibesarkan dilingkungan orang baik-baik, sehingga ia tumbuh menjadi orang baik. Manusia pada dasarnya cenderung untuk berbuat baik.  Dalam hal seperti ini pemberi nasihat adalah lingkungan, berlangsung terus menerus sejak seorang anak manusia tumbuh hingga menjadi orang dewasa. Dalam pada itu banyak kasus seorang anak terlahir dari keluarga yang tidak baik dibesarkan dilingkungan kurang baik, potensi diri yang bersangkutan menjadikan dia seorang manusia yang baik. Tidak pula jarang terjadi, seorang terlahir dan berada dilingkungan tidak baik, dalam perjalanan hidup petensi diri yang bersangkutan tidak menerima ketidak beresan asal kelahirannya dan lingkungannya, ia mencari nilai-nilai sendiri didorong oleh potensi dirinya, sehingga menjadi orang baik. 
•    Ektern
o    Orang lain; bersumber dari orang tua, guru di sekolah, para ustadz di majelis pengajian, juga termasuk orang yang lebih tua, tidak jarang pemberi nasihat adalah teman sebaya. Banyak kasus orang tua tidak mempan memberi nasihat ke seorang anak, gurupun sudah kewalahan apalagi ustadz, sebab ke majelis pengajianpun anak itu tak pernah ikut, tetapi teman sebaya justru dapat memberikan nasihat sehingga mengubah peri laku seseorang. Ternyata faktor komunikasi disini yang memegang peranan, teman sebaya dapat mengkomunikasikan pesan nasihat dengan tepat dengan bahasa yang seragam yang langsung dapat dimengerti oleh yang bersangkutan menyentuh kalbunya.
o    Fenomena alam; makluk yang paling pertama memberi nasihat/petunjuk kepada manusia, adalah sebangsa burung. Ketika putera nabi Adam Qabil membunuh Habil, sebangsa burung  menguburkan  seekor burung lain yang mati. Contoh penguburan ini memberikan nasihat kepada Qabil bagaimana caranya menguburkan Habil. Selanjutnya alam tidak henti-hentinya memberikan nasihat kepada manusia dari dulu, sekarang dan sampai nanti. Tidak terbatas binatang dapat diambil perilakunya untuk menasihati manusia bila bijak mengambil  i’tibar,  juga musim silih berganti, malam dan siang, flora dan fauna semuanya dapat menjadi sarana yang mampu memberikan nasihat  terhadap manusia.
o    Pengalaman pribadi; sekurangnya saya punya dua contoh peristiwa pribadi seseorang dapat memberikan nasihat, sehingga berubah dari perangai yang keras menjadi lembut.  Seorang pejabat setingkat kepala bagian perangainya keras bukan kepalang. Kalau anak buah melakukan kesalahan sedikit saja langsung dibentak-bentak, dimarahi, tidak peduli anak buah itu lelaki atau perempuan. Tidak jarang pemandangan pegawai perempuan sampai menangis, bila dimarahi oleh yang bersangkutan. Pernah terjadi ada pegawai memilih berhenti dari pada merasa tertekan di bawah kepemimpinannya. Suatu ketika anak kesayangan beliau ini, terserang sakit berat dan akhirnya meninggal dunia. Peristiwa ini, sangat membuat sang kepala bagian terpukul, sekaligus mengubah peri laku beliau  yang selama ini keras menjadi penyabar dan lembut. Contoh lain, seorang pemimpin, bukan main kerasnya. Pokoknya luar biasa kerasnya, sangat panjang  bila  ditulis, salah satu yang paling terkesan, beberapa pegawai honor dipecat hanya karena makan Durian. Suatu hari pegawai honor sekelompok anak masih muda-muda baru tamat SLTA ditugaskan membenahi arsip di gudang arsip berdekatan dengan rumah dinas sang pemimpin. Lazim bila masih jadi pejabat penting, kalau tiba musim durian, biar dihalaman tak ada pohon durian, akan ada saja relasi yang berbaik hati mengirim berkarung-karung durian. Durian yang dikirim biasanya durian yang kw satu, sebab masing-masing relasi berlomba untuk mengirim yang terbaik. Ketika berbenah arsip