Wednesday 29 June 2022

Jalan ke Masjidil Aqsha

Garis lurus adlh jarak terpendek yg menghubungkan 2 titik. Andaikan jalan dari htl tempat kami nginap menuju masjid Aqsha, jalan dilalui "Lurus" mungkin hari kedua diriku pulang ndak ikut rombongan dari Aqsha tidak tersesat. Jalan kami dari htl ke Aqsha ber-kelok2 masuk gang2. Andaikan mrpkn garis lurus, tidak bgt jauh. Rombongan kami dari htl, belok ke kanan berjalan lurus cari gerbang "Herodes". Masuk gang jalan menurun. Kondisi jalan diselang seling; ada dikirinya pakai trap, dikanannya landai dpt dilalui motor atau mobil kecil, kursi roda. Ada yg dikanannya pakai trap dikirinya jalan landai. Waktu tempuh: pergi k.l. 20 menit jalan menurun. Waktu tempuh pulang k.l. 30 menit jalan mendaki. Ketika pergi; stlh belok kanan dari hotel, berjalan bbrp menit ketemu gerbang "Hetodes", masuk gerbang berjalan lurus, selanjutnya ada jalan ke kiri (nampak tulisan arab gundul menunjukkan arah ke aqsha. Ikuti jalan itu kemudian belok lagi kanan. Dari kejauhan, tampak polisi Israel bersenjata laras panjang. Serem jg, subuh kedua masuk di antri sepuluh2. Bukan main: negeri Islam, masjid orang Islam, orang muslim masuk ke masjidnya untuk ibadah harus di kontrol tentara Israel. Inilah konsekwensi tanah Islam dikuasai kaum non muslim. Ingin bertanya kpd guide, ketika di Mesir dan Israel, ttg kenapa negara2 Arab yg banyak dalam bilangan, terkenal bersemangat jihad kok kalah dg bangsa yg hanya kecil. Namun pertanyaan tsb, atas bbrp pertimbangan tak berani kutanyakan di Mesir dan Israel. Stlh di Jordan kutanyakan kpd guide di dalam bis. Ybs lama tdk menjawab, kemudian meletakkan dua matanya ke sandaran kursi. Agaknya beliau yg mantan serdadu Jordan itu menangis. Usai beliau mengendalikan emosinya, lantas beliau mengisahkan......(nanti kan ku kisahkan stlh di tanah air; insya Allah). Kembali kisah nyasarnya aku pulang dari Aqsha usai shalat Maghrib dan Isya hari kedua ku di Aqsha tgl 24 Juni 2022 itu. Pergi sprt kusebut di atas kami bertiga lancar. Pulangnya ku janjian dg istri titik kumpul di bangunan disamping kubah emas. Usai shalat kumenuju tempat yg dijanjikan. Sdh kutunggu lebih dari 15 menit istriku tdk dtg ke titik kumpul. Pimpinan rombongan dan bbrp orang pulang, aku tdk ikut karena komit dg janji. Stlh orang yg lewat tinggal satu2 kuputuskan lbh baik pulang. Perjalananku pulang sendiri itu, aku masuk ke persimpangan yg salah, masuk kampung jalannya mengecil dg trap2 tangga terjal, -antara anak tangga angkat kaki harus lebar. Kubertanya dg anak muda yg kutemui, dg menunjukkan kertas kecil yg kukantongi dari kamar hotel memuat alamat hotel tempat kami menginap. Anak muda itu jg tdk tau. Di tengah keletihan mendaki jalan2 kecil itu. Dibelakangku ada serombongan keluarga (bangsa lain, bukan ASEAN), kutunggu rombongan itu. Lelaki setengah baya agaknya kepala keluarga rombongan itu. Kuajak berbasa-basi sekedarnya, kukatakan aku tersesat mau ke hotel St. George Jerusalem, 6 Amr Al A'as St. Bapak itu berbaik hati menunjukkan jalan diriku menuju gerbang Herodes. Usai mengantarkanku dianya kembali kerombongannya menuju ke tempat lain..... Dari gerbang itu aku sdh paham menuju hotel. Karena salah satu petunjuk jalanku dari gerbang Herodes ke hotel, disebelah kanan jalan ada toko namanya "SABAYA", ingatan ku melekat kuat dg kata "Sabaya" sebab mirip dg kata "Surabaya", di kota ku pernah bertugas 12 tahun "Surabaya". Suasana masjid Aqsha jauh sekali beda dengan Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Makkah. Beda utamanya: 1. Aqsha dari hotel tidak nampak, terlindung oleh bangunan2. Malah dari jauh Aqsha terlihat jelas kubahnya. Baitullah dan Nabawi terlihat dari tempat penginapan kemana arah menuju. 2. Jalan menuju Aqsha melalui gang2 kecil. Sedangkan Baitullah dan Nabawi, bila qt tinggal di gang2 kecil, menuju kedua masjid itu, jalan semakin meluas. 3. Saban masuk waktu, orang2 ber-duyun2 ke masjid, qt tinggal ikut arus. 4. Semua orang kpd siapapun qt bertanya semuanya muslim. Jika di Jerusalem, ada Yahudi, Nasrani. 5. Di jalan2 menuju Baitullah dan masjid Nabawi tdk ada serdadu atau polisi berseragam, siap dg senjata api laras panjang. Menuju Aqsha penuh dg serdadu di gerbang2 dan sudut2 gang berseragam dan bersenjata api laras panjang. Kepada para serdadu ini kami dipesankan oleh tour guide agar tdk membuka percakapan dg para serdadu itu. Jika ditanya Muslim atau diberi salam jawab. Tapi kalau ditanya lain2 berlagak tidak ngerti. Jika dijawab bisa2 urusannya jadi panjang. Kini rombongan kami sdg menuju pulang ke tanah air, sblm ke bandara tlh melihat pohon SAHABI dan Gua Al-Kahfi. Alhamdulillah Selasa pkl 19 WIB, Saya dan Istri tiba kembali ke rumah, dg kaki dan betis membesar mungkin karena banyak berjalan, terakhir yg banyak jalan kaki adlh ke Petra. Semoga peristiwa ini memicu semangat kita di tanah air untuk shalat berjamaah. Sebab di Aqsha masuk masjid dg perjuangan ekstra, dijaga pula oleh tentara Israel dg senjata laras panjang terhunus. Orang muslim dari seluruh dunia sanggup lakukan. Awak di negeri sendiri aman2 saja pergi ke masjid saban waktu, kenapa tdk dimanfaatkan. Semoga Allah membantu rakyat Palestina dan ummat Islam dunia membebaskan masjidil Aqsha khususnya dan Palestina umumnya dari penjajahan. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Di susun di Amman Jordan 27 Dzulkaidah 1443 H. 27 Juni 2022. Di publish 29 Dzulkaidah 1443 29 Juni 2022 (979.06.22).

