Friday 17 June 2022

BILA SURGA TERBAKAR dan NERAKA PADAM

Seorang tokoh Sufi perempuan “Rabi’ah al-Adawiyah dari Bashrah dikisahkan ingin membakar Surga dan memadamkan api Neraka. Demikian di kutip dari Buku “Ajaran Manunggaling Kawula-Gusti”, ditulis oleh Sri Muryanto Cetakan ke tiga tahun 2007 penerbit Kreasi Wacana Yogyakarta halaman 126-127. Keinginan ini tentu tidak akan terlaksana, kalaulah ada di zaman kini orang yang membawa obor menyala dan ember berisi air seperti yang dilakukan oleh Rabi’ah itu akan pergi ke langit, untuk membakar Surga dan memadamkan api Neraka, jelas akan dikatakan orang tak beres, segera akan diproses ke rumah-sakit jiwa. Tidaklah kita bermaksud membahas mendalam makna tersirat tindakan sang Sufi. Kita ketahui selama ini Surga adalah dambaan setiap insan di dunia ini untuk menjadi tempat kediaman abadi di alam sana setelah meninggalkan dunia ini. Meninggalkan dunia ini adalah kontrak yang harus dipenuhi setiap orang yang hidup. Motivasi masuk surga itulah membuat manusia melakukan kebaikan dan meninggalkan hal yang tidak terpuji/melanggar norma selama hidup. Allah menjanjikan surga Fidaus buat orang2 yang beriman diikuti berbuat kebajikan: Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنّٰتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا "Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, untuk mereka disediakan Surga Firdaus sebagai tempat tinggal," (QS. 18 = Al-Kahf ayat 107). Begitu juga Neraka, siapapun orangnya asalkan berpikiran jernih, dia mempersiapkan diri selama hidup ini untuk kelak terhindar setelah mati nanti dari dibenamkan ke dalam Neraka. Agamawan memberi kabar kepada ummatnya bahwa Neraka itu tempat penyiksaan bagi yang berbuat dosa. Oleh karena itulah sejauh mungkin setiap orang yang percaya adanya alam akhirat, berupaya untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang tercela berbuah dosa, serta terus-menerus menabung kebajikan. Bagi orang beriman bukan saja dirinya untuk diupayakan terhindar dari neraka tetapi juga keluarganya; Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوٓا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. 66 = At-Tahrim ayat 6). Jikalau setiap keluarga telah berupaya untuk terhindar dari neraka, dengan demikian beriman dan berbuat kebajikan, maka masyarakat akan aman tentram dan damai, karena masyarakat dan bangsa adalah kumpulan dari unit2 keluarga. Kalau Surga sudah terbakar dan Neraka sudah padam, mungkin orang tinggal di dunia ini tenang-tenang saja dan bahkan mungkin tak terkendali. Jika punya kesempatan untuk melahap harta benda dunia ini, dilahap sebanyak-banyaknya tak peduli lagi bagaimana caranya. Jika untuk mendapatkan jabatan lazim sebagai jembatan menuju pelahapan harta dunia itu, dengan cara apapun dilakukan juga. Toh Neraka sudah padam dan Surga sudah terbakar. Maka kalau sampai disana nanti dan pasti setiap orang yakin pasti sampai ke alamat yang namanya mati, masuk Neraka pun sepertinya dianya bersedia, sebab sudah padam. Justru masuk Surga dianya malah repot karena sudah terbakar harus membenahi puing-puing. Mungkin inilah gambaran banyak kalangan di akhir zaman ini, mengacu pada tingkah laku yang mereka laksanakan, sudah menganggap bahwa Surga sudah musnah terbakar dan masuk Neraka pun ndak soal karena sudah padam. Gejala ini makin gencar dipertontonkan. dipublikasikan media. Banyak orang seharusnya sudah berkecukupan, tetapi tetap saja dengan rakus menghimpun harta dunia dengan cara korupsi dan menerima suap. Diantara mereka tak kurang berpredikat terkemuka. kadang gelar agamanyapun meyakinkan. Sementara itu tindakan kriminal seperti perampokan dimana-mana dilakukan penjahat. Juga menghilangkan nyawa sesama sangat mudah dilakukan dengan alasan yang hanya sepele. Semua itu mungkin dilakukan karena sanksi pelaku korupsi, perampok, pembunuh, kejahatan seksual tidak sepadan dan belum sesuai dengan arahan “Yang Mencipta Dunia” ini. Selain itu karena mungkin orang sudah tidak takut lagi dengan Neraka karena sudah padam dan tak ingin Surga lagi karena sudah musnah terbakar. Adalah tak mungkin neraka itu dipadamkan, tak mungkin surga itu dibakar. Agaknya ini hanya merupakan perumpamaan atas fenomena kemaksiatan dan kedzaliman diakhir zaman ini makin banyak terjadi, seolah-olah pelaku kejahatan, kemaksiatan dan kedzaliman menganggap neraka sudah padam dan surga sudah terbakar. Semoga Allah melindungi kita semua dari segala macam kejahatan dan kedzaliman. Semoga pelaku kejahatan dan kedzaliman diberikan petunjuk oleh Allah, sehingga kembali menjadi orang beriman dan berbuat kebajikan. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 18 Dzulkaidah 1443 H. 18 Juni 2022. (978.06.2022).

No comments:

Post a Comment