Setiap menjelang Ramadhan, ummat Islam melakukan beberapa persiapan
agar manakala sampai di bulan Ramadhan tersebut dapat melaksanakan Ibadah
dengan maksimal. Sebagai buah dari Pelaksanaan ibadah puasa di bulan ramadhan
adalah untuk mencapai taqwa (seperti yang di informasikan Allah memalui
Al-Baqarah 183= “la’allakum tattaqun”). Ibarat bercocok tanam, maka jenis
tanaman yang akan ditanam adalah SAUM, sedangkan buah dari tanaman itu nanti
adalah TAQWA. Untuk menanam tanaman yang bernama SAUM itu perlu dilakukan
setidaknya 7 langkah persiapannya yaitu:
1.
LAHAN
1.
Rohani:
a) Sebelum
ramadhan tiba, masing-masing orang yang menyiapkan diri untuk berpuasa ramadhan
dengan bertobat, atas segala kehilafan selama ini yang sengaja terjadi, maupun
tidak sengaja. Insya Allah janji Allah akan mengampuni dosa-dosa kita
seberapapun banyaknya. Kisah Wahsyi “Dari Abbas ra. Berkata: “
sesungguhnya Wahsyi, pembunuh Hamzah ra. paman Rasulullah SAW. Menulis surat
kepada Rasulullah SAW dari Mekkah, yang menyebutkan bahwa sesungguhnya aku
ingin masuk islam, namun yang menjadi penghalangku dari masuk islam adalah ayat
Al-Qur’an yang turun kepada Anda, yaitu firman Allah SWT ”.
“dan orang - orang yang tidak
menyembah tuhan yang lain beserta Allaj SWT dan tidak membunuh jiwa yang
diharamkan Allah SWT ( membunuhnya ) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan
tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (
pembalasan ) dosa (nya ) “. (Al-Furqon:68) Aku telah
melakukan tiga perkara itu. Sekarang apakah aku berpeluang untuk bertaubat ?.
kemudian turun firman Allah SWT.
“kecuali orang – orang yang
bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti
Allah SWT dengan kebajikan. Dan adalah Allah SWT Maha pengampun lagi Maha
penyayang “. ( Al-Furqon:70 ) Rasulullah SAW pun membalas surat
Wahsyi dengan ayat itu. Wahsyi menulis surat lagi yang isinya menyebutkan
tentang syarat taubat, yaitu beramal saleh, dan aku tidak tahu apakah aku dapat
melakukan amal saleh atau tidak ?. kemudian turun firman Allah SWT.
“sesungguhnya
Allah SWT tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia
mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Akllah SWT, maka
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh – jauhnya “.(An-Nisa:116) Rasulullah
SAW pun membalas surat Wahsyi dengan ayat itu. Wahsyi menulis surat lagi yang
isinya menyebutkan tentang syarat taubat yang juga terdapatdalam ayat tersebut,
dan aku tidak tahu apakah aku mendapatkan ampunan atau tidak ?.Kemudian turun
firman Allah SWT,.
“ katakanlah : Hai hamba – hamba Ku
yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa
dari rahmat Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT mengampuni dosa –dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang “. (Az-Zumar:53)Rasulullah
SAW pun membalas surat Wahsyi dengan ayat itu. Wahsyi tidak lagi melihat ada
syarat dalam ayat tersebut, maka dia pun bertolak menuju Madinah dan masuk
islam. Keadilan dan kebijakan Allah SWT menentukan bahwa setiap bani Adam
berdosa, sebagaimana disebutkandalam hadits Rasulullah SAW, dari Anas bin
Malik. Rsulullah SAW bersabda :“ setiap anak Adam bersalah, dan sebaik –
baik orang yang bersalah adalah orang – orang yang bertaubat “. (HR.Tirmidzi,
Ibnu Majah, Al-Hakim)
b) Memohon
maaf sesama. juga memberikan maaf. Sungguh memberi maaf kadang lebih sulit
ketimbang meminta maaf. oleh karena itu maka Allah memberikan informasi di Al
Bakarah 263.
