Sunday 5 September 2021

KELUH KESAH.

Ada memang orang yg memandang sesuatu serba salah. Kadang lihat orang lewat aja jadi masalah buatnya, pakaian orang lewat itu menurutnya tak cocok warnanya. Suatu hari disuatu kota diluar Jawa, pas aku potong rambut di tukang pangkas. Baru saja bbrp jurus gunting merayap di rambutku, abang pemotong rambut menghentikan pekerjaannya, kuliat dari cermin ybs tetap memegang sisir dan gunting. Terdiam,....... di tangan kirinya sisir di tangan kanannya gunting, terpanaa....menghela nafas panjang........ matanya menatap ke seberang jalan ke kios minuman. Tak sabaran, kutanya "kenape bang cik???". 😅😅😅😅 Abang potong rambut setelah diam sebentar menyahut "Heran saye bang boleh ndak puas2 nye dari pagi nyetel lagu barat,........... mending lagu dang duut, kite ngerti". Kental dialeg daerah, saya yakin pembaca ngerti maksudnya, mirip persis bahasa kesatuan kita. Sikap 'bang cik pangkas rambut" ini salah satu wujud keresahan, cukup mengganggu dirinya. Apalagi keluh kesah masalah hidup, masalah pekerjaan, masalah pelajaran, masalah rumah tangga, bila diperturutkan akan menyusahkan diri sendiri. Umumnya sifat keluh kesah ini hinggap kpd orang2 tidak berpikir positif, selalu melihat dari sudut negatif, sudut kekurangan. Giliran membaca tulisan orang lain, orang berkepribadian "keluh-kesah" ini, akan ada saja cacatnya tulisan itu. Berangkat pikirannya menyalahkan, lalu di cerini-i nya ketemu aja salahnya, entah salah ketik, entah salah tanda baca bisa jadi salah arti. Walau artinya jika dicermati benar sdh sesuai kontek kalimat. Masih aktif kerja kantoran 1997an, pas diriku ketemu kepala kantor yg super perfect, keseharian memang persis seperti diawal tulisan melihat orang ada saja kurangnya. Ketika koreksi draft surat, ada saja salahnya kadang kata: "jika", "bila", "agar", "supaya", "tanda baca", "kata terpisah", "kata sambung". Jadi bahasan beliau. Pokoknya ribet lah........ Saking bolak-baliknya draft sebuah surat, sampai seketaris si bos komentar "Tahun 2000 jadi ndak surat ini". Ku ingat ketika masih usia 21-an dipercaya jadi redaktur 3 surat kabar mingguan di Jakarta. Sebelum pindah ke Jakarta, usia 19-an setamat =es em aa=, diriku penyelaras redaksi di beberapa koran daerah, dari berita2 yg disetorkan oleh para wartawan. Mungkin berkat ketika sambil sekolah di =es em aa= aku part time di mas media...... Waah kalau jadi redaktur penyelaras redaksi terlalu menjelimet hrs perfect kapan surat kabar terbit. Iyaa sih di koran kalau sekedar salah ketik ada caranya dg "ralat" di penerbitan berikutnya. Penyandang sikap serba tak cocok, keluh kesah ini, selain nyusahkan dirinya sendiri, dlm pergaulan kurang disuka banyak orang. Sebetulnya sifat keluh kesah, kurang puas, serba tidak cocok ini adalah sifat bawaan manusia. Sifat bawaan ini kadarnya saja berbeda setiap orang. Allah pencipta kita tlh menegaskan bahwa sejatinya manusia didesain keluh kesah, seperti dua ayat berikut: اِنَّ الْاِ نْسَا نَ خُلِقَ هَلُوْعًا  "Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh." (QS. 70 = Al-Ma'arij ayat 19) اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًا  "Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah," (QS. 70 = Al-Ma'arij ayat 20). Kalau keluh kesah, karena kesusahan adalah wajar, terapinya terbentang jalan "berserah diri kpd Allah" untuk menguatkan iman terkenal pantun dari kota khatulistiwa: Pasang Nipah di Batu-layang*). Masak sebiji di ujung tanjung. Hati susah bawa sembahyang. Disitu tempat iman bergantung. *)nama kecamatan tempat berdirinya tugu Khatulistiwa. Yang sulit adalah resah gelisah bukan lantaran susah, tapi sibuk melihat, mengomentari, menilai orang lain. Termasuk mencari kesalahan orang lain. Semoga kita terhindar dari resah-gelisah karena usil dengan urusan orang. Kalaupun resah gelisah karena kesulitan, kesusahan, stlh menyerahkan diri kpd Allah semoga diberikan-Nya jalan keluar. (يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا). آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 27 Muharram 1443 H. 4 September 2021. (839.09.21)

No comments:

Post a Comment