Sunday 1 March 2015

BEGAL



Begal bermakna, merampas ditengah jalan. Kalau Rampok merampas harta orang di rumah atau di toko, di dalam bangunan. Nodong, meminta dengan paksa milik orang lain, juga korban dalam perjalanan atau diluar rumah. Ketiga kejahatan ini diikuti dengan ancaman senjata. Beda dengan maling,  melakukan aktivitas dengan sembunyi-sembunyi, kalau kepergok apa boleh buat si maling siap mencederai pemergok. Kalau kejahatan di laut disebut pembajak, perompak, nenek moyangku dulu ada istilah buat kejahatan di laut itu, pelakunya namanya “Lanun”.
Terakhir ini marak Begal Motor. Pada dasarnya tak adalah manusia yang secara sukarela ingin menjadi penjahat. Kata lain, tak adalah manusia yang terlahir jadi penjahat. Sehubungan dengan itu timbul pertanyaan, mengapa di masyarakat kita tumbuh dan bermunculan penjahat, sehingga meresahkan masyarakat.
Bila maulah mengkaji lebih dalam, masalahnya terpulang kepada kesulitan hidup  yang memaksa orang untuk melakukan perbuatan kejahatan “Krah hitam” di atas. Beda dengan kejahatan “Krah putih” penyebabnya lain lagi, bukan kerena terpaksa, akan tetapi antara lain kerena ingin lebih hebat dari orang lain.
Keterpaksaan yang bagaimana sehingga membuat orang menjadi penjahat “Krah hitam”, pada umumnya keterpaksaan didorong oleh kebutuhan perut, kebutuhan ekonomi. Kesusahan hidup akhir-akhir ini mendera seperti tak dapat diketahui lagi kapan akan berakhir. Harga-harga melonjak naik, dari mulai bahan yang akan dimasak untuk dimakan, sampai bahan untuk mamasak makanan itu sendiri tak henti-hentinya naik. Sementara mencari nafkah yang halal sudah semakin sulit. Lapangan kerja tidak tersedia dikampung sendiri, tidak juga tersedia dikota lain di negara sendiri. Kalau mau usaha, belum lagi mulai usaha, sudah dikenai aturan yang melip yang ujung-ujungnya keluar duit, bukan untuk modal membangun usaha, hanya untuk ngurus memenuhi syarat berusaha.
Keperluan akan makan, merupakan kebutuhan yang paling mendasar manusia semakin sulit dipenuhi, usaha non formal juga serba salah, tidak mudah, kadang berhadapan dengan penggusuran dan perampasan perabot usaha. Rakyat kecil semakin sulit semakin terhimpit. Kondisi ini agaknya merupakan salah satunya penyebab menjelmakan penjahat-penjahat, walau bukan satu-satunya.
Kalau tercipta kemakmuran di dalam kehidupan rakyat, maka hanya orang yang kurang normal saja yang sudi untuk berprofesi menjadi penjahat “Krah hitam” tersebut. Bila kita tanyakan kepada seorang penjahat yang kebetulan punya anak, biarpun dianya penjahat yang paling jahat, maka yakinlah bahwa si penjahat tidak ingin anaknya kelak mencari nafkah menjadi penjahat.
Dari uraian singkat di atas, kiranya dapat dipahamkan bahwa yang penting di negeri ini  adalah menciptakan kesejahtaraan  hidup seluruh rakyat. Kejeahteraan rakyat adalah kunci utama mengurangi kejahatan.  Persoalannya bagaimana upaya untuk mensejahterakan rakyat itu.
Negeri kita adalah negeri yang sangat kaya tak ada bandingnya seluruh  jagad ini. Tidak ada musim yang terlalu ekstrim seperti belahan bumi lain. Hampir semua jenis tanaman dapat tumbuh dan subur di bumi Indonesia. Lautnya menyediakan ikan dan hasil ikutan yang demikian banyak. Perut bumi mengandung banyak harta yang kalau dimanfaatkan untuk dan oleh bangsa sendiri, cukup buat memakmurkan hidup sampai ke anak cucu.   Mengapa masih banyak hasil pertanian yang masih harus membeli dari negara lain.  Mengapa hasil laut dan hasil ikutannya belum sepenuhnya dapat untuk memakmurkan rakyat. Mengapa isi perut bumi ini tidak dapat dinikmati  banyak; oleh pewaris bumi itu sendiri. Jawabannya dapat beragam, tergantung siapa yang menjawabnya.
Bila penjawab tersebut kita kelompokkan, ambil saja misal dari kelompok Politikus, Budayawan, dan Rohaniawan. Mungkin jawaban mereka adalah begini:
Politikus: Kalau kami menang, maka seluruh kekayaan alam yang dikandung bumi, dimiliki laut semua akan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Tidak ada lagi rakyat miskin yang susah mencari penghidupan, sebab negeri kita kaya raya kemelaratan rakyat hanya kerena salah kelola.
Budayawan: Kesengsaraan rakyat selama ini, disebabkan kita sudah meninggalkan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang kita semenjak dahulu, dimana kita adalah bangsa yang rajin, bangsa yang jujur. Kini kejujuran sudah jadi barang langka, korupsi sudah menjadi budaya, ……………Sebab korupsi inilah yang membuat rakyat sengsara.
Rohaniawan: Adalah tak masuk di akal, bangsa ini menjadi melarat, sebab alamnya begitu kaya, begitu subur. Ini mesti disebabkan rakyat bangsa ini, kurang bersyukur, kurang bertaqwa kepada Tuhan pencipta. Penduduk negeri ini banyak melakukan perbuatan tidak baik dan keadilan belum ditegakkan di segala persoalan.
Jawaban kelompok-kelompok tadi hanya kemungkinan, karena penulis bukanlah termasuk dalam kelompok-kelompok tersebut. Silahkan koreksi dengan sepatutnya sesuai dengan profesi pembaca. Tapi yang jelas kita sepaham bahwa negeri ini sepertinya tak pantas untuk tidak makmur dan sejahtera dengan kekayaan bumi dan air yang berlimpah, dengan tanah yang subur diikuti iklim yang tak ada bandingan baiknya di seluruh dunia.

No comments:

Post a Comment