DOSA KE SESAMA Dosa
kepada sesama makhluk Allah SWT terbagi dua lagi. Kesatu, dosa kepada sesama
manusia. Kedua, dosa kepada selain manusia. Misalnya dosa kepada hewan. Seperti
mengikat kucing, dan tidak memberinya makan, sehingga kucing itu mati
kelaparan. Dosa kepada Allah SWT meminta ampunnya kepada Allah SWT, Sedangkan dosa terhadap sesama manusia, menyelesaikannya
adalah dengan meminta maaf dan ridhanya dari orang yang kita berdosa kepadanya.
Sedangkan dosa kepada hewan adalah dengan menyesalinya, serta ditebus dengan
perbuatan baik. Dosa kepada Allah SWT yang mengampuninya ya Allah SWT.
Sedangkan dosa kepada sesama manusia adalah dengan meminta maaf dan ridhanya.
Kalau manusia yang didosai masih hidup dan jelas alamatnya, maka masalahnya
adalah mudah yaitu dengan mendatanginya dan meminta maaf dan ridhanya! Tapi,
kalau yang bersangkutan sudah meninggal dunia, atau tidak ketahuan dimana
tinggalnya, sehingga tidak bisa diketemukan orangnya, maka persoalannya menjadi
musykil.Seperti dikisahkan didalam satu hadis Rasulullah SAW : “Barangsiapa
yang mempunyai kezaliman kepada saudaranya mengenai hartanya atau
kehormatannya, maka diminta dihalalkanlah kepadanya dari dosanya itu sebelum
datang hari dimana nanti tidak ada dinar dan dirham (hari kiamat), dimana akan
diambil dari pahala amal kebaikannya untuk membayarnya. Kalau sudah tak ada
lagi amal kebaikannya, maka akan diambil dari dosa orang yang teraniaya itu
lalu dipikulkan kepada orang yang menganiaya itu ” (HR. Imam Bukhari). Dosa
terhadap sesama manusia itu ada dua golongan. Kesatu, terhadap hartanya. Kedua,
terhadap kehormatannya. Dosa mengenai harta, disepakati hendaklah dikembalikan
atau diserahkan dalam keadaan sebaik-baiknya kepada pemiliknya. Atau diganti
dengan barang yang lebih baik. Atau kalau tidak mampu mengembalikan dan
mengganti hendaklah meminta maafnya dan ridhanya. Kalau orangnya sudah
meninggal dunia, hendaklah diserahkan kepada ahli warisnya. Kalau tidak
ketahuan dimana ahli warisnya hendaklah diwakafkan atas namanya untuk
kemaslahatan agama dan masyarakat, dengan niat menitipkannya kepada Allah SWT
sebagai pembayar dosa tersebut, demikian fatwa dan pendapat lmam Ghazali.
Adapun terhadap dosa atas sesama manusia yang bukan mengenai hartanya, misalnya
mengenai kehormatannya, apakah pernah memfitnahnya, atau memakinya, atau
menghinanya, kalau mungkin hendaklah dengan meminta maaf dan ridhanya. Itulah
cara yang utama dan terbaik. Kalau tidak mungkin, karena orangnya sudah
meninggal dunia atau tidak diketahui tempatnya, atau akan mengakibatkan huru
hara, hendaklah dengan berendah diri dihadapan Allah SWT, seraya menyesali dosa
yang diperbuat dan bertaubat, serta bersedekah
atas nama yang bersangkutan dengan niat memohon kepada Allah SWT supaya pahala
dari amal kebaikan itu cukup kiranya untuk membayar dosa yang diperbuat. Karena
itu pergunakanlah hari raya iedul fitri untuk bersilaturrahmi dengan semua sanak famili, teman
kerabat, meminta maaf atas segala kesalahan dan dosa secara umum. Atau berkirim
surat yang menyatakan meminta maaf kepada semua pihak. Memberi maaf adalah sangat utama seperti
disebut dalam Alqur’an surat Al-Bakarah ayat …….. Berdasarkan riwayat Abdullah
bin Amr, ada seorang dikelompokkan akan
masuk surga tanpa dihisab, salah satu amalannya, setiap malam sebelum tidur dia
ingat-ingat siapa yang melakukan kesalahannya dan langsung dimaafkannya tanpa
dendam didalam hatinya.
2.