tersebut, semerbak harum durian menggoda selera anak muda tadi. Beberapa buah durian tersimpan di gudang  disimpang gudang dekat arsip, tersantaplah oleh  berapa anak muda yang tengah berbenah arsip. Rupanya keadaan ini membuat berang si pemimpin berujung kepada pemecatan pegawai honor yang ingin merajut nasib menjadi pegawai harian berlanjut kalau prestasi baik menjadi pegawai tetap. Pupuslah sudah harapan beberapa anak muda tadi berkarier di instansi itu lantaran hanya memakan durian. Kelakuan anak-anak muda inipun sesungguhnya tetap saja tidak terpuji, walau alasannya makan durian yang sudah mulai hampir terbuka, dari pada mubazir. Apapun alasan mereka itu memakan yang bukan haknya, tanpa izin yang empunya. Tetapi sanksi pemecatan ini banyak orang yang “ususnya panjang”, menilai terlalu berlebihan. Tidak lama berselang setelah peristiwa tersebut anak lelaki beliau yang bersekolah tidak sekota dengannya menderita sakit aneh cenderung ke gangguan jiwa, sampai sampai tidak mengenal orang tuanya bahkan dirinya sendiri, makan minum sampai mandipun harus dibantu.  Keadaan ini menyadarkan sang pemimpin, betapa kekerasan perangainya selama ini mungkin mendapat koreksi dari yang maha kuasa. Melayang ingatannya kepada tindakannya selama ini.  Betapa di setiap cabang dia memimpin ada saja pegawai yang di pecat. Walau sebenarnya alasan administratif dan ketentuan yang berlaku dapat membenarkan tindakan beliau. Suatu hari beliau mulai terpikir apakah tindakannya itu membuat anaknya terkena imbasnya, yang justru “dipecat dari manusia normal” hidup segan mati tak mau. Peristiwa ini, mengubah total perilaku pemimpin tersebut, sehingga tidak gampang mengambil keputusan yang keras terhadap bawahan. Semula kalau giliran memberi kondite pejabat di bawahnya jarang ada yang sangat baik, paling banter seorang saja yang baik dan selebihnya kondite sedang dan kadang ada yang kurang. Kini dia berlaku sebaliknya, hampir semua pajabat bawahan dikonditenya dengan baik dan tak ada satupan yang dikondite kurang.  Sesudah itu tidak ada lagi pegawai yang dipecat sampai beliau pensiun. Jika ada pegawai yang melakukan kesalahan berat, dia lebih memilih menyerahkan kepada team, semacam “team kehormatan pegawai”  yang memberikan keputusan. Sejauh mungkin ia memberikan pembelaan dihadapan “team” kepada pegawai yang melakukan kesalahan dengan melihat dari nilai-nilai positip dari pegawai yang bersangkutan.
o    Petunjuk AlIah melalui mendengar, atau membaca, atau berlajar;  Pernah terjadi seseorang yang tengah berbuat mesum, terhenti hanya lantaran mendengar suara adzan dari masjid dekat lokasi mesum. Hatinya tersentuh dan mulai sesudah itu ditandainya sebagai perbuatan mesumnya yang terakhir dan yang bersangkutan bertaubat selanjutnya hanya melaksanakan perbuatan baik.  Hal yang sama  karena membaca, antara lain dapat saja terjadi pembaca blog ini lantaran terbaca contoh-contoh di atas, kebetulan mempunyai perangai yang terwakili oleh contoh, langsung mengubah perilaku menjadi baik. Apalagi dengan melalui media belajar di sekolah-sekolah agama, pada umumnya tabiat  alumni sekolah agama tersebut akan berusaha mencerminkan ilmu yang diperolehnya. Walau ada saja yang menyimpang, seorang cebolan sekolah agama, menyandang  predikat  haji tapi entah bagaimana terlibat korupsi.
Demikian, akhirnya kita berserah diri kepada Allah, semoga kita diberikan petunjuk oleh Allah menjadi manusia yang baik. Dapat saja petunjuk berasal dari nasihat yang datang dari berbagai arah seperti yang terdapat dalam contoh di atas. Amien ya Rabbal Alamin.


No comments:

Post a Comment