Friday 17 June 2022

BILA SURGA TERBAKAR dan NERAKA PADAM

Seorang tokoh Sufi perempuan “Rabi’ah al-Adawiyah dari Bashrah dikisahkan ingin membakar Surga dan memadamkan api Neraka. Demikian di kutip dari Buku “Ajaran Manunggaling Kawula-Gusti”, ditulis oleh Sri Muryanto Cetakan ke tiga tahun 2007 penerbit Kreasi Wacana Yogyakarta halaman 126-127. Keinginan ini tentu tidak akan terlaksana, kalaulah ada di zaman kini orang yang membawa obor menyala dan ember berisi air seperti yang dilakukan oleh Rabi’ah itu akan pergi ke langit, untuk membakar Surga dan memadamkan api Neraka, jelas akan dikatakan orang tak beres, segera akan diproses ke rumah-sakit jiwa. Tidaklah kita bermaksud membahas mendalam makna tersirat tindakan sang Sufi. Kita ketahui selama ini Surga adalah dambaan setiap insan di dunia ini untuk menjadi tempat kediaman abadi di alam sana setelah meninggalkan dunia ini. Meninggalkan dunia ini adalah kontrak yang harus dipenuhi setiap orang yang hidup. Motivasi masuk surga itulah membuat manusia melakukan kebaikan dan meninggalkan hal yang tidak terpuji/melanggar norma selama hidup. Allah menjanjikan surga Fidaus buat orang2 yang beriman diikuti berbuat kebajikan: Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنّٰتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا "Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, untuk mereka disediakan Surga Firdaus sebagai tempat tinggal," (QS. 18 = Al-Kahf ayat 107). Begitu juga Neraka, siapapun orangnya asalkan berpikiran jernih, dia mempersiapkan diri selama hidup ini untuk kelak terhindar setelah mati nanti dari dibenamkan ke dalam Neraka. Agamawan memberi kabar kepada ummatnya bahwa Neraka itu tempat penyiksaan bagi yang berbuat dosa. Oleh karena itulah sejauh mungkin setiap orang yang percaya adanya alam akhirat, berupaya untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang tercela berbuah dosa, serta terus-menerus menabung kebajikan. Bagi orang beriman bukan saja dirinya untuk diupayakan terhindar dari neraka tetapi juga keluarganya; Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوٓا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. 66 = At-Tahrim ayat 6). Jikalau setiap keluarga telah berupaya untuk terhindar dari neraka, dengan demikian beriman dan berbuat kebajikan, maka masyarakat akan aman tentram dan damai, karena masyarakat dan bangsa adalah kumpulan dari unit2 keluarga. Kalau Surga sudah terbakar dan Neraka sudah padam, mungkin orang tinggal di dunia ini tenang-tenang saja dan bahkan mungkin tak terkendali. Jika punya kesempatan untuk melahap harta benda dunia ini, dilahap sebanyak-banyaknya tak peduli lagi bagaimana caranya. Jika untuk mendapatkan jabatan lazim sebagai jembatan menuju pelahapan harta dunia itu, dengan cara apapun dilakukan juga. Toh Neraka sudah padam dan Surga sudah terbakar. Maka kalau sampai disana nanti dan pasti setiap orang yakin pasti sampai ke alamat yang namanya mati, masuk Neraka pun sepertinya dianya bersedia, sebab sudah padam. Justru masuk Surga dianya malah repot karena sudah terbakar harus membenahi puing-puing. Mungkin inilah gambaran banyak kalangan di akhir zaman ini, mengacu pada tingkah laku yang mereka laksanakan, sudah menganggap bahwa Surga sudah musnah terbakar dan masuk Neraka pun ndak soal karena sudah padam. Gejala ini makin gencar dipertontonkan. dipublikasikan media. Banyak orang seharusnya sudah berkecukupan, tetapi tetap saja dengan rakus menghimpun harta dunia dengan cara korupsi dan menerima suap. Diantara mereka tak kurang berpredikat terkemuka. kadang gelar agamanyapun meyakinkan. Sementara itu tindakan kriminal seperti perampokan dimana-mana dilakukan penjahat. Juga menghilangkan nyawa sesama sangat mudah dilakukan dengan alasan yang hanya sepele. Semua itu mungkin dilakukan karena sanksi pelaku korupsi, perampok, pembunuh, kejahatan seksual tidak sepadan dan belum sesuai dengan arahan “Yang Mencipta Dunia” ini. Selain itu karena mungkin orang sudah tidak takut lagi dengan Neraka karena sudah padam dan tak ingin Surga lagi karena sudah musnah terbakar. Adalah tak mungkin neraka itu dipadamkan, tak mungkin surga itu dibakar. Agaknya ini hanya merupakan perumpamaan atas fenomena kemaksiatan dan kedzaliman diakhir zaman ini makin banyak terjadi, seolah-olah pelaku kejahatan, kemaksiatan dan kedzaliman menganggap neraka sudah padam dan surga sudah terbakar. Semoga Allah melindungi kita semua dari segala macam kejahatan dan kedzaliman. Semoga pelaku kejahatan dan kedzaliman diberikan petunjuk oleh Allah, sehingga kembali menjadi orang beriman dan berbuat kebajikan. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 18 Dzulkaidah 1443 H. 18 Juni 2022. (978.06.2022).

