Thursday 22 March 2018

MAKAN beriring DO'A.

Do'a mrpk senjata orang beriman. Bekerja saja tanpa berdo'a, ustazd bilang namanya takabur. Berdo'a saja tanpa bekerja, tidak realistis, nasi sdh dipiring saja tapa disuap tak mungkin dg di do'akan masuk ke mulut. Itu usaha kita dlm suapan nasi.
Tapi jangan merasa hebat dulu, jangan menganggap semua proses sesuap nasi menjadi darah dan daging, menjadi tenaga adalah usaha kita sendiri.
Ketahuilah bahwa setelah ditelan tu makanan, proses cerna dlm lambung dan usus, mimilahnya jadi darah, tenaga, urine dan faeces semua itu bukan hasil usaha kita melainkan kuasa Allah.
Buktinya kita; anak dan istri, makan di meja yg sama, menu makananpun sama. Si Bapak makan makanan itu membuat gula darahnya naik, si Ibu makanan makanan itu manaikkan cholesterol. Sedangkan bagi si anak karena organ cernanya masih baik, pankreas berfungsi baik, ginjal dan semua "organ proses" dlm tubuhnya masih bekerja sempurna, makanan makanan itu menjadikan dia tumbuh sehat. Naaah dari renungan sederhana ini sadarlah kita bahwa kuasa kita sangat amat terbatas. Soal makan saja hanya sampai di pangkal kerongkong kuasa kita. Itulah sebabnya bgt penting berdo'a sblm makan, (Allahuma bariklana fima razaktana waqina azaban naar) agar makanan tsb terproses dg baik oleh alat cerna yg hanya kuasa Allah saja yg dpt memfungsikannya dg baik.
Bagi penganut faham realistis berargumen bahwa: sepanjang makanan itu sehat, dikonsumsi teratur dan terukur maka akan menyehatkan tubuh.
Statemen itupun agaknya dpt terbantahkan; bila anda menyaksikan tunawiswa, kadang makan makanan yg jauh dari sehat bahkan cendrung kotor misalnya sisa makanan yg sudah kedaluarsa mungkin saja basi. Pekerja buruh kasar karena situasi dan kondisi tempo-tempo makan nasi dg tangan tak dicuci. Buktinya kedua klompok yg kita ambil contoh ini bugar segar saja. Justru yg sering sakit orang "gedongan".
Di renungan soal makan ini saja kita sdh dpt merasakan sekaligus menyaksikan betapa hebatnya kekuasaan Allah mengatur pencernaan kita, dimana alat cerna itu diluar kekuasaan kita.
Kalau bukan pertolongan Allah, makanan yg kita masukkan ke lambung kita bukan mustahil mengandung racun, bakteri, jamur dll yg dpt membuat diare, keracunan dan berbagai penyakit.
Sbg bahan kita memikirkan hal "makan" termasuk dlm "klompok rezeki" ini, agaknya pantas kita cermati ayat berikut bahwa:
Allah lah pemberi rezeki kita semua. Dg rezeki itu kita hidup dan berkembang beranak pinak. Dlm pada itu tak jarang akibat dari makanan, juga kita sakit menuju proses kematian, walau mati tak selamanya lantaran sakit. Lantas nanti kita kan dihidupkan lagi di akhirat untuk dimintai pertanggungan jawab atas semua amal termasuk rezeki yg dimakan dan diberikan makan kpd anak istri dan keluarga.
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ۗ هَلْ مِنْ شُرَكَآئِكُمْ مَّنْ يَّفْعَلُ مِنْ ذٰ لِكُمْ مِّنْ شَيْءٍ ۗ سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
"Allah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara mereka yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu yang demikian itu? Maha Suci Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan."
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 40)
Smg Allah menuntun kita agar selalu mengingat-Nya di segala kesempatan termasuk ketika makan. Dan Allah berikan rizki yg halalan taiyiban spy kelak mempertanggung jawabkannya gampang. Amien. Barakallahu fikum. Waslm, M. Syarif Arbi

