Monday 6 June 2022

STRES dikelola dengan EMBUN daun BULUH

Ketika Muslimin dan Muslimat bubaran dari masjid2, Kakek2 Nenek2 kelompok ini mulai sibuk menuju pagar2 rumah, pagar2 gedung kantor dan sekolah di kota kelahiranku. Kakek2 – Nenek2 yang berombongan ini, mereka tidak dari masjid2 tapi dari komplek pertokoan mereka. Kala itu di kota ku; pagar2 gedung2, sekolahan, perkantoran dipagari sejenis bambu khusus yang bila dirawat dengan baik, begitu indah. Tinggi rumpun bambu yang bahasa setempat disebut “buluh pagar”, hanya sedada orang dewasa. Di-ujung2 “buluh pagar”, saban hari tumbuh daun2 halus belum terbuka, dimana di pagi hari sebelum matahari memancarkan sinarnya diujung daun2 itu menempel embun pagi. Rombangan Lansia yang keluar dari komplek pertokoan itu, rutin setiap pagi manakala cuaca baik, mereka menghampiri “buluh pagar”. Di tangannya di tenteng Cawan besar, setibanya di buluh pagar sebelah tangannya mengambil ujung2 buluh yang halus dimana tertempel embun pagi. Selanjutnya hasil petikan ujung buluh yang ada embunnya itu dimasukkan ke dalam cawan. Setelah dikira cukup, seiring dengan bersinarnya matahari pagi, si embun diujung buluh menghilang, merekapun pulang. Embun terhimpun di dalam cawan sesampai dirumah diminum oleh mereka, dipercaya akan memperpanjang umur dan terhindar dari segala macam penyakit. Sebetulnya apa yang dilakukan kakek2-nenek2 dari kelompok pengusaha ritel ini adalah sebagai upaya mengelola stres. Dibidang apapun kegiatan dalam masyarakat tak luput dari masalah yang mengundang stres. Kegiatan “memetik daun buluh menjunjung embun” ini manfaat yang dapat diperoleh: 1. Konsentrasi penuh memetik ujung daun buluh, secara hati2 agar embunnya tidak jatuh sebelum masuk ke cawan, memerlukan kecermatan dan fokus. Dengan begitu setidaknya ketika melakukan pemetikan, segala pikiran tadi siang sampai malam hari sebelum tidur; akan hilang, setidaknya terlupakan. 2. Udara segar di pagi hari diperoleh, juga sekaligus olah raga berjalan dari rumah sampai ke tempat2 yang tersedia “buluh pagar”, pergi dan pulang. 3. Air embun yang diminum belum tercampur apapun, diduga masih murni, mampu mensugesti diri bahwa diri telah minum ramuan suplemen. Begitu langkah yang diambil lansia, kelompok yang tidak shalat subuh. Sebetulnya bagi lansia atau semua usia yang shalat subuh, boleh juga mengadopsi perilaku “memetik daun buluh menjunjung embun ini”, lebih mujarab lagi bila memetik daun buluh itu dilakukan sesudah shalat subuh, memetik diikuti sambil berdzikir. Usai shalat subuh masih punya waktu kurang-lebih satu jam baru matahari terbit. Ketahuilah bahwa shalat subuh ke masjid secara rutin memadai untuk mengelola stres. Apalagi diikuti dengan olahraga pagi termasuk misalnya ikut mengamalkan “mengumpulkan embun diujung pucuk daun buluh”, seperti dilakukan lansia tidak shalat subuh itu. Konsep mengelola stres versi agama Islam dapat dilakukan dengan: Shalat, sabar, dzikir, ikhlas dan berserah diri kepada Allah. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ  ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصّٰبِرِينَ "Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153) الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ  ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 28). Semoga setiap penyebab stres yang mampir di kehidupan kita dapat dikelola dengan baik menggunakan apa yang diajarkan Allah. Karena memang stres cukup besar pengaruhnya terhadap kesehatan diri. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 6 Dzulkaidah 1443 H. 6 Juni 2022. (970.06.22)

No comments:

Post a Comment