Thursday 9 June 2022

Berdzikir di DAUN kering

Ibu pemilik warung nasi berseberangan jalan dengan gerbang mesjid besar, suatu hari kecewa berat lantaran pohon besar di halaman masjid ditebang. Si Ibu beberapa hari kemudian setelah pohon ditebang menghadap Kiyai pembina masjid menyatakan kekecewaannya. Rupanya si Ibu selama ini memunguti daun2 kering yang gugur di halaman masjid. Sambil mengumpulkan daun itu, dianya berselawat kepada nabi dan berdzikir. Daun gugur ke tanah di pungutnya sehelai demi sehelai dimasukkan kedalam wadah, kemudian dibakar (waktu itu setempat belum ada larangan membakar sampah). Setiap helai daun diraihnya, mulut si ibu komat kamit berdzikir atau berselawat. Semakin banyak daun gugur semakin banyak dirinya berdzikir dan berselawat. Sedih hati si Ibu kehilangan daun sebagai media selawat dan dzikirnya itu. Begitu halaman masjid yang luas tersebut bersih dari dedaunan, kembali ibu itu ke warung miliknya. Pokoknya urusan daun yang gugur di halaman masjid adalah merupakan tanggung jawab si ibu itu, walaupun tidak pernah pengurus masjid menugaskannya. Ibu ini memilih berselawat dan berdzikir dengan media daun kering yang gugur itu, karena merasa dzikirnya lebih syahdu dan khusuk lantaran: 1. Setiap helai daun yang diambilnya dia ingaaat betul,…. Terfokus,…... terkonsentrasi mengingat Allah….. termotivasi dengan apa yang didengarnya dari ustadz melalui pengeras suara dari masjid, ketika ceramah; bahwa itu daun tidak akan gugur tanpa izin Allah. وَعِنْدَهُۥ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ  ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ  ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمٰتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتٰبٍ مُّبِينٍ "Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Al-An'am 6: Ayat 59). 2. Daun2 itu merupakan ayat kauniyah buat Ibu ini, sebab begitu maha besarnya, begitu maha tingginya ilmu Allah yang menciptakan daun demikian rupa dengan bentuk yang seimbang,….. dan dari pohon yang sama seragam model dan bentuk daunnya. Sambil merenungi ciptaan Allah ini semakin dalam kekhusu’an dalam berdzikir. 3. Membersihkan lingkungan, apalagi halaman masjid ini adalah perbuatan yang baik, bernilai sedekah. Ibu ini mengamalkan hadits bahwa menyingkirkan gangguan merupakan sedekah. Abu Hurairah meriwayatkan: يُمِيطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ “Menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhari) Si Ibu berniat dengan memungut daun2 tersebut terpelihara kebersihan halaman masjid dan membuat nyaman para jamaah. Dari kisah ini, semoga kita akan senantiasa berdzikir dalam kegiatan apapun, karena dengan selalu mengingat Allah dengan berdzikir, hati akan menjadi tentram. Hati yang tentram menjernihkan berpikir, akan bijak dalam bertindak dan berbuat, jasmani dan rohani menjadi sehat, rezeki yang jauh menjadi dekat. الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ  ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 28) آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 9 Dzulkaidah 1443 H. 9 Juni 2022. (972.06.22)

No comments:

Post a Comment