Saturday 4 December 2010

DELAPAN VIRUS IBADAH

Dalam beribadah, manusia telah mengorbankan tenaga, hartanya dan waktunya. Tetapi kadang tidak disadari semua ibadahnya itu hapus begitu saja terkena virus ibadah.

Perumpamaan virus ini saya ungkapkan karena cukup relevan dengan keadaan teknologi sekarang ini di era komputerisasi. Ibaratnya seorang melakukan ibadah melakukan posting/input data dalam komputernya. Tetapi alangkah kaget dan kecewanya, setelah dibuka kembali komputer, semua postingan dalam komputer tersebut sudah hapus tidak terbaca lagi. Kenapa rupanya. Persoalannya terkena virus.

Saya pernah meminjamkan flash disk ketempat mencetak photo, kemudian flash disk yang sama saya masukkan ke PC yang ada dirumah. Tenyata flash disk tersebut telah terkontaminasi virus dan habislah semua data yang ada di PC termakan virus yang dibawa oleh flash disk tersebut.

Begitulah perumpamaan yang akan saya angkat, tentang catatan amal dan ibadah kita bila telah terkena visrus, ia akan hapus, padahal sudah ber masa-masa kita menampung amal ibadah kita tersebut, dengan pengorbanan waktu, tenaga dan harta.

Adapun virus perusak ibadah tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 8 (delapan) macam yaitu:

  1. Riya.

Adalah suatu sifat manusia yang didorong oleh perasaan bathinnya, ingin agar setiap perbuatan kebaikan yang dilakukannya mendapat perhatian dari orang, bukan mengharapkan ridha Allah. Ingin mendapatkan pujian, penghargaan, salutasi dan sekurang-kurangnya terimakasih dari manusia. Didalam Alqur’an masalah ini beberapa kali disinggung diantaranya di dalam sebagian surat Al Baqarah 264 (karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian).

  1. Summ’ah

Suatu sifat manusia juga didorong oleh perasaan bathinnya, ingin agar dinilai baik, oleh sesama manusia atau masyarakat. Kalau perlu melakukan suatu perbuatan keji/tercela sekalipun, dilakukannya asal mendapat penilaian baik dari masyarakat. Contohnya, seseorang bersikap mengikuti saja adat kebiasaan masyarakat lingkungannya/kebiasaan nenek moyang walaupun perbuatan yang diikuti itu tidak sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasulnya, bahkan menjadikan dirinya syirik. Padahal begitu seseorang menjadi syirik habislah segala amal perbuatannya, karena dosa syirik tidak mendapat pengampunan Allah. Dalam Alqur’an hal ini diingatkan Allah antara lain surat Al- A’raf 28 (Mereka berkata: Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu dan Allah menyuruh kami mengerjakannya)

  1. Ujub

Kagum terhadap diri sendiri, bahkan kekaguman itu kadang diproklamirkan kepada orang lain. virus ini biasa menyerang orang-orang yang sukses dalam masyarakat, orang yang sukses dalam hidup. Ia menyatakan bahwa sukses dirinya lantaran kerja kerasnya, lantaran usahanya yang sungguh-sungguh dan lantaran kepiawaiannya, lantaran kecerdasannya, lantaran kekuatannya. Tak jarang orang seperti ini memberikan nasihat kepada pihak lain dengan kata-kata misalnya: “Kalau ingin sukses seperti saya ikuti langkah saya, saya bangun setiap hari sebelum pukul 4 pagi dan langsung membaca buku…….” dan seterusnya contoh-contoh lain diberikannya. Pokoknya dalam pernyatannya semua keberhasilannya adalah karena usahanya, sebagaimana apa yang diungkapkan Karun diabadikan di dalam Al-Qur’an surat Al Qashash 78 (Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.") padahal ia lupa segala yang terjadi di alam ini tak mungkin terjadi tanpa izin Allah Swt. Ditegaskan Allah dalam Al Qur’an diantaranya surat Al Hadid 22 dan 23.

22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

23. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,

  1. Takabur

Sering diterjemahkan “sombong”. suatu sifat menganggap diri lebih tinggi lebih mampu dari orang lain. Sering menganggap jika tidak karena dirinya sesuatu kegiatan tidak akan terjadi. Orang seperti ini tidak berkenan mendengarkan paham orang lain. Menganggap remeh orang lain, merendahkan orang lain. Juga yang bersangkutan tidak mau disaingi orang lain, sampai pakaiannyapun kalau boleh orang lain tidak boleh menyamainya. Manusia terserang virus ini lazimnya bila mempunyai kedudukan yang tinggi di masyarakat. Sifat inilah merupakan dosa pertama mahluk ciptaan Allah seperti yang dikisahkan di dalam Alqur’an iblis menganggap dirinya lebih mulia dari Adam lantaran diciptakan dari Api sedangkan Adam tercipta dari tanah.

  1. Berbangga Diri

Sifat ini lahir bagi orang yang berpunya atau berkedukan sosial tinggi, ia berjalan diatas muka bumi sambil membanggakan dirinya, bisa bangga dengan hartanya, bisa bangga akan keturunannya bisa bangga akan keadaan phisik dirinya. Hal ini dinasihatkan oleh Lukman kepada anaknya, diabadikan dalam Alqur’an surat Lukman 18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

  1. Dengki

Senang bila orang susah, susah hatinya bila orang senang, harapannya bahwa orang lain tidak boleh menyamai dirinya. Kalau boleh kebahagian orang lain diperuntukkan kepadanya. Tidak jarang tega berbuat sesuatu untuk menyusahkan orang lain. Sifat dengki membuat hidup jadi susah. Hanya ada tiga sifat dengki yang dibenarkan dalam Islam yaitu:

a) Dengki kepada orang yang banyak beribadah

b) Dengki kepada orang banyak bersedekah

c) Dengki kepada orang yang memiliki ilmu yang tinggi

Selain dari itu dengki adalah merupakan virus ibadah, karena dengan dengki kita kadang sibuk mengurusi orang lain ketimbang mengurusi diri sendiri.

  1. Dendam

Keinginan diri untuk membalas, perbuatan yang tidak baik yang pernah diterima dari orang lain, pembalasan ingin ditujukan kepada orangnya langsung, kalau tidak dapat kepada anak keturunan orang tersebut. Pebuatan ini, membatalkan ibadah yang telah dilakukan, karena tidak segan-segan yang bersangkutan berbuat apa saja agar dapat memuaskan pembalasan dendam tersebut. Di dalam Islam sikap yang terbaik adalah memaafkan. Seperti yang diartikan petunjuk oleh Al Qur’an dalam surat Al Baqarah ayat 263 Perkataan yang baik dan pemberian maaf[167] lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.

  1. Pemarah

Orang kalau lagi marah, cara berbicaranya, cara berfikirnya sudah diluar kontrol. Dalam keadaan diluar kontrol ini, bisa saja keluar kata-kata yang menyakiti hati orang lain. Padahal bila hati orang disakiti, sulit bagi yang disakiti untuk melupakannya, walau sesudahnya meminta maaf. Bila belum meminta maaf, maka kelak di hari perhitungan pihak yang disakiti akan mengklaim dihadapan mahkamah Allah. Kemudian Allah akan mengurangi nilai kebajikan yang kita bawa untuk ditransfer ke pihak yang disakiti. Hal itu seperti yang diingatkan oleh Nabi Muhammad dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim mengenai orang yang “muflis”.

No comments:

Post a Comment