Wednesday 15 June 2022

Hidup tidak dapat MEMILIH. Kehidupan harus MEMILIH

Siapapun anda tak pernah memilih jadi lelaki atau perempuan...... ....... Tak pernah memilih ayah siapa, ibu siapa. ............ Tak juga pernah memilih terlahir sebagai bangsa apa...................dstnya. Setelah hidup barulah...........banyak pilihan. Makanya ada yang bilang......."Hidup ini adalah PILIHAN". Banyak sisi soal memilih: Memilih sekolah, memilih profesi, memilih jodoh, memilih tempat berdiam, memilih pemimpin ...... dll. Di artikel singkat ini KU-batasi khusus soal memilih FIGUR. Ada dua besaran ketika memilih Figur: 1. Orang yang paling dekat buat diri, adalah memilih orang yang akan dijadikan sebagai pendamping hidup. 2. Orang yang akan dipilih, sebagai pemimpin bangsa (untuk negara yang pemimpinnya dipilih). Memilih figur2 itu idealnya dipilih orang "SHALEH". Tapi kadang apa yang telah terpilih tak sepenuhnya sesuai harapan, kadang ekstrimnya terpilih ke figur yg "SALAH". Nah.............. ....bagaimana pula kalau terlanjur terpilih orang yg "SALAH". Soal "Shaleh" dan "Salah", jika diserahkan menentukan bagaimana kriteria Shaleh dan Salah kpd manusia tak akan didptkan pengertian yang sama dan sempurna. Baik kita pakai referensi Al-Qur'an. Orang shaleh itu memenuhi 4 syarat: 1. Beriman kpd Allah dan hari akhir. 2. Menyuruh berbuat makruf 3. Mencegah yg mungkar 4. Bersegera mengerjakan berbagai kebaikan. يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ ۗ وَاُولٰٓئِكَ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ "Mereka beriman kepada Allah dan hari Akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang shaleh." (QS. Ali 'Imran ayat 114) Jika mempunyai sifat yg berlawanan dg itu, termasuk orang yg blm menenuhi syarat sbg orang SHALEH. Mereka kelompok orang yg SALAH. Agama apapun, kepercayaan apapun, percaya adanya pencipta sekaligus penguasa alam ini dan kemudian adanya hari akhir. Buat agama Islam; ini yg dimaksud "beriman adanya Allah dan hari qiamat". Agama apapun, kepercayaan apapun kelompok orang Shalehnya mesti melakukan syarat orang Shaleh butir 2, 3 dan 4 di atas. Kalau dmkn; agama, kepercayaan apapun bila tdk memenuhi syarat di atas mereka terkelompok orang SALAH. Siapapun yg dipilih sbg pendamping hidup, siapapun yg dipilih rakyat sbg pemimpin, stlh ybs terpilih, kita sll harus berdo'a smg Allah memberikan taufik dan hidayahNya, smg mereka menjadi orang SHALEH. Kita senantiasa yakin Allah lah yg berkuasa membolak balik kan hati manusia. Dengan dmkn, disamping kita berdo'a untuk diri seperti dicontohkan Rasulullah dengan do'a di bawah ini, baik juga mungkin selipkan do'a agar "Pendamping" hidup kita, "Pemimpin2" bangsa kita diteguhkan hati mereka menjadi orang2 SHALEH. Do’a ini: يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك ‘Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik’ = “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, al-Hakim). Do’a paling sering dibaca Nabi Muhammad s.a.w. agar kita (qalbu) tetap tegar dan istiqamah di atas agama yang benar. Allah yang membolak-balikkan Hati manusia. Kalau lagi mujur ketika memilih dpt saja terjadi, setelah jadi suami/jadi istri. Semula tdk shaleh2 amat. "berkat do'a kita" menjadi orang yg shaleh melebihi ke shalehan yg kita duga. Bgt juga seorang pemimpin sblm kita pilih blm bgt paham agama, blm tau persis bgmn seharusnya bersikap sbg orang Shaleh "berkat do'a kita", Pemimpin kita itu menjadi adil, amanah sbg wujud perilaku orang Shaleh. Bukan mustahil pula, yg kita pilih sudah kita teliti dia orang yang Shaleh, setelah terpilih jadi Pendamping kita, cek-cok melulu. Ke Shalehan yg ditunjukannya selama sblm dipilih jadi pendamping, hilang dan berubah. Malah, karena tdk dilandasi ke Shalehan, timbul KDRT berujung perpecahan keluarga. Mungkin hal ini "lantaran tdk kita iringi dg do'a". Sehingga pendamping yg dipilih berubah menjadi orang salah lebih dzalim ketimbang orang salah biasanya. Dmkn juga perihal memilih pemimpin, dpt juga terjadi, sblm terpilih ybs, terlihat benar keshalehannya, kitapun memilihnya menjadi Pemimpin. Stlh memegang pimpinan, luntur keshalehannya, berubah menjadi orang SALAH yg bertindak dzalim tdk amanah, justru menyengsarakan rakyat yg memilihnya. Sikap kita tentu ber istighfar, telah salah pilih. Introspeksi diri dan terus berdo'a: يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك Untuk diri sendiri baik sekali setiap selesai shalat diamalkan do'a: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ Do'a ini diajarkan Nabi Muhammad ﷺ kpd Mu’adz. beliau berkata, “Aku wasiatkan kepadamu, wahai Mu’adz, janganlah engkau sekali-kali meninggalkan doa ini di akhir setiap shalat". artinya: "Yaa Allah, tolonglah aku dalam berdzikir, bersyukur, dan beribadah yang baik kepada-Mu". (HR. Abu Daud dengan sanad shahih) [HR. Abu Daud, no. 1522; An-Nasa’i, no. 1304. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.] Tiga permohonan di do'a tsb arahnya menuju orang Shaleh. Smg Allah senantiasa memberi petunjuk bagi kita untuk memilih............. Umpamanya terlanjur salah pilih, smg Allah menjadikan pilihan tsb berubah menjadi baik/ menjadi orang Shaleh. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 15 Dzulkaidah 1443 H. 15 Juni 2022. (976.06.2020).