MASIH HIDUPNYA QALBU

Manusia mempunyai "perangkat lunak" yg lazim disbt "hati" sepertinya hewanpun punya prangkat itu. Buktinya hewan yg kita pelihara dari kecil usetia akan pemeliharanya.
Bagi manusia dlm terminologi agama hati juga disebut "Qalbu".
Hati dlm pengertian qalbu inilah yg menggerakkan manusia condong berbuat baik dan condong berbuat jahat. Makanya Jangan heran kalau ada anak manusia yg bebuat baik, beramal shaleh. Dalam pada itu ada pula yg beramal SALAH dan berbuat jahat. Karena memang qalbu manusia berpotensi "fujur" dan "taqwa":
فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰٮهَا
"maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,"
(QS. Asy-Syams 91: Ayat 8)

Ku agak tekejut, ketika pulang shalat Isya ada 3 orang remaja putri parkir 2 sepeda motor di didepan garasi rumahku.
Kutanyakan keberadaan mereka. Dijelaskan bahwa barusan ketika mereka akan melintas di jalan raya di depan rumahku, mereka terhenti, terhambat menantikan sebuah mobil memutar haluan memanfaatkan "car port" di depan rumahku. Begitu mobil berlalu mereka terkaget seekor anak kucing meregang nyawa, rupanya terlindas ban mobil yg berputar arah tadi.
Bgt terhenyuh nampaknya perasaan 3 mahasiswi suatu akademi, yg kos bertetangga dg kelurahan kediaman kami itu. Mereka barusan pulang dari makan malam.
Salah seorang meminta cangkul kpd saya, untuk menguburkan anak kucing itu. Singkat cerita kubuka pagar rumah mengambil cangkul di garasi, selanjutnya kutunjukkan tanah ditaman, sambil kubantu menyoroti lobang yg dibuatnya dg senter. Kutegaskan aku kurang awas kalau nyangkul malam-malam begini.
Kepedulian mahasiswi ini wujud dari masih hidupnya qalbu mereka. Thdp anak kucing saja mereka demikian perhatian, apalagi kalau yg kecelakaan itu manusia.
Tapi tdk sedikit orang yg qalbunya sdh mati, diantara tandanya, tak perduli dg lingkungan dimana dia berada.
Smg kita masih terkelompok sbg manusia yg ber qalbu yg hidup, peka terhadap lingkungan, berempati terhdp pihak lain tertimpa musibah atau ketidak beruntungan. Amien. Waslm M. Syarif Arbi.

Thursday 15 March 2018

PUBLISH ke 4 MEMBENTENGI generasi penerus dari dampak negatif kemajuan teknologi informasi,

