Sunday, 17 August 2025

ANEKA ILMU

No: 1.345.05.08-2025 Disusun: M. Syarif Arbi Allah menurunkan ilmu ke dunia melalui berbagai cara, salah satu diantaranya melalui kitab-kitab suci dan melalui wahyu yang diberikan kepada para nabi dan rasul. Secara umum, ada 4 (empat) kitab utama yang diyakini sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepada manusia: Taurat melalui nabi Musa, Zabur melalui nabi Daud, Injil melalui nabi Isa, dan Al-Quran melalui nabi Muhammad. Selain itu, ada juga suhuf (lembaran-lembaran wahyu) yang diturunkan kepada nabi-nabi lain, seperti Suhuf nabi Syits 50 lembar, Suhuf nabi Idris 30 lembar, dan suhuf nabi Ibrahim 10 lembar. Jumlah total kitab dan suhuf yang diturunkan Allah diperkirakan mencapai 104. Isi dari kitab-kitab dan suhuf-suhuf tersebut adalah petunjuk dan cahaya bagi manusia untuk menjalani kehidupan di dunia dan akhirat, serta mengajarkan tentang tauhid mengesakan Allah. Ilmu yang diturunkan Allah itu, dikembangkan oleh ummat manusia melalui jalur penelitian, percobaan2 sehingga ditemukanlah ilmu2 baru yang pada pokoknya ilmu itu dapat dipergunakan untuk kehidupan di dunia ini. Secara umum, ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah pengetahuan yang disusun secara sistematis dan dapat diverifikasi melalui penelitian dan observasi. Ini mencakup pemahaman tentang dunia dan segala sesuatu di dalamnya, yang diperoleh melalui berbagai metode, termasuk pengamatan, studi, dan percobaan. Dari uraian singkat di atas maka ilmu dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian besar yaitu: 1. Ilmu agama, bagi umat Islam ilmu ini merupakan fardhu ‘ain, yang wajib dimiliki oleh setiap pemeluknya, setidaknya tentang bagaimana beribadah, mengetahui perintah dan larangan Allah dan rasul Allah. Tentang apa saja harus diimani, tentang bagaimana syarat2 sebagai pemeluk Islam. Melalui ilmu agama diinformasikan bahwa diri ini datang dari mana dan datang ke dunia ini untuk apa dan setelah itu nanti akan kemana. Memperdalam ilmu agama malah lebih diutamakan dari berperang jihad di jalan Allah, seperti diisyaratkan Allah dalam Al-Qur’an surat At-Taubah Ayat 122: ۞ وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. 2. Ilmu dunia, bagi ummat Islam ilmu ini merupakan fardhu kifayah, artinya apabila salah satu, atau sebagian orang sudah memilikinya, memperlajarinya, maka seluruh orang lainnya tidak lagi menanggung dosa. Misalnya ilmu kedokteran, tidak semua orang diwajibkan memiliki pengetahuan tentang kedokteran, biarlah para dokter yang mengembangkan terus ilmu tentang kesehatan itu, tak perlu semua orang menjadi dokter. Ilmu tentang mempertahankan negara, sudah terwakili oleh kesatuan2 militer dalam berbagai bidang; darat, laut, dan udara. Biarlah militer yang menguasai ilmunya. Begitu juga keamanaan kehidupan masyarakat sehingga bebas dari gangguan keamanan dari pencuri, perampok, pembegal, preman dan segala macam kejahatan. Ilmunya diserahkan memperlajari dan mengembangkannya pada pihak Polisi. Demikian juga segala cabang ilmu pengetahuan di dunia yang lain (Ilmu: ekonomi, politik, sosial dan budaya serta bahasa) ini bersifat fardu kifayah. Sehingga terjadilah pembagian bidang kegiatan karena masing2 orang memilih mendalami ilmu yang disukainya. Memperdalam setiap ilmu dunia, dengan ilmu dunia ini untuk berbuat baik kepada sesama manusia. Justru merupakan perintah Allah dalam surat Al-Qashash ayat 77: وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ ۝٧٧ “Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” 3. Ilmu untuk membahayakan kehidupan, jenis ilmu ini secara umum diharamkan, dalam hal tertentu malah diwajibkan. Misalnya ilmu persenjataan; menjadi haram kalau dengan kemampuan membuat persenjataan pemusnah masal, menciptakan peralatan membuat kerusakan dimuka bumi maka pengembangan ilmu demikian menjadi haram. وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ ………………………..” (surat Al-Qashash ayat 77) “janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” Sedangkan apabila pengembangan ilmu itu, untuk mempertahankan diri dari musuh yang akan menyerang bangsa, maka ilmu tersebut wajib dikembangkan. Surat Al-Anfal Ayat 60 وَأَعِدُّوا۟ لَهُم مَّا ٱسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ ٱلْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”. Kiranya di usianya yang ke 80 ini Allah menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang rakyatnya tinggi ilmu agamanya sehingga menjadi insan2 yang taqwa. Mudah2an Allah menjadikan warga bangsa Indonesia sanggup memiliki ilmu dan teknologi yang akan memakmurkan bangsa. Semoga negeri ini mampu membangun kekuatan Angkatan Bersenjata yang canggih menghadapi ancaman dari negara lain. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن , وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين , اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن Jakarta, 17 Agustus 2025, 23 Safar 1447H.

No comments:

Post a Comment