Monday 13 June 2022

AKHIR MENENTUKAN

Beberapa saat tengah adzan dzuhur berkumandang, sebuah mobil lumayan mewah masuk di halaman parkir sebuah apotik. Tak berapa lama keluar seorang pria muda sekitar 30an dengan pakaian rapi, kemeja lengan panjang kelihatannya bermerk mahal, berdasi, tapi di kakinya ketika turun dari mobil memakai sandal jepit. Rupanya si pemuda, bukan bermaksud mampir ke apotik, ia titipkan mobil ke tukang parkir selanjutnya menyeberang jalan menuju masjid. Kami suami istri sedang nunggu penebusan obat di sebuah apotik langganan ex kantorku. Di apotik itu, sepanjang resep berasal dari dokter keluarga, kami tidak perlu merogoh kocek asalkan obat di resep terdaftar obat yang dibolehkan/ditanggung dan plafond tersedia masih meng cover. Ketika itu belum era BPJS. Karena mungkin masih lama antri resep kami, diriku juga memilih untuk menyeberang jalan yang dibatasi oleh selokan besar menuju masjid, untuk ikut shalat dzuhur, istriku harus mengalah menunggu, kalau-kalau nanti giliran dipanggil. Istriku mengisahkan dalam perjalanan kami pulang dari Jakarta Timur ke Jakarta Pusat itu, bahwa sepeninggalku shalat dzuhur tadi ada seorang ibu duduk dekat istriku di ruang tunggu apotik, mengomentari tentang pemuda yang memparkir mobil yang kukisahkan di atas. Komentarnya begini: “Bukan main pemuda itu; sudah Muda, Ganteng, Kaya, Taat ibadah pula. Sangat beda dengan tetangga saya, Udah Tuwek, Jelek, Melarat dan membelakang kelangit lagi” (mungkin maksudnya tidak taat ibadah dan melanggar aturan agama). Kumulai membahas kasus pemuda itu dengan mengajak istri untuk merenung bahwa kehidupan manusia ini dari muda sampai tua, sampai tutup usia dapat dikelompokkan: 1.Ada manusia, sejak muda sampai tua terus dalam iman dengan demikian amalnya baik terus, istiqamah beribadah, insya Allah; akhir hayat “husnul khatimah”. 2.Adalagi manusia, semasa muda beriman dan beramal baik, taat ibadah; karena sesuatu sebab masa menjelang tua terpengaruh membuat iman melorot dan akhirnya menutup usia dalam keadaan kemerosotan iman. Wallahu ‘alam bishawab, apakah ybs mengakhiri hidup tergolong “su’ul khatimah” 3.Ada juga manusia, semasa muda beriman dan beramal baik, ibadah taat, semasa pertengahan usia karena pindah kediaman lantaran pekerjaan, merantau atau sebab lainnya; pengaruh lingkungan membuat merosot imannya dan tak sempat beramal baik, tak dapat beribadat. Untunglah semasa tua sebelum wafat sempat tobat dan kembali menjadi orang shaleh. 4.Ada pula manusia, semasa muda belum mengenal iman, belum mengenal ibadah, belum melakukan perbuatan baik. Masa menjelang tutup usia, sempat bertobat dan menjadi orang yang beriman kuat dan beramal shaleh. Termasuk manusia yang type mana awak ini, diri sendiri dan Allah-lah yang maha mengetahuinya. Dikelompok manapun yang penting kondisikanlah diri ini di akhir hayat dalam keadaan dipuncak iman dan di ibadah yang maksimal serta istiqamah karena: وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607) Pernah kami mempunyai teman sekantor dulu, semasa awal-awal saya kenal tergolong bukan ahli ibadah, tak jauh dianya dari meja mengadu nasib, tangannya tak jauh dari mencekek botol. Tapi Subhanallah, menjelang tutup usia berubah menjadi orang yang taat ibadah, sama sekali melepaskan diri dari duduk dimeja judi dan tidak lagi mengenal leher botol yang biasanya ia cekek. Terakhir kudengar temanku itu sudah tutup usia dan dalam keadaan istiqamah dalam ibadah dan imannya. Inikah yang dimaksud dalam hadits: إِنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ فِيمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ النَّارِ ، وَيَعْمَلُ فِيمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ وَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا “Sungguh ada seorang hamba yang menurut pandangan orang banyak mengamalkan amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka. Sebaliknya ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan-amalan penduduk neraka, namun berakhir dengan menjadi penghuni surga. Sungguh amalan itu dilihat dari akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6493) Jadi siapapun kita, tidak dapat memastikan nantinya seseorang akan bagaimana nanti, dan yang menentukan adalah kehidupan terakhir. Lebih ekstrim lagi ditentukan pada saat lepasnya roh dari jasmani atau sering disebut dengan “sakaratul maut”. Seperti hadist berikut: عَنْ مُعَاذَ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ كَانَ آخِرَ كَلَامِهِ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله دَخَلَ الْجَنَّة Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, ‘Siapa pun yang akhir ucapannya (ketika menjelang ajal) kalimat La ilaha illallah maka ia masuk surga’.” H.R. Imam Abu Daud. Semoga kita semua ditakdirkan Allah menjadi orang-orang yang dapat menjalani hidup ini dengan iman dan amal shaleh sejak sekarang sampai akhir hayat. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 14 Dzulkaidah 1443 H. 14 Juni 2022. (975.06.22)