Eman langkah kutawarkan, tlh ku publish 1. Perencanaan (23-02-2018) 2.Penyeleksian informasi (26-02-2018). Langkah ke 3 Pengarahan (terpublish 03-03-2018). Seperti dikemukakan di publish 1, 2, dan 3 bahwa tulisan ini penayangannya bertahap, maka langkah-langkah ke 4 (ditayangkan sekarang). Pendampingan, ke
5. Pembagian waktu dan ke 6. Pemberian alternatif. Insya Allah menyusul. PENDAMPINGAN
Selagi putra/putri anda balita sampai masuk ke remaja pendampingan atas mereka dlm berbagai hal amat penting tidak saja untuk kesuksesan mereka dibidang study, tetapi juga pertumbuhan jiwa/mental/karakter mereka.
Seorang anak bawah 4 th. Hari itu tak sabar menantikan ayahnya pulang kerja. Bolak- balik tanya ke bundanya. Bgt ayah tiba, stlh ayah isterahat sejenak langsung tangan si ayah digandeng di bawa ke ruang tengah. Rupanya tlh tersedia beberapa lembar kertas dan gunting. Selembar kertas diguntingnya kecil-kecil, dihadapan ayahnnya. Maksudnya menggunting potongan kertas segi empat, tapi maklum anak masih kecil tak rapi. Lantas kertas tersebut ditulis si bocah dg angka "1", kertas yg bertulis angka 1 diolesinya lem, ditempelkannya ke kertas yg masih utuh. Begitu seterusnya, bbrp kertas kecil lainnya juga ditulis angka "1" kmdn ditempelkan ke kertas yg selembar tadi sampai kertas itu penuh tempelan kertas kecil bertuliskan angka "1", dg bangga dia memamerkan kemampuannya menulis anggka 1 yg baru diajarkan guru paud, kepada ayahnya.
Disini Ortu hrs meng apresiai si anak, memberikan perhatian, ini salah satu wujud dari pendampingan. Jangan sampai Ortu menunjukkan wajah, ekspresi bahwa kemampuan anak itu spele; kecil. Acuh tak acuh juga tak boleh, hrs tunjukkan kekaguman anda. Kalau anda acuh tak acuh dia jadi kapok menunjukkan kebolehannya, dan memori itu membenam dlm di ingatan si anak.
Berikutnya si anak akan berkembang terus kecerdasannya, mainannya, tontonannya juga berubah dari usia ke usia, ortu harus memantau dan mendampingi si anak ketika bermain dan melihat tontonan di TV dan juga nanti bila ybs sdh dipercayakan menggunakan HP. Secara diam- diam tak salah sesekali dicari tau apa yg dimuat dlm HP si anak utamanya pada usia pertumbuhan menuju dewasa.
Ketahuilah bahwa secara kodrati kecerdasan anak manusia bertahap seperti di informasikan Allah:
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْــئًا ۙ وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصٰرَ وَالْاَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 78)
وَالْاَفْئِدَةَ
Wal afidatan=hati nurani (termasuk ilmu pengetahuan) diberikan Allah berangsur-angsur dari bayi, usia dini, balita, remaja dan dewasa. Ortu harus cerdas mendampingi putra/putri mereka, karena Allah menentukan proses kedewasaan manusia dng:
" ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْۤا اَشُدَّكُمْ ۚ وَمِنْكُمْ ............."
"Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan diantara kamu........"
(QS. Al-Hajj 22: Ayat 5)
Sbg i'tibar bgmn nabi Ya'cob memberikan nasihatnya kpd nabi Yusuf ketika nabi Yusuf melihat dlm mimpi (ternukil dlm Al-Qur'an surat yusuf ayat 4 dan 5). Pendampingan Ortu nabi Yusuf sama sama menterjemahkan apa yg tertayang di film mimpi dari Allah. Nabi Yacob mencegah menceritakan mimpi itu kpd Saudara-saudaranya, khawatir berakibat mencelakan nabi Yusuf. Namun kehendak Allah terlaksana juga, dlm hal ini nabi Yacob tlh ikhtiar. Alhamdulillah cerita nabi Yusuf berakhir dlm suka cita dan bahagia.
Dmkn penting pendampingan putra/putri kita dlm merakit kedewasaan mereka. Kita hrs peduli atas persoalan mereka, kita harus tau apa yg sdh mulai cocok untuk informasi yg pantas di terima dari tayangan TV, dari FB, serta kitapun hrs memantau kelompok W.A. mereka. Sudah bgt banyak kita mendengar remaja putri tertipu berkenalan melaui dunia maya. Terakhir ini perlu perhatian kita untuk mencegah putra/putri kita dari keterlibatan melangsir berita bohong, ujaran kebencian dlsb yg berakibat berususan dg penegak hukum.
Wain yakun shawaban faminallah. Wa in yakun khathaan faminni waminanassyaitan,. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnya dariku sendiri dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya). Untuk itu mhn dimaklumi sekaligus dimaafkan, satu dan lain karena kekurangan pengalaman dan ilmu ku. Barakallhu fikum. Wallahu 'alam bishawab
Wasslm M. Syarif Arbi

PUBLISH ke 3 MEMBENTENGI generasi penerus dari dampak negatif kemajuan teknologi informasi,

