Wednesday 6 December 2017

Tercipta sama REZEKI beda

Mengutip petuah tetua kita di belahan nusantara di tanah Jawa:
Manungso kuwi dititah podho,
Nanging yen masalah bondo dijatah bedo,
Mulo manungso iku wajibe mung usoho karo ndungo.
Entuk rezeki sepiro atine sing nrimo,
Ora usah meri karo konco sak podho-podho...
Akeh wong stres... !
Mergo uripe ora beres... !
Dari kutipan sederhana diatas, sungguh syarat akan makna. Menyadarkan qt bahwa ternyata takaran perolehan rezeki; tiap orang tdk sama. Tak usah jauh ambil permisalan; beberapa orang saudara kandung terlahir dari ortu yg sama, dibekali pendidikan yg setara oleh ortu mrreka. Dlm perjalanan hidup ternyata tdk punya kesuksesan yg sama. Tdk punya kemewahan hidup yg sama. Itulah yg namanya "dijatah bedo"
D.h.i. Allah mengingatkan qt:
اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ وَيَقْدِرُ ۗ وَفَرِحُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا مَتَاعٌ
"Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat."
(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 26)
Dlm pada itu, bicara soal rezeki, ketahuilah bahwa rezeki itu bukan hanya bewujud materi, maka bisa jadi yg tdk kelimpahan rezeki dlm wujud materi, dlm bentuk lain; umpamanya punya anak-anak yg sehat tampan dan cantik, bhakti kpd ortu. Boleh jadi rezekinya berupa kesehatan. Boleh jadi pula dikaruniai rezeki rasa syukur yg dalam.
O.k.i. jangan-jangan seorang yg hidup serba kekurangan, tetapi justru rezekinya luas, karena "Entuk rezeki sepiro atine sing nrimo. Ora meri karo konco sak podho-podho". Sementara orang yg terlihat kaya berkecukupan dpt saja pada hakikatnya sempit rezekinya, bila yg bersangkutan tak kunjung puas dg apa yg dikaruniakan Allah kepadanya.
Untuk ikhtiar menangkal kurang rasa besyukur itu diajarkan do'a oleh Rasulullah Muhammad s.a.w. Allahuma ini a'ujubika min qalbin la yasy 'a wamin nafsin la tasba'. y.i. mhn perlindungan dari hati yg tak pernah puas dan nafsu yg tak dpt dikendalikan.
Demikian sekedar renungan dlm perjalanan pulang ke Jakarta setelah melawat ke Jawa Timur pekan pertama Desember 2017. Barakallahu fikum.
Wain yakun shawaban faminallah. Wa in yakun khathaan faminni waminanassyaitan,. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnya dariku sendiri dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya).

No comments:

Post a Comment