Friday 10 June 2022

Tujuh langkah Ke-TENTRAM-an Hidup

Ketentraman hidup merupakan dambaan setiap insan. Untuk mencapai ketentraman hidup banyak dilakukan orang dengan berbagai upaya, bagi yang berpunya tak segan2 keluarkan biaya. Agama adalah salah satu jalan mencapai ketentraman hidup, dengan syarat ajaran agama dijalankan dengan baik. Bila agama dijalankan dengan baik maka penganutnya akan tentram hidupnya dengan syarat: 1. Bersyukur. 2. Tenggang rasa. 3. Sabar, sanggup mengelola stres. 4. Tawakkal. 5. Ceria. 6. Jauhi hidup diluar kemampuan. 7. Makan dan minum yg halalan thayiban tdk berlebihan. ad.1. Bersyukur Mensyukuri hidup adalah salah satu cara membuat hidup lebih tentram, damai dan bahagia. Bersyukur akan mengajarkan kita untuk menghargai apapun yang kita terima baik susah atau bahagia, mengajarkan kita untuk tidak selalu merasa kurang dsbnya. Rasa syukur inilah yang membedakan orang miskin yang berpenghasilan rendah tetap merasa bahagia sehingga tentram hidupnya. Tidak sedikit orang kaya yang berpenghasilan lebih dari cukup merasakan tidak bahagia sehingga tidak tentram dalam hidupnya. وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ  ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim 14: Ayat 7). ad. 2. Tenggang rasa. Manusia itu adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain untuk hidup tentram. Ketika kita bisa memelihara hubungan baik dengan sesama manusia, “tenggang rasa”; tidak membedakan strata sosial, asal usul dan agama. Dengan demikian semakin banyak memiliki teman, sahabat atau bahkan keluarga baru. Dan ketika kita dikelilingi banyak orang yang menghargai dan menyayangi diri kita tentu hidup semakin tentram damai dan bahagia. وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِۦ شَيْئًا  ۖ وَبِالْوٰلِدَيْنِ إِحْسٰنًا وَبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِينِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنۢبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمٰنُكُمْ  ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri," (QS. An-Nisa' 4: Ayat 36) ad. 3. Sabar. Hidup ini tak akan kering dari masalah, orang bijak bukan menolak masalah tapi menyikapi masalah. Kalau tak bijak menyikapi masalah hadirlah stres mengganggu ketentraman hidup. Jalan keluarnya mengelola stres ada 2, yaitu: sabar dan shalat untuk minta tolong kepada Allah: يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ  ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصّٰبِرِينَ "Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153) ad. 4. Tawakkal. Kekhawatiran, ketakutan atau rasa was2 adalah manusiawi, namun was2 berlebihan mengundang stres. Ketakutan akan masa depan, rasa khawatir akan hal2 yang akan terjadi ataupun segala bentuk pikiran negatif hanya akan membuat anda tertekan dan imbasnya anda akan dihantui ketakutan, kekhawatiran yang akan membuat hidup anda tidak tentram diikuti stres. Buang pikiran negatif anda dan alihkan untuk mengambil pikiran positif. Apa yang anda takutkan belum tentu menjadi kenyataan. Penangkal kekhawatiran, ketakutan tentang masa depan yang membuat stres, kata kuncinya tawakkal kepada Allah. وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ  ۚ وَكَفٰى بِاللَّهِ وَكِيلًا "dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pemelihara." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 3) ad. 5. Ceria. Ceria, faktor utama ketentraman hidup. kesulitan, masalah, mengatasinya harus dengan tenang. Perilaku ceria membuat orang tenang. Sikap tenang membantu dalam menyelesaikan setiap persoalan. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إنَّكُمْ لَا تَسَعُونَ النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ لِيَسَعْهُمْ مِنْكُمْ بَسْطُ الْوَجْهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ “Sesungguhnya kalian tidak bisa menarik hati manusia dengan harta kalian. Akan tetapi kalian bisa menarik hati mereka dengan wajah berseri dan akhlak yang mulia” (HR. Al Hakim mengatakan bahwa hadits ini shahih)……. Persoalan yang dihadapi, kadang tak dapat dicari solusinya oleh diri sendiri, harus dengan bantuan orang lain (lihat ad. 2.= tenggang rasa). Dengan CERIA terbuka jalan berkonsultasi dengan orang lain. Setidaknya bila ada teman curhat beban jiwa berkurang, menuju tentram. 6. Hidup sesuai kemampuan. Sumber pengganggu ketentraman yang cukup dominan adalah pola hidup tidak sesuai kemampuan. Kini untuk menjalani hidup diluar kemampuan dilakukan sebagian orang karena: a. Persaingan, silau terhadap orang yang lebih mampu. b. Tersedia pihak yang menyediakan hutangan dengan proses dan prosedur yang mudah. Akan menjadi tidak tentram bila pinjaman tak terlunasi menggelinding dari waktu-kewaktu makin membesar. Begitu sengsaranya, sangat tidak tentramnya dililit hutang; sampai Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, mengajarkan doa agar terbebas dari lilitan utang. Doa tersebut diajarkan kepada Abu Umamah, seorang pria Anshar. اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari LILITAN HUTANG dan kesewenang-wenangan manusia." (HR Abu Dawud 4/353) 7. Makan-minum halalan, thayiban tidak berlebihan. Bahwa makanan dan minuman sangat berpengaruh buat kesehatan, kebugaran dan kemampuan mengendalikan diri. Ada makanan yang halal, tetapi tidak thayiban. Penderita penyakit tertentu meskipun makanan-minuman halal, tapi belum tentu baik buat kesehatan ybs. Makanan halal, baik jika dikonsumsi berlebihan juga tak baik buat kesehatan. Apalagi memang makanan-minuman yang tidak halal seperti mengkonsumsi narkoba, minuman yang memabokkan dan sejenisnya jelas merusak kesehatan phisik dan mental, berujung membuat tidak tentram diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Allah mengarahkan tentang makanan-minuman: يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِى الْأَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ  ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ "Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 168) يٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوٓا  ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ "Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 31) Intinya makan; harus halal, baik dan tidak berlebihan untuk menjaga ketentraman diri, keluarga dan masyarakat. Semoga kita semua sanggup melaksanakan langkah2 menuju mencapai ketentraman diri kita masing2. Ketentraman diri membuat tentram seluruh keluarga. Ketentraman tiap2 keluarga menciptakan ketentraman masyarakat. Ketentraman masyarakat akan menentramkan seluruh bangsa. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 10 Dzulkaidah 1443 H. 10 Juni 2022. (973.06.22)

Thursday 9 June 2022

AMARAH TERPUJI

Manusia dan juga hewan dilengkapi oleh nafsu. Diantara nafsu itu dikenal istilah Nafsu berahi dan nafsu amarah. Nafsu berahi manusia, terkendali oleh norma2, lain dg hewan tdk ada kendali. Nafsu amarah hewan hanya satu, yaitu berwujud amarah cenderung tidak baik, misalnya berkelahi, merusak, menggigit, mencakar, menerkam, memangsa,.......... Sedang nafsu amarah manusia dpt terjadi dua macam, yaitu: Nafsu amarah "tercela" dan nafsu amarah "terpuji". Terbatas ruang, dikesempatan sambil menunggu pengambilan darah ke dua, dua jam ssdh makan di lab. hari ini kutulis "Nafsu Amarah Terpuji". Nafsu Amarah Terpuji boleh jadi dimiliki orang baik-baik: Para dermawan, para budiman, para pendidik, negarawan, termasuk ustadz/ustadzah. Nafsu amarah terpuji ini hrs dipelihara, istilah yg cocok buat nafsu amarah terpuji ialah "Amarah Terkendali". Contoh: * Iri dan dengki serta loba (tamak) dlm berbuat kebaikan perlu dipertahankan. Jangan mau kalah dlm berbuat kebaikan. * Juga dlm hal tertentu marah perlu dilakukan, jika sdh menyangkut terhinanya bangsa, kita hrs mengingatkan bangsa yg menghina kalau perlu dg marah kpd penghina, tapi akhlaknya tdk balas menghina. Terancamnya keamanan negara, sbg anak bangsa siap bela negara sesuai kemampuan yg dipunya. * Terhinanya agama yg kita anut, wajar marah selanjutnya mengingatkan penghina, mendorong negara melaksanakan hukum yg berlaku. Akhlaknya jg tdk melakukan penghinaan balik. Ttg nafsu Amarah Terpuji seperti Nabi Yusuf berujar diabadikan dlm Al-Qur'an: وَمَاۤ اُبَرِّئُ نَفْسِيْ ۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌۢ بِالسُّوْٓءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْ ۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ "Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Surat Yusuf, ayat 53) Saban tahun ummat Islam dilatih untuk mengendalikan hawa nafsu selama sebulan di bulan Ramadhan. Keberhasilan latihan tersebut akan terliat sampai bulan Dzulkaidah ini dan seterusnya. Tapi yg namanya manusia dpt saja makin jauh dari Ramadhan makin tergerus kemampuan mengendalikan nafsu amarah yg melekat di setiap diri. Ikhtiarnya barangkali kebiasaan shaum hendaknya diteruskan setiap bulan walau bukan bulan Ramadhan, dg puasa2 sunnah semisal Senin-Kamis, puasa tengah bulan dll. Semoga kita semua tdk dihinggapi Nafsu Amarah Tercela dan dpt mengendalikan Nafsu Amarah Terpuji. اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا. أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 7 Dzulkaidah 1443 H. 7 Juni 2022. (971.06.22).

Berdzikir di DAUN kering

Ibu pemilik warung nasi berseberangan jalan dengan gerbang mesjid besar, suatu hari kecewa berat lantaran pohon besar di halaman masjid ditebang. Si Ibu beberapa hari kemudian setelah pohon ditebang menghadap Kiyai pembina masjid menyatakan kekecewaannya. Rupanya si Ibu selama ini memunguti daun2 kering yang gugur di halaman masjid. Sambil mengumpulkan daun itu, dianya berselawat kepada nabi dan berdzikir. Daun gugur ke tanah di pungutnya sehelai demi sehelai dimasukkan kedalam wadah, kemudian dibakar (waktu itu setempat belum ada larangan membakar sampah). Setiap helai daun diraihnya, mulut si ibu komat kamit berdzikir atau berselawat. Semakin banyak daun gugur semakin banyak dirinya berdzikir dan berselawat. Sedih hati si Ibu kehilangan daun sebagai media selawat dan dzikirnya itu. Begitu halaman masjid yang luas tersebut bersih dari dedaunan, kembali ibu itu ke warung miliknya. Pokoknya urusan daun yang gugur di halaman masjid adalah merupakan tanggung jawab si ibu itu, walaupun tidak pernah pengurus masjid menugaskannya. Ibu ini memilih berselawat dan berdzikir dengan media daun kering yang gugur itu, karena merasa dzikirnya lebih syahdu dan khusuk lantaran: 1. Setiap helai daun yang diambilnya dia ingaaat betul,…. Terfokus,…... terkonsentrasi mengingat Allah….. termotivasi dengan apa yang didengarnya dari ustadz melalui pengeras suara dari masjid, ketika ceramah; bahwa itu daun tidak akan gugur tanpa izin Allah. وَعِنْدَهُۥ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ  ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ  ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمٰتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتٰبٍ مُّبِينٍ "Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Al-An'am 6: Ayat 59). 2. Daun2 itu merupakan ayat kauniyah buat Ibu ini, sebab begitu maha besarnya, begitu maha tingginya ilmu Allah yang menciptakan daun demikian rupa dengan bentuk yang seimbang,….. dan dari pohon yang sama seragam model dan bentuk daunnya. Sambil merenungi ciptaan Allah ini semakin dalam kekhusu’an dalam berdzikir. 3. Membersihkan lingkungan, apalagi halaman masjid ini adalah perbuatan yang baik, bernilai sedekah. Ibu ini mengamalkan hadits bahwa menyingkirkan gangguan merupakan sedekah. Abu Hurairah meriwayatkan: يُمِيطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ “Menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhari) Si Ibu berniat dengan memungut daun2 tersebut terpelihara kebersihan halaman masjid dan membuat nyaman para jamaah. Dari kisah ini, semoga kita akan senantiasa berdzikir dalam kegiatan apapun, karena dengan selalu mengingat Allah dengan berdzikir, hati akan menjadi tentram. Hati yang tentram menjernihkan berpikir, akan bijak dalam bertindak dan berbuat, jasmani dan rohani menjadi sehat, rezeki yang jauh menjadi dekat. الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ  ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 28) آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 9 Dzulkaidah 1443 H. 9 Juni 2022. (972.06.22)

Monday 6 June 2022

STRES dikelola dengan EMBUN daun BULUH

Ketika Muslimin dan Muslimat bubaran dari masjid2, Kakek2 Nenek2 kelompok ini mulai sibuk menuju pagar2 rumah, pagar2 gedung kantor dan sekolah di kota kelahiranku. Kakek2 – Nenek2 yang berombongan ini, mereka tidak dari masjid2 tapi dari komplek pertokoan mereka. Kala itu di kota ku; pagar2 gedung2, sekolahan, perkantoran dipagari sejenis bambu khusus yang bila dirawat dengan baik, begitu indah. Tinggi rumpun bambu yang bahasa setempat disebut “buluh pagar”, hanya sedada orang dewasa. Di-ujung2 “buluh pagar”, saban hari tumbuh daun2 halus belum terbuka, dimana di pagi hari sebelum matahari memancarkan sinarnya diujung daun2 itu menempel embun pagi. Rombangan Lansia yang keluar dari komplek pertokoan itu, rutin setiap pagi manakala cuaca baik, mereka menghampiri “buluh pagar”. Di tangannya di tenteng Cawan besar, setibanya di buluh pagar sebelah tangannya mengambil ujung2 buluh yang halus dimana tertempel embun pagi. Selanjutnya hasil petikan ujung buluh yang ada embunnya itu dimasukkan ke dalam cawan. Setelah dikira cukup, seiring dengan bersinarnya matahari pagi, si embun diujung buluh menghilang, merekapun pulang. Embun terhimpun di dalam cawan sesampai dirumah diminum oleh mereka, dipercaya akan memperpanjang umur dan terhindar dari segala macam penyakit. Sebetulnya apa yang dilakukan kakek2-nenek2 dari kelompok pengusaha ritel ini adalah sebagai upaya mengelola stres. Dibidang apapun kegiatan dalam masyarakat tak luput dari masalah yang mengundang stres. Kegiatan “memetik daun buluh menjunjung embun” ini manfaat yang dapat diperoleh: 1. Konsentrasi penuh memetik ujung daun buluh, secara hati2 agar embunnya tidak jatuh sebelum masuk ke cawan, memerlukan kecermatan dan fokus. Dengan begitu setidaknya ketika melakukan pemetikan, segala pikiran tadi siang sampai malam hari sebelum tidur; akan hilang, setidaknya terlupakan. 2. Udara segar di pagi hari diperoleh, juga sekaligus olah raga berjalan dari rumah sampai ke tempat2 yang tersedia “buluh pagar”, pergi dan pulang. 3. Air embun yang diminum belum tercampur apapun, diduga masih murni, mampu mensugesti diri bahwa diri telah minum ramuan suplemen. Begitu langkah yang diambil lansia, kelompok yang tidak shalat subuh. Sebetulnya bagi lansia atau semua usia yang shalat subuh, boleh juga mengadopsi perilaku “memetik daun buluh menjunjung embun ini”, lebih mujarab lagi bila memetik daun buluh itu dilakukan sesudah shalat subuh, memetik diikuti sambil berdzikir. Usai shalat subuh masih punya waktu kurang-lebih satu jam baru matahari terbit. Ketahuilah bahwa shalat subuh ke masjid secara rutin memadai untuk mengelola stres. Apalagi diikuti dengan olahraga pagi termasuk misalnya ikut mengamalkan “mengumpulkan embun diujung pucuk daun buluh”, seperti dilakukan lansia tidak shalat subuh itu. Konsep mengelola stres versi agama Islam dapat dilakukan dengan: Shalat, sabar, dzikir, ikhlas dan berserah diri kepada Allah. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ  ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصّٰبِرِينَ "Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153) الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ  ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 28). Semoga setiap penyebab stres yang mampir di kehidupan kita dapat dikelola dengan baik menggunakan apa yang diajarkan Allah. Karena memang stres cukup besar pengaruhnya terhadap kesehatan diri. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 6 Dzulkaidah 1443 H. 6 Juni 2022. (970.06.22)