Eman langkah kutawarkan, tlh ku publish 1. Perencanaan (23-02-2018) 2.Penyeleksian informasi (26-02-2018). Langkah ke 3 Pengarahan (akan disajikan dikesempatan ini). Seperti dikemukakan di publish 1 dan 2, bahwa tulisan ini penayangannya bertahap, maka langkah-langkah ke 4. Pendampingan, ke
5. Pembagian waktu dan ke 6. Pemberian alternatif. Insya Allah menyusul.
PENGARAHAN.
Pengarahan; besarannya ada dua y.i. untuk dunia dan untuk akhirat.
Generasi penerus yg menentukan mereka akan menjadi apa stlh dewasa nanti, akan bgmn kehidupan akhirat mrk kelak; peran Ortu bgt dominan. Sifat dan karakter si anak tak jauh-jauh amat dari nyak babenye "buah jatuh ndak jauh dari pohonnya". Dmkn pepatah lama nan blm usang, namun seiring dg kemajuan dunia pendidikan, perubahan lingkungan dan kecanggihan teknologi informasi, bila Ortu kurang mengambil peran, maka warna si anak jangan kaget, beda dari Ortunya, bagaikan "ayam beranak bebek".
Sbg bangsa yg relegi tentu arahan anda untuk generasi penerus tidak hanya mengharapkan sukses dunia saja tetapi juga sukses di akhirat kelak.
Arahan untuk dunia
Menjalani pendidikan formal dari paud sampai pendidikan tinggi. Gantungan cita-cita anda dan putra/putri anda ideal bila selaras. Penting diberikan pertimbangan kpd mereka sepantasnya anak anda ybs menjadi apa. Penentuan pilihan itu sedpt mungkin disepati Ortu dan anak. Pemaksaan kehendak cita-cita anda untuk dicapai anak anda, kadang berujung kekecewaan setidaknya kurang membahagiakan, kedua pihak.
Seorang anak kbtln ber AQ tinggi Ortunyapun "berkocek tebal". Ortu ingin anaknya meneruskan profesi dirinya sbg dokter. Anak tersebut menuruti kehendak ayahnya, singkat kisah stlh wisuda dokter izajah dipersembahkannya kpd ayahnya, diapun melanjutkan ke cita-citanya mendaftar di sekolah teknik, kini dia menjadi seorang sarjana teknik. Dia punya dua keserjanaan dan menekuni pekerjaan bidang teknik. Tak ada yg kurang baik disini, ttp setidaknya tlh menyita waktu, padahal kesempatan hidup manusia ini terbatas.
Arahan ttg dunia, juga untuk menyusun hidup berumah tangga, pola hidup dlm rangka kesehatan, memilih pergaulan dll. Mengingat sempitnya ruang ini tak dibahas detail.
Semuanya sangat dominan pengaruh Ortu; mengarahkan informasi yg bgmn harus/boleh masuk ke sarana informasi canggih di kediaman mrk dan/atau di alat komunikasi mobil yg dimiliki sianak.
Arahan berikutnya untuk akhirat.
Bgmnpun suksesnya kehidupan didunia ini, bagi insan relegi, yakin dunia ini akan ditinggalkan. Diakhirat nanti hrs dipertanggungjawabkan usia kita untuk apa digunakan, ilmu kita untuk apa diamalkan, harta kita dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan. Yg juga tak kalah mengerikan bila anak salah arah, dimana kita dihadapan mahkamah yaumil qiamah akan diminta penjelasan, sdh seberapa jauh ihtiar kita memberikan arahan dibidang agama. Kerena Allah sdh wanti-wanti:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
(QS. At-Tahrim 66: Ayat 6)
Tergelincirnya anak, cucu, cicit kita ke neraka bukan mustahil berawal dari kealpaan kita dlm MENGARAHKAN generasi penurus kita sehingga ybs terkena imbas dari dampak negatif canggihnya kemajuan teknologi informasi.
Smg kiranya Allah memberikan petunjuk kpd kita semua sidang pembaca, dlm mengarahkan generasi penerus kita. Baik sidang pembaca yg komentar atau hanya membaca saja sdh alhamdulillah. Barakallahu fikum. Wslm M. Syatrf Arbi.

Membentengi Genarasi Penerus dari dampak negatif kemajuan teknelogi informasi.(publish ke 2)

