Friday, 1 August 2025
Do’a
No: 1.341.01.08-2025
Disusun: M. Syarif Arbi.
Manusia diciptakan Allah punya kecenderungan tergesa-gesa, makanya manusia jika berdo’a, maunya cepat terkabul.
خُلِقَ ٱلْإِنسَٰنُ مِنْ عَجَلٍ ۚ سَأُو۟رِيكُمْ ءَايَٰتِى فَلَا تَسْتَعْجِلُونِ
“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera”. (Surat Al-Anbiya Ayat 37)
Ternyata bahwa do’a itu, tidak mesti langsung terkabul, sebagai bahan banding dipetik keterkabulan do’a dari tiga Nabi berikut:
PERTAMA NABI ADAM.
Nabi Adam; berdo’a kepada Allah untuk bertobat baru terkabul setelah hampir sepertiga dari usianya. Usia Nabi Adam ada yang meriwayatkan 1.000 tahun ada juga yang meriwayatkan 930 tahun. Do’a Nabi Adam bertobat baru dikabulkan Allah setelah 300 tahun terus menerus berdo’a. Itupun setelah diajari Allah bagaimana caranya berdo’a, seperti tersurat pada Al-Baqarah 37:
فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.
Kalimat do’a bertobat yang diajarkan kepada Nabi Adam diabadikan Allah dalam surat Al-A’raf ayat 23:
رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ. …”
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”
KEDUA; NABI IBRAHIM.
Nabi Ibrahim berdo’a memohon anak dengan do’a:
رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh”. (Surat As-Saffat Ayat 100)
Do’a Nabi Ibrahim ini barulah diijabah Allah setelah umur beliau 86 tahun, kurang lebih separo dari umur Nabi Ibrahim yang 175 tahun itu.
KETIGA; NABI AYYUB.
Nabi Ayyub ketika sakit juga berdo’a, walau do’anya tidak secara tegas minta disembuhkan, lebih condong berserah diri. Terkenal do’a beliau adalah:
اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَۚ
"(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". (Al-Anbiya 83)
Selama 18 tahun Nabi Ayyub sakit, dimulai usia 51 tahun, baru sembuh umur 69 tahun, sedangkan beliau tutup usia 93 tahun, ada yang meriwayatkan 140 tahun. Dengan demikian Nabi Ayyub; seperdelapan dari hidupnya menantikan do’anya terkabul.
Dari 3 (tiga) contoh para Nabi tersebut walaupun menunggu lama do’a mereka dikabulkan Allah. Sedang bagi kita orang awam do’a itu ada 3 (tiga) kemungkinan: Terkabul di dunia, disimpan untuk di akhirat, terhindar dari yang tidak baik.
« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad, dari Abu Sa’id; derajat hasan).
Bagi kita2 yang sudah berusia “Seven Up” ini, sering melihat, bahwa ada teman2 sebaya kita yang kehidupkannya susah, padahal yang bersangkutan tergolong rajin berusaha dan ahli ibadah. Dimasa hidupnya boleh jadi dianya berdo’a, namun belum sempat tampak terkabul. Yang terjadi ketika ybs sudah tiada, kehidupan anak2 keturunannya yang “cemerlang”, “sukses”. Patut diduga bahwa sohib kita ini, do’anya tidak terkabul dimasa dia masih hidup, tetapi diijabah Allah untuk anak2 cucu2nya. Demikian juga bagi pembaca yang berbahagia, berkecukupan, hidup senang dan makmur, adalah sangat mungkin lantaran do’a mendiang ayah dan bunda. Karenanya sangat wajar bila sehabis shalat do’akanlah ayah dan bunda, nenek kakek kita semua. Demikian pula kemerdekaan yang kita alami sekarang ini, selain karena perjuangan nenek moyang kita ber abad2 yang lalu, tentu berkat do’a2 mereka para pahlawan pembela bangsa. Oleh karena itu di kesempatan yang baik di bulan Agustus ini sepantasnyalah kita mengheningkan cipta berdo’a untuk para pahlawan pejuang kemerdakaan Indonesia.
Mengacu pada hadits dipetik diatas, hendaklah kita terus berdo’a untuk kebaikan. Agar do’a terkabul berkaitan erat dengan adab, keyakinan, serta kondisi hati dan amal seorang hamba. Terdapat 8 (delapan) faktor yang dapat menyebabkan doa lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT:
1. Ikhlas kepada Allah., 2. Yakin akan terkabul., 3. Tidak tergesa-gesa., 4. Hindari makan minum rezeki yang haram., 5. Bertobat dari dosa., 6. Memilih waktu yang mustajab. 7. Khusyuk dan Tunduk kepada Allah. 8. Do’a dimulai dengan Pujian kepada Allah dan Shalawat kepada Nabi
Semoga Allah memberikan yang terbaik buat bangsa Indonesia. Merdeka dalam arti berdaulat serta terhormat. Adil dalam kemakmuran, makmur dalam keadilan.
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن , وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين , اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن
Jakarta, 1 Agustus 2025, 7 Safar 1447H.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment