Tuesday 4 June 2024

MAKMUR setelah NIKAH

Oleh: M. Syarif Arbi No: 1.250-06-1.2024 Ada beberapa penyebab karunia kemakmuran dan kebahagian yang diberikan Allah kepada manusia diantara melalui jalur menikah. Alkisah Abdurrahman bin Auf ra, salah seorang muhajirin sahabat utama nabi Muhammad saw. Di Madinah dipersaudarakan dengan Saad bin Ar-Rabi Al-Anshari. Ketika itu Saad Al-Anshari memiliki dua orang istri dan memang ia terkenal sangat kaya. Lantas ia menawarkan kepada Abdurrahman bin Auf untuk berbagi dalam istri dan harta. Artinya, salah satu istri Saad akan diceraikan lalu diserahkan kepada Abdurrahman setelah iddahnya, juga diberikan sejumlah harta. Abdurrahman bin Auf dengan sopan menolak, seraya berdo’a: بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِى أَهْلِكَ وَمَالِكَ ، دُلُّونِى عَلَى السُّوقِ “Semoga Allah memberkahimu dalam keluarga dan hartamu. Cukuplah tunjukkan kepadaku di manakah pasar.” Setelah diberitahukan lokasi pasar, Abdurrahman bin Auf bergegas ke pasar dan menanyai para pengunjung tentang kebutuhan mereka datang ke pasar. Mengetahui apa saja yang diperlukan oleh masyarakat guna membaca segmen pasar. Atas dasar survey pasar, Abdurrahman bin Auf simpulkan bahwa kebutuhan pasar yang tidak tercukupi saat itu adalah unta. Langkah berikut, Abdurrahman bin Auf mencari informasi siapa saja pemilik unta di Madinah yang bersedia menjual untanya, sebagai supplier. Abdurrahman bin Auf bernegoisasi untuk menjualkan unta-unta mereka. Para pemilik unta setuju untuk memberikan kesempatan para Abdurrahman bin Auf untuk menjualkan unta-unta mereka. Singkat cerita setelah semuanya siap; Abdurrahman bin Auf mulai berbisnis dengan menjualkan unta. Yang menarik adalah harga unta yang dijual tidak lebih dari harga yang ditetapkan oleh pemilik unta. berarti Abdurrahman bin Auf tidak mendapatkan keuntungan 1% pun dari penjualan unta. Lantas dari mana ia mendapatkan keuntungan? ternyata beberapa hari sebelumnya Abdurrahman bin Auf sudah membuat tali tambang dari pelepah kurma yang tidak terpakai. Dia menjual tali tambang itu kepada para pembeli untanya. Karena pembeli unta akan kesulitan menuntun unta yang dibelinya untuk membawa pulang bila tidak dilengkapi tali, beliau mendapatkan keuntungan dari penjualan tali tambang. Dengan demikian sesungguhnya pure bisnis Abdurrahman bin Auf hanya menjual tali untuk unta. Dalam status sebagai “produsen sekaligus penjual tali unta”, beliau berani menikah. Tersebutlah dalam kisahnya suatu hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam melihat pada Abdurrahman ada bekas warna kuning pada pakaiannya (bekas wewangian dari wanita yang biasa dipakai ketika pernikahan). Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas mengatakan, "Apa yang terjadi padamu wahai Abdurrahman?" Ia menjawab, "Wahai Rasulullah, saya telah menikahi seorang wanita Anshar." Rasul shallallahu alaihi wa sallam kembali bertanya, "Berapa mahar yang engkau berikan kepadanya?" (karena nabi tau keadaan ybs belum berharta). Abdurrahman menjawab, "Aku memberinya mahar emas sebesar sebuah kurma (sekitar lima dirham)." Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata ketika itu, أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَاةٍ “Lakukanlah walimah walaupun dengan seekor kambing.” (HR. Bukhari, no. 2049, 3937 dan Muslim, no. 1427. Lihat Syarh Shahih Muslim, 7:193). Sekali lagi; karena nabi tau keadaan Abdurrahman bin Auf yang masih tidak berpunya, jadi berwalimah yang sederhana saja. Sahdan, setelah menikah Abdurrahman bin Auf menjadi terkenal di seluruh Madinah sebagai pebisnis Unta dan jaringan bisnisnya berlanjut kepada peternakan. Akhirnya singkat cerita Abdurrahman bin Auf menjadi saudagar kaya yang dermawan dalam perjuangan Islam. Abdurrahman bin Auf pada masa Nabi SAW bersedekah dengan setengah hartanya, yaitu 4 ribu dinar. Tidak lama kemudian ia bersedekah dengan 40 ribu dinar, selanjutnya ia bersedekah lagi dengan 40 ribu dinar. Jumlah ini sungguh besar di zamannya, yakni berkisar Rp 4,5 milyar. Tidak hanya itu, ia juga menyedekahkan 500 kuda untuk keperluan transportasi. Kemudian menambahkan 500 unta untuk berperang di jalan Allah. Kebanyakan harta yang dimiliki Abdurrahman bin Auf berasal dari perdagangan. Abdurrahman juga dijelaskan memerdekakan ribuan budak. Abdurrahman meninggalkan banyak harta setelah meninggal dunia, termasuk emas yang dipotong-potong dengan kapak sehingga membuat tangan orang-orang menjadi lelah. Emas yang sangat banyak itu, ia bagikan ke masyarakat yang luas. Sumber harta Abdurrahman, seperti yang yang telah disebutkan, berasal dari peternakan yang dia miliki. Dia memiliki 1.000 unta, 100 kuda, dan 3.000 domba yang digembalakan di Baqi'. Ini menunjukkan bahwa dia memiliki sejumlah besar hewan ternak yang diurus dan dipelihara untuk mendapatkan keuntungan. Menikah sebagai salah satu cara mendapatkan rezeki dalam Islam. Sebagai contoh; Abdurrahman bin Auf yang awalnya hanya seorang penjual tali untuk unta, menjadi pengusaha besar setelah menikah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: وَأَنْكِحُوا الْأَيٰمٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِۦ ۗ وَاللَّهُ وٰسِعٌ عَلِيمٌ "Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui." (QS. An-Nur 24: Ayat 32) Dari ayat di atas, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, اِلْتَمِسُوا الغِنَى فِي النِّكَاحِ “Carilah kaya (hidup berkecukupan) dengan menikah.” (Diriwayatkan dari Ibnu Jarir). Imam Al-Baghawi menyatakan pula bahwa ‘Umar menyatakan seperti itu pula. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5:533. Semoga kiranya, Allah melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, yang belum menikah enteng jodohnya, segera menikah, yang sudah menikah SAMAWA, serta melimpah rezeki. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 26 Dzulkaidah 1445 H. 3 Juni 2024

No comments:

Post a Comment