Enam solusi yg kupapar tawarkan untuk membentengi sbgmn judul di atas.
Sempitnya ruang FB dan W.A. enam solusi tsb. ku publish bertahap.
Bahwa dmkn pesatnya teknologi informasi, bila dahulu penggemar tontonan dewasa seronok harus cari medianya ngumpet-ngumpet, bisik-bisik dg pedagang CD; sekarang dpt dilihat ditelapak tangan. Fenomena ini buat anak-anak sangat berbahaya bagi remajapun masih berbahaya. Persoalannya bgmn ORTU harus menyikapinya. Barangkali solusi untuk MEMBENTENGI generasi penerus dari dampak negatif kemajuan teknologi informasi tersebut adalah:
1. Perencanaan
2. Penyeleksian informasi
3. Pengarahan
4. Pendampingan
5. Pembagian waktu
6. Pemberian alternatif
PERENCANAAN (tlh di publish 23-02-2018)
PENYELEKSIAN INFORMASI.
Informasi mrpk isi dari komunikasi. Arus informasi ada yg searah, ada yg dua arah. Informasi pd dunia maya kadang searah dan boleh jadi menjadi dua arah bila sipenerima informasi merespond ke sumber informasi.
Out put informasi dpt berujung berkomunikasi secara aktif bila penerima meng-counter informasi itu, secara pasif jika hanya menerima informasi itu tanpa merespond. Secara aktif maupun pasif informasi yg sdh terlanjur masuk berpengaruh thdp diri seseorang, tergantung persiapan individu ybs dlm mencerna informasi tsb.
O.k.i. agar aman; disinilah peran ORTU menyeleksikan informasi bgmn yg pantas buat generasi penerusnya sesuai tingkat perkembangan/pertumbuhan kematangan jiwa mereka.
Dlm upaya mensileksikan putra/putri thdp informasi, anda jelas harus berkomunikasi kpd mrk. Teknik berkomunukasi harus tepat agar komunikasi effektif.
Ortu yg salah memilih teknik komunikasi, jangka panjang besar kemungkinan arahannya akan diabaikan.
Sbg pedoman komunikasi pernah ku publish di blogspot ku dan di akun F.B. ku bahwa Al-Qur'an memberikan a.l. 6 teknik berkomunikasi y.i.:
1. secara "sadida" (al-Ahzab 70) berkomunikasi dg "kata yg benar". Utamanya usia balita jangan menyampaikan "larangan", kemudian memberikan alasan penyebabnya yg tdk benar. Hanya sekadar menjawab untuk menakut nakuti. Banyak contoh di waktu kita masih kecil misalnya "kalau maghrib sgr berhenti main, nanti ditangkap hantu Wewe".
2. secara "karima" (Al-Isyra 23), kata kuncinya tdk menggurui, komunikator memposisikan komunikan adalah orang yg harus dijaga perasaannya. Diusia menjelang remaja kadang si anak sdh merasa paling bisa. Ortu dlm memberikan arahan harus mulai hati-hati jng terkesan menggurui. Ybs kadang tak terima, karena merasa sdh pintar, sdh mengerti. Ekstrim Ortu dianggap sok usil.
3. secara "ma'rufa" (Al-Baqarah 63), kata kuncinya perkataan baik, tidak menyakitkan hati. Kebijakan Ortu memilih cara memberikan larangan untuk menggunakan informasi atau anjuran apapun dg perkataan yg baik, tdk menyakitkan hati. Kalau punya kemampuan dg teknik lucu, berseloroh, shg ybs tak terasa sdg dinasehati.
4. secara "baligha" (an-Nisa 63) kata kuncinya mengerti lawan bicara, sampai dimana logikanya bgmn kondisinya. Kaedah ini penting agar pesan tersampaikan effektif dn manfaat. Anda tau betul perkembangan putra/putri anda sebab merawatnya sejak bayi. Anda harus tepat memilih cara berkomunikasi sesuai perkembangan kecerdasan ybs.
5. secara "laiyina". (Taha 44). Berkata lemah lembut dg argumentasi yg logis, siap dg bukti. Bila perlu berikan contoh akibat buruk anak yg sering (ses. yg anda cegah) dan kesudahan sukses/baik anak yg menuruti (apa yg anda anjurkan).
6. secara "maysura" (Al-Isyra 28). Kata kuncinya penuh pengertian dan taktis.
Dlm konteks tersebut ortu yg bijak. Pernah kutulis di bolog dan FB judul "Komunikasi Lidi".
Seorang ibu menggunakan cara "maysura", menyikapi anaknya kls 1 SD yg dpt menjawab pertanyaan 3 + 60 = 63.
Tapi ketika ditanya gurunya 60 + 3 = berapa dia tak dpt menjawab.
Dg sabar ibu muda itu memotong lidi sebanyak 100 ukuran sekitar 10cm. Taktis yg digunakannya, si anak disuruh menletakkan dilantai 3 lidi selanjutnya 60 lidi. Disuruh hitung. Tentu hasilnya 63.
Selanjutnya lidi dikumpulkan lagi. Berikut disuruh si anak menjajarkan 60 lidi disisi kari dan di kanan dijejer 3 lidi. Lidi kemudian dikumpulkan. Juga disuruh hitung tentu hasilnya juga 63.
Dg taktik spt itu, tu anak paham bahwa di bolak balik hasilnya sama; 3 + 60 = 63; juga 60 + 3 hasilnyapun = 63.
Bgtlh pemahaman anak kadang kecerdasannya beda-beda dg anak se usianya. Disikapi dg taktis dn penuh pengertian, oleh bundanya, tdk dg diomeli.
Smg kita dpt memilih teknik berkomunikasi kpd generasi penerus kita agar dpt menyeleksikan informasi yg bgmn yg layak buat generasi penerus kita guna membentengi mereka dari dampak negatif dari kecanggihan teknologi infirmasi. Amien.
Barakallahu fikum. Wasslm M. Syarif Arbi.