Saturday 4 June 2022

Manfaat ber-andai2

Sejarah, baik untuk dijadikan bahan evaluasi. Contoh bangsa kita pernah dijajah beberapa abad. Padahal sblm datang penjajah, bangsa kita adlh bangsa yg besar kuat dan berjaya............ Kenapa sampai di jajah oleh bangsa kecil, jauuuuh pula. Mereka datang ke mari berlayar berbilang pekan, lagian datangnya hanya pakai kapal2 ndak seluruh rakyatnya datang menyerang. Sementara bangsa kita di negeri sendiri, kok kalah sampai terjajah, bagaimana ini mulanya dapat terjadi.......................????? Para ahli sejarahlah yang tau jawaban apa penyebabnya. Selanjutnya buat pelajaran agar kita, sampai ke anak cucu jangan sampai terjajah lagi............... Ini termasuk meng andai masa lalu , semoga bermanfaat, karena dari per andaian itu dapat di andaikan: * Andaikan Raja2 Nusantara dulu itu ......................... * Andaikan para pemimpin kerajaan Nusantara dahulu tidak saling ........................... * Andaikan nenek moyang kita dulu itu sebagai rakyat................... Mungkin bangsa kita takkan sampai terjajah........ Apa yang ada dalam andaian jangan sampai terulang. Benar sih, semua yang terjadi sudah tersurat demikian seharusnya terjadi, termasuk skenario bangsa ini harus terjajah. مَاۤ اَصَا بَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَ رْضِ وَلَا فِيْۤ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْـرَاَ هَا ۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ  "Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah" (QS. Al-Hadid 57: Ayat 22) Karena tidak sedikit peristiwa sejarah, bangsa yang kecil mengalahkan yang besar. Bangsa yang kecil menjajah bangsa yang besar. Akan tetapi kelalaian masa lalu membuat bangsa ini jadi terjajah, semestinya jadi pelajaran. Setelah bangsa kita merdeka banyak pula peristiwa2 sejarah yang masuk dalam ANDAIAN untuk dikenang.......... Monggo para pemimpin dan seluruh anak bangsa, kita meng andai2 agar sejarah kelam dan kelabu masa lalu tak usah terulang lagi................................. Mungkin halal2 saja bila kita ber-andai2: * Andaikan Paham ............. tidak dibiarkan tumbuh, tak akan terjadi.......................... * Andaikan Demokrasi ................ maka................ * Andaikan .............. mungkin tidak terjadi …….. * Andaikan lapangan kerja yang tersedia diutamakan kepada anak bangsa lebih dahulu ketimbang memberikan lapangan kerja ke orang asing, tentu tak banyak TKI / TKW menjadi kuli di negeri orang. * Andaikan semua kekayaan alam dikelola bukan oleh swasta tapi langsung dikelola BUMN, mungkin pemasukan negara akan lebih besar ndak usah banyak ngutang. * Andaikan korupsi tercegah dengan system yg baik .....……. niscaya ……….. Banyak lah andai2 yang dapat jadi pelajaran agar dapat menata masa depan bangsa yang lebih baik, tidak terulang kejadian2 yang tidak menyenangkan, memilukan, menyakitkan dimasa lalu............................. Mungkin di masa lalu dilakukan hal2 masuk dlm andai2 justru membuat kerusakan dan pertentangan dan perpecahan وَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلْمُفْسِدِينَ Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan. Al-'Araf 86. Sehingga Allah memberikan per-andai-an sbb: وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَا نَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَا نٍ فَكَفَرَتْ بِاَ نْعُمِ اللّٰهِ فَاَ ذَا قَهَا اللّٰهُ لِبَا سَ الْجُـوْعِ وَا لْخَـوْفِ بِمَا كَا نُوْا يَصْنَعُوْنَ "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nahl ayat 112) Manusia sungguh dianjurkan ber-andai2. Banyaknya petunjuk Allah diberikan kepada manusia untuk ber andai2, misalnya: وَلَوْ اَنَّ مَا فِى الْاَ رْضِ مِنْ شَجَرَةٍ اَقْلَا مٌ وَّا لْبَحْرُ يَمُدُّهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖ سَبْعَةُ اَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمٰتُ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ "Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan (lagi) setelah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS. Luqman ayat 27). Demikian Per andai2 yang اِنْ شَآءَ اللّٰهُ bermanfaat. Pembaca juga mungkin punya sederet andai2 tentang perjalanan hidup masing2. Ambil andai2 yang positif yang اِنْ شَآءَ اللّٰهُ bermanfaat. Semoga sejarah kelam dan kelabu bangsa ini tidak terulang kembali. Wallahu 'alam bishawab. Kutulis sebagai pengisi waktu sambil menunggu proses "rujukan" di RS Faskes 2 untuk di rujuk ke Faskes 1. Cukup lama prosesnya, meskipun bukan untuk tindakan atau obat. Hanya membutuhkan “secarik kertas rujukan” ini harus diperbaharui setiap 3 bulan. Padahal sudah rutin sepuluhan tahun. Saya jadi ber-andai2, kalaulah pihak BPJS mengabulkan usul saya yang telah saya kirim tertulis tanggal 20 Desember 2021 : "Buat lansia penyandang sakit kronis rutin (a.l : diabet, prostat, dll); cukup sekali seumur hidup mengurus rujukan dari Faskes 1 dan 2. Sesudah itu biarkan si gaek yang berpenyakit kronis tersebut hanya kontrol rutin di Faskes 3 (RS rujukan terakhir) tanpa harus bolak -balik ke RS awal dan RS kedua". Andaikan per andaian saya ini jadi kenyataan, maka akan efisiensi dari sudut waktu dan efektif memangkas biaya yang jadi beban BPJS di Faskes 1 dan 2. Bayangkan jutaan lansia berpenyakit kronis, saban 3 bulan memperpanjang rujukan ke Faskes 1 dan 2 dimana BPJS akan bayar jasa untuk “secarik kertas rujukan” itu, tinggal dikalikan sekian pasien lasia koronis kali tarif jasa rujukan, maka jadi jelas besaran ongkosnya yang dikeluarkan BPJS, mestinya dapat dipangkas. Pasien sih gratis karena atas beban BPJS. NB pemeriksaan hanya formalitas, sebentaaar sekali, tunjukan rujukan lama, lantas dibuatkan rujukan baru, yang lama; nunggu antriannya. Contoh hari ini saya mulai hadir di RS Faskes 2 pkl 07.30 pagi, baru selesai pkl 11.15 siang. Semoga kita semua semakin cerdas menyikapi proses, prosedur kehidupan ini, berorientasi kepada hasil efektif dan efisien bukan hanya sekedar demi prosedur. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 4 Dzulkaidah 1443 H. 4 Juni 2022. (969.06.22)

