Friday 24 September 2021

Kekuasaan dapat undang musibah dan berkah..

Telah kuturunkan tulisan bahwa musibah itu ada yg datang sendiri, ada yg datang karena diundang. Pengundang musibah: Diri sendiri, masyarakat, suatu bangsa. Tak jarang oleh Penguasa. Serba sedikit, walau tak mendalam, di es em pe dan es em aa dulu kita dpt mata pelajaran sejarah. Bangsa Indonesia dulu pernah jadi bangsa yg besaar. Berbentuk kerajaan terkenal; "Majapahit", "Sriwijaya". Juga kerajaan2 kecil tersebar di Nusantara. Di tulisan singkat ini, ambil saja contoh Kerajaan Majapahit. Negara besar sampai berwilayah ke Madagaskar, ditimpa musibah kehancuran, karena ulah para penguasanya berebut tahta berujung perang "Paregreg". Runtuhnya Majapahit, di Nusantara masih terdpt kerajaan2 kecil, masing2 mereka mrpkn kerajaan berdaulat. Penjajah (bangsa2 eropah) datang, mereka bernegosiasi dg penguasa2 kerajaan itu, bukan berhubungan langsung dg rakyat. Dulu ketika masih es em pe, populer peribahasa "Belanda jangan diberi tanah". Kira2 maksud peribahasa, kalau orang asing diberi tanah, lama2 tanah yg dikuasainya melebar, selanjutnya jadilah penjajah. Yg berwenang "memberi tanah", bukan rakyat, tapi yg memegang kekuasaan. Konon peribahasa itu dilatar belakangi, dulu Belanda minta tanah seluas kulit Sapi yg dibawanya. Raja sbg penguasa tanah tdk keberatan, sebab hanya kecil selebar kulit Sapi. Rupanya kulit sapi itu dibuatnya tali, bgt luasnya tanah diukur dg tali terbuat dari kulit Sapi itu. Tidak seperti di duga si Raja yg memberi tanah; "berapa sih lebarnya kulit sapi". Apakah pemberian tanah2 saat ini kpd para pengusaha2 besar dg HGU perkebunan bgt luas dalam tempo yg cukup lama sekarang ini tak akan sama seperti "Pemberian tanah kepada Belanda" yg akhirnya menjadi musibah buat tanah air kita. Mungkin setara dg dijajah kembali...... Dampaknya sdh mulai banyak terasa, di daerah2 yg tanahnya diberikan kepada pengusaha2 perkebunan, jadilah musim hujan identik dengan musim banjir. Tidak seperti dahulu, hujan airnya diserap hutan, tanah menjadi subur. Bila yg mengundang musibah Penguasa, dampaknya lbh luas dari yg diundang oleh rakyat banyak. Bukan saja sgl bencana alam akan terjadi tetapi dpt berupa berakhirnya suatu Negara. Bgmn model undangan penguasa bagi kedatangan musibah???. Baik dicermati QS: Yunus 23 فَلَمَّاۤ اَنْجٰٮهُمْ اِذَا هُمْ يَبْغُوْنَ فِى الْاَ رْضِ بِغَيْرِ الْحَـقِّ ۗ يٰۤـاَ يُّهَا النَّا سُ اِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلٰۤى اَنْفُسِكُمْ ۙ مَّتَا عَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۖ ثُمَّ اِلَـيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ "Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka, malah mereka berbuat kezaliman di Bumi tanpa (alasan) yang benar. Wahai manusia. Sesungguhnya kezalimanmu bahayanya akan menimpa dirimu sendiri; itu hanya kenikmatan hidup duniawi, selanjutnya kepada Kamilah kembalimu, kelak akan Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." Bahwa bangsa2 di dunia, banyak yg "diselamatkan Allah", dlm wujud kemerdekaan, kebebasan, kemakmuran, maka jika berbuat ke zaliman di muka bumi............bahaya (musibah) akan menimpa. Adapun yg paling berpeluang melakukan kezaliman adalah penguasa, boleh jadi kezaliman itu berselubung kebijaksanaan. Diantara kebijaksanaan memberikan tanah kepada pengusaha2, nota bene bermodal besar. Karena kalau rakyat jelata siapa yg akan dizaliminya, banternya ambil barang orang (mencuri) buat ganjal perut. Yg dirugikan atau bermusibah hanyalah sedikit orang. Tujuan kezaliman menggunakan kekuasaan kadang untuk mendptkan kenikmatan duniawi seperti kemewahan, kemegahan, dicadangkan investasi sampai cucu-cicit, dll. Oleh karena itu maka yg berpeluang besar melaksanakan kezaliman adlh penguasa pengatur negara dan penguasa pengatur perekonomian hajat hidup orang banyak. Jadi bila sdh penguasa mengundang musibah dg model di atas tunggulah musibah akan datang bahkan dlm bentuk yg lbh dahsyat y.i. hancurnya negara seperti disebutkan QS: Al Isra' 16: وَاِ ذَاۤ اَرَدْنَاۤ اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنٰهَا تَدْمِيْرًا "Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu, maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami binasakan sama sekali (negeri itu)." Pribadi undang musibah, dg melakukan hal2 tsb di atas, bencana terkena hanya untuk diri, banter untuk keluarga dan orang sekitar. Orang banyak undang musibah, melalui perilakunya, bencana datang bentuk banjir, tanah longsor, rusak eko system, mungkin bencana alam musiman. Bila penguasa mengundang musibah, melalui kezalimannya, akan datang bencana alam tak terduga dan bahkan hancurnya negara. Dmknlah kekuasaaan dpt mengundang musibah, tetapi juga kekuasaan dijalankan dg jujur dan adil, dpt mengundang barokah. Semoga bangsa kita senantiasa mempunyai penguasa2 yg mendatangkan berkah Allah. اَللَّهُـمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ يَوْمِ السُّوْءِ، وَمِنْ لَيْلَةِ السُّوْءِ، وَمِنْ سَاعَةِ السُّوْءِ، وَمِنْ صَاحِبِ السُّوْءِ، وَمِنْ جَارِ السُّوْءِ فِيْ دَارِ الْـمُقَامَةِ وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hari yang buruk, malam yang buruk, waktu yang buruk, teman yang jahat, dan tetangga yang jahat di tempat tinggal tetapku. Dan janganlah Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami" آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 15 Safar 1443 H. 23 September 2021. (846.09.20).

No comments:

Post a Comment