Khusyuk

Dlm KBI, khusyuk = penuh penyerahan dan kebulatan hati. Dikaitkan dg ibadah, pengertian khusyuk, kira-kira cocoknya adalah konsentrasi, fokus. Khusyuk yg paling berkenaan dlm ibadah ialah ketika shalat. Jadi bila shalat, harus kosentrasi penuh, fokus fikiran/hati hanya kpd Allah, menghayati apa yg diutarakan dlm shalat.
Penting khusyuk ini di jaga terus karena; Syaddad bin Aus mengatakan dia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: INNA AWWALA MAA YUR FAU' MINANNASIL KHUSYU (Susungguhnya yg mula diangkat Allah dari hati manusia ialah rasa khusyuk itu).
Perintah khusyuk ini menurut khabar dari Abdullah bin Mas'ud di tegaskan Allah stlh 4 thn mereka menerima Islam,
Sblmnya mereka shalat kadang berbincang ke teman dikiri kanan; berencana apa yg akan dilaksanakan ssdh shalat, dan berbagai hal.
Kebiasaan itu berakhir setelah turun ayat 16 Al-Hadid:
اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَـقِّ ۙ وَلَا يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْ ۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ
"Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka) dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik."
Ulama terkenal di era kekahlifahan Harun Alrasyid.
Pertama, Abdullah bin Mubarak disuatu mlm ktika ybs sdng asik memetik kecapi, dtng seekor burung menghampirinya yg kmdian burung itu berdendang dng lirik ayat 16 surat Al-Hadid itu. Sejak itulah Abdullah bin Mubarak meninggalkan hobynya berkecapi ria. Kecapi di banting hingga hancur ke batu dan mulai saat itu bliau berubah menjadi seorang yg zuhud.
Kedua, Fudhail bin 'Iyadh. Smula tukang main prempuan. Suatu mlm sdh janjian dng seeorang perempuan, ktika akan memanjat dinding ke kamar prempuan tsb, tiba-tiba terdengar orang membaca Al-Qur'an pas ayat 16 surat 57 tsb. Diapun mengurungkan niatnya, sejak itulah ia taubat kmdian menjadi seorang ahli tashawuf yg kenamaan, sehingga khalifah Harun Al-Rasyid pernah mendatanginya minta plajaran dn fatwanya.
Bila ke khusyuk an terasa menurun agaknya baik diingat peristiwa dua orang shaleh di atas dan juga menghayati ayat 16 Al-Hadid tsb.
Smg qt masa kini dng bnyak mendengar dakwah dan Al-Qur'an, semakin hebat ke khusyuan qt.

Ajakan Berjamaah di masjid Kucing.