Jasmani, pelihara kesehatan fisik dengan hidup
teratur dan mengkonsumsi makanan yang halal dan baik. Isterahat cukup olahraga
teratur dan terukur. Sesudah itu serahkan kepada Allah. Karena semua usaha
menuju sehat adalah sebatas ihtiar kita sebagai manusia. Sebab Allah telah
memberikan jalan keluar bagi yang pada bulan Ramadhan menderita sakit, lihat
surat Al-Baqarah ayat 184. Dengan
demikian tak ada jaminan bahwa setiap bulan Ramadhan orang tidak akan sakit.
Kalau memang tertaqdir sakit ya sakit juga. Tapi sekali lagi ihtiar untuk
menjadi sehat harus dilakukan bukan saja di bulan Ramadhan, tetapi terutama
berjaga jaga dalam menghadapi Ramadhan itu sudah sebagian niat penting
menghormati bulan Ramadhan.
2.
BIBIT
1.
Puasa kelompok yang bagaimana akan diusahakan,
ada tiga tingkatan puasa menurut Imam Al-Gazhali (Puasa Awam, Puasa orang
Shaleh dan puasa Khusus)
2.
Amal-amal sunnah apa yang diniatkan untuk
diamalkan nanti dalam bulan ramadhan.
3.
SISTEM TANAM
1.
Konvensional, mengikuti pola berpuasa seperti
yang dilakukan sejak kita masih anak-anak (ketika dilatih ORTU), atau puasa
kita ketika masih muda tanpa mencari tau bagaimana yang seharusnya sesuai
syariat, pokoknya sahur, terawih berbuka.
2.
Ikuti tehnologi, Berupaya mempelajari dengan
seksama, bagaimana sebenarnya puasa yang dicontohkan oleh Rasulullah, dengan
mengikuti taklim-taklim yang benar, kemudian mencari referensi Alquran dan hadist
dari apa yang diterima dari ustadz dalam poengajian-pengajian.
4.
PEMUPUKAN
1.
Pupuk kandang. Melakukan amalan-amalan sunnat,
perbuatan baik sesama, perbanyak sadakah, imfak.
2.
Pupuk kimia, berikan fasilitas dan kemudahan
kepada orang berpuasa, berikan makan kepada orang yang berpuasa.
5.
PERAWATAN
1.
Dirawat sendiri, jangan lakukan hal-hal yang
membatalkan amal kita. Membatalkan sadakah kita. Hindari virus ibadah yang
dapat menghanguskan ibadah kita. Yaitu: Riya, Ujub, Sum’ah.
2.
Di upahkan orang, menularkan kiat-kiat ibadah
kepada orang lain dengan cara yang makruf dengan dakwah melalui perbuatan baik.
6.
PANEN
1.
Di dunia. Bagi orang yang Taqwa didunia ini
Allah berikan empat “panjar karunia” yaitu:
Diberikan Jalan Keluar, dimudahkan segala urusan, diberikan rezeki yang tak
disangka, dan dicukupkan segala keperluan.
2.
Di akhirat. Bagi orang Taqwa di akhirat nanti
Allah akan lengkapi karunia-Nya dengan empat yaitu: Diampuni dosa, dikelompokkan
orang-orang shaleh, diredhai Allah dan dimasukkan kedalam surga.
7.
PACKA PANEN
1.
Konsesten/Istiqamah, terus menerus malaksanakan
kebiasaan ibadah sebagaimana dilaksanakan dibulan Ramadhan. Jangan sampai kita
yang sudah berhasil merajut kebiasaan beribadah di bulan Ramadhan sehingga
memperoleh buah taqwa, buah itu tak dapat dinikmati lagi setelah bulan Ramadhan
berlalu.
2.
Memelihara ketaqwaan dengan mengamankan buah
taqwa itu ditempat yang tepat yaitu dengan jalan; meneruskan pengkajian agama,
melalui membaca Al-Qur’an, mempelajari ilmu agama mendekatkan diri dengan
orang-orang yang menyeru kepada kebaikan.
Demikian antara lain Persiapan menjelang bulan Ramadhan.
Semoga kiranya Allah menyertai Persiapan kita menuju Tawqa. Barakallu fikum.
No comments:
Post a Comment