Thursday 2 June 2022

VIRUS UJUB

Virus yang menyerang manusia, seperti virus Corona dua tahun terakhir ini, menyerang phisik. Ternyata ada virus bukan menyerang kesehatan phisik, tetapi menyerang jiwa manusia. Virus yang menyerang jiwa manusia itu begitu berdampak terhadap perilaku individu yang terserang, Salah satu virus tersebut dikenal dengan “UJUB” yaitu: Kagum terhadap diri sendiri. Kekaguman itu kadang diproklamirkan kepada orang lain. virus ini biasa menyerang orang-orang yang sukses dalam masyarakat, orang yang sukses dalam hidup. Ia menyatakan bahwa sukses dirinya lantaran kerja kerasnya, lantaran usahanya yang sungguh-sungguh dan lantaran kepiawaiannya, lantaran kecerdasannya, lantaran kekuatannya. Tak jarang orang seperti ini memberikan nasihat kepada pihak lain dengan kata-kata misalnya: “Kalau ingin sukses seperti saya ikuti langkah saya, saya bangun setiap hari sebelum pukul 4 pagi dan langsung berkegiatan, tidak berpangku tangan …….” dan seterusnya contoh-contoh lain diberikannya. Sebelum matahari terbit dianya mulai bekerja, sampai malam hari. Pokoknya dalam pernyatannya semua keberhasilannya adalah karena usahanya, sebagaimana apa yang diungkapkan Qarun, diabadikan di dalam Al-Qur’an surat Al Qashash 78: قَا لَ اِنَّمَاۤ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْ ۗ اَوَلَمْ يَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهٖ مِنَ الْقُرُوْنِ مَنْ هُوَ اَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَّاَكْثَرُ جَمْعًا ۗ وَلَا يُسْـئَلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ الْمُجْرِمُوْنَ "Dia (Qarun) berkata, "Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku." Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka." Orang yang terserang virus ini, akan begitu cepat memberikan stempel “Malas”, kepada orang yang kurang beruntung dalam rezeki, baginya sama sekali menafikan keberhasilan dirinya ada campur tangan Allah. Padahal semua keberhasilan tidak akan terjadi tanpa izin Allah. Banyak ayat di dalam al-Qur’an yang mengingatkan manusia bahwa Allah-lah yang melapangkan dan membatasi rezeki sesorang. Salah satu ayat kita kutip (QS. Saba' 34: Ayat 36) قُلْ إِنَّ رَبِّى يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَآءُ وَيَقْدِرُ وَلٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ "Katakanlah, "Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki), tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."" Virus Ujub ini merupakan salah satu membawa kebinasaan, Rasulullah mengingatkan: ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ “Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri),” (HR Abdur Razaq). Semoga kita semua dapat mengenali virus ini sebelum menyerang diri, selanjutnya sanggup menghindarinya. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 30 Syawal 1443 H. 31 Mei 2022. (967.05.22)

KARUNIA bagi orang ber-TAQWA di DUNIA.

Begitu banyak karunia Allah, tak sanggup manusia menghitung karunia tersebut. Seperti diungkapkan Allah: وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ  ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. 16 An-Nahl, ayat 18). Dari sekian banyak nikmat Allah yang tak akan sanggup manusia menghitungnya itu, kiranya mudah2an tidak bermasalah jika disederhanakan menjadi dua besaran, yaitu nikmat Allah yang untuk orang2 taqwa di dunia dan di akhirat. Di tulisan ini difocuskan untuk nikmat yang diterima di dunia yaitu setidaknya ada empat. Dari empat tersebut dua nikmat Allah TIDAK BERWUJUD dan dua nikmat Allah yang BERWUJUD. NIKMAT Allah yang TIDAK BERWUJUD. Pertama; nikmat berupa “Diberikan jalan keluar” Orang yang taqwa akan diberikan jalan keluar oleh Allah atas segala masalah yang dihadapinya…….. Pembaca, hidup ini senantiasa menghadapi masalah, kadang hampir-hampir masalah itu tak sanggup lagi menyelesaikannya. Tak ada seorangpun yang dapat memberikan bantuan, bahkan hanya sekedar nasihat saja tidak diperoleh. Nah disinilah pertolongan Allah kepada orang taqwa diberikan jalan keluar seperti yang diabadikan Allah dalam surat At-Talaq diujung ayat 2: وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا “Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya," Karunia Tak Berwujud yang Kedua; diberikan kemudahan dalam segala urusan. Kehidupan sebagai makhluk yang berinteraksi dalam masyarakat, sudah barang pasti selalu berurusan untuk menunjang kehidupan, sejak mulai lahir sampai berangkat ke liang lahat. Orang yang taqwa dijanjikan Allah di ujung surat At-Talaq ayat 4: “وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مِنْ أَمْرِهِۦ يُسْرًا……...” “…...Dan barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah manjadikan baginya kemudahan dalam segala urusannya”. NIKMAT Allah yang BERWUJUD. Pertama; diberikan Allah rezeki yang tidak disangka-sangka (awal ayat 3 surat At-Talaq), “وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِب” (Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya). Betapa bahagianya seseorang mendapat rezeki yang tak terduga. Kalau rezeki yang sudah biasa diterima misalnya gaji bulanan atau pensiuan itu kegembiraannya tentu tidak segembira kalau dapat suatu rezeki tambahan yang tidak diduga sebelumnya, misalnya tiba-tiba dapat kenaikan uang pensiunan yang dirapel pula selama sekian bulan. Atau tiba2 dapat hadiah dari sahabat yang sudah lama tak jumpa. Nikmat berwujud yang ke dua; bagi orang taqwa dicukupkan Allah segala keperluannya, seperti ternukil di surat At-Talaq ayat 3 (seperti tercantum lanjutan ayat butir “a”), “وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُه” “Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya”. Betapa indah dan nikmatnya hidup ini, apabila semua keperluan kita cukup. Ketika memerlukan perbaikan rumah, ada uang untuk membayar tukang dan beli material. Ketika hajatan menikahkan anak, dibantu sana-sini, sehingga semua perhelatan berjalan khidmad sederhana dan cukup meriah. Pokoknya ketika perlu sesuatu, ada saja jalannya sehingga cukup. Empat Nikmat karunia Allah bagi orang2 taqwa, akan dinikmati nanti di akhirat insya Allah dilanjutkan di artikel mendatang. Semoga kita semua menjadi orang2 yang taqwa dan istaqamah dengan ketaqwaan ini, sehingga mendapatkan nikmat karunia Allah seperti dijanjikan Allah melalui ayat2 Al-Qur’an dikutip diatas. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 1 Dzukkaidah 1443 H. 2 Juni 2022. (968.06.22)