Mukim di kota Makkah 28 th yg lalu sangat beda dengan masa kini.
Diusiaku baru 40an itu sempat mukim lbh sebulan di Makkah.
Berangkat haji waktu itu ndak ada waiting list, bgt cukup duit dan sehat dpt langsung berangkat. Di Makkah belum seramai sekarang.
Sekian banyak peristiwa kukisahkan satu diantaranya. Suatu subuh agak telat bangun, kalau menuju Masjidil Haram (600 an) langkah dari pondokan kami, yakin jamaah subuh sdh selesai. Sgr berangkat ke masjid terdekat sekitar 200han langkah, dikenal orang Indinesia "masjid Kucing", ternyata shalat subuh diimami imam masjid juga sdh selesai. Bgt menyesal sekali terlambat bangun subuh itu.
Tatkala ku sedang melangkah mencari shaf untuk shalat sendirian, ada seseorang berpakaian gamis membuntutiku (wajah timur tengah tapi bukan penduduk asli). Rasa curigaku diusiaku 40 th ktka itu bgt tinggi, kutakut dia bermaksud jahat, maklum di dadaku terkalung tas kecil isi bekal hidup. Kuberjalan lagi ketempat lain, dia juga membuntutiku. Setelah pindah keempat kali kuberanikan takbir mulai shalat. Si pembuntutpun takbir disampingku, baru kusadar rupanya dia juga senasib dng ku terlambat shalat subuh, namun masih ingin menyelamatkan "sisi berjamaah" walau hanya berdua. Itulah akibat komonukasi yang "mis", dibumbui kewaspadaan berlebih.
Ketika itu:
Ku belum terbaca ttg bgmn utamanya shalat berjamaah, hingga nabi anjurkan salah seorang sahabat bersedekah dg menemani seseorang yg ketinggalan shalat berjamaah walau sahabat tadi sdh selesai shalat berjamaah besama nabi.
Ku belum mendengar kisah ulama yg nangis 40 hari hanya karena sewaktu shalat wajib tdk dpt berjemaah.
Ku belum tau kisah seorang petani shaleh waktu lampau, ketika mendengar azan, cangkul bukan diayunkan kedepan, tapi dilepaskan kebelakang, agar tak ada tanah yg tercangkul. Sebab bila ada tanah tercangkul seiring kumandang azan, tanah itu gembur, ditanami subur, buah yg dihasilkannya dihawatirkan "haram".
Ingatanku melayang ke kantor di tanah airku. Alhamdulillah memang, setiap kantor ada mushalla, kadang ada masjid. Tapi shalat berjamaah ke masjid/mushalla tepat waktu agaknya masih kurang diterapkan.
Ku ingat diriku sendiri di tanah air (waktu itu = 28 th an lalu). Di dekat ruang kerja ada celah sedikit dpt membentang sajadah menghadap kiblat. Azan berkumandang di masjid, masih ada pekerjaan yg tengah dikerjakan. Shalatpun ditunda dulu, selesai kerjaan baru berwudhu, gelar sajadah shalat sendirian. Tidak ikut shalat berjamaah di mushalla kantor. Kalah telak dg pak tani sholeh melempar cangkul kebelakang di ceritakan di atas.
Seorang bos kantor shalat saban waktu: zuhur, ashar kadang mghrib di kantor. Sendirian gelar sajadah di ruang kerja. Smg bos ini tdk berjamaah di mushalla kantor BUKAN karena "jaga jarak" dg anak buah. Memang kadang jadi iman shalat di mushalla ndak mesti berjabatan tinggi, boleh jadi imam shalat seorang O.B. bgtlah dlm agama tak kenal pangkat/jabatan.
ۗ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ ۗ
"Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa".
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13).
Kejadian itu dpt kiranya menjadi bahan tafakkur kita, sudahkah kita mengutamakan shalat berjamaah di mushalla dan masjid drpd serangkaian aktivitas dunia yg pasti kita tinggalkan ini. Jangan-jangan sudah terlambat kita nenyesal dan memperbaiki shalat kita. Tapi lebih baik terlambat menyesal daripd tdk sama sekali.
Jadinya kuteringat ada ustadz tauziah menceritakan bahwa suatu hari di surga; seorang bertanya kpd rekannya sesama penghuni surga. "Apa amalan anda shg mengantarkan ke surga"?. Jawab temannya "suatu hari saya terlambat shalat subuh, saya menyesal luar biasa akan kelalaian saya itu dan berusaha semampu saya untuk siap shalat subuh sblm waktunya. Rupanya ini yg mengantarkan saya ke surga".
Maha benar Allah atas janji-Nya.
ثُمَّ اِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِيْنَ عَمِلُوا السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوْا مِنْۢ بَعْدِ ذٰ لِكَ وَاَصْلَحُوْۤا ۙ اِنَّ رَبَّكَ مِنْۢ بَعْدِهَا لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
"Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertobat setelah itu dan memperbaiki (dirinya), sungguh, Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 119).
Smglah untuk selanjutnya kita:
Mengutamakan pemenuhan panggilan Allah untuk shalat melalui azan ketimbang pekerjaan yg blm selesai. Sepertinya perlu dipertimbangkan pola pikir pak tani yg shaleh di atas.
Bagi kita kaum lelaki, mengusahakan sekuat tenaga untuk shalat wajib berjamaah di mushalla atau di masjid.
Demikian sekedar saling ingat mengingatkan, kiranya dpt diterima dg baik dan bermanfaat. Amien. Barakallahu fikum waslm. M. Syarif Arbi.