Sunday 6 January 2019

SAKIT dan SEHAT

Ku awali tulisan ini dari SAKIT, meskipun sebenarnya secara umum manusia itu banyak SEHAT daripada SAKIT. Banyak orang lahir sehat dulu baru sesekali SAKIT. Terus sepanjang hidup rata2 manusia lebih banyak sehat daripada sakit. Sayangnya kadang ketika SEHAT tidak diingat dg besyukur, barulah ketika SAKIT diingat betul2 dan baru tau bgt besar dan mahal nikmat sehat.

Manakala sakit Allah akan kurangi 4 hal:
1. Kemampuan beraktivitas berkurang.
2. Keceriaan wajah meredup lesu.
3. Selera makan minum menurun atau dibatasi oleh pantangan.
4. Dosa2 dikurangi.
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Setelah sembuh dari penyakit, sehat kembali yg dikembalikan Allah hanya 3 hal:
1. Berangsur dpt beraktivitas kembali.
2. Wajahpun mulai kembali ceria, sdh tidak meringis menahan sakit.
3. Makan mulai berselera, kadang pantangan makan sudah dicabut.

Sadang dosa yg waktu sakit digugurkan Allah sprt hadist di atas, tidak dikembalikan lagi kpd orang yg sakit lantas sembuh itu.
Sayangnya kadang kita tdk mawas diri, sehingga tak sedikit kejadian ssdh sembuh malah merangkai dosa kembali, bukan mustahil dosa dibuat justru lbh banyak lagi dari sblm jatuh sakit.

Seyogyanya, sakit menjadi titik merenung apakah penyakit ini mrpk suatu peringatan, agar kalau sdh sembuh nanti akan meninggalkan apa2 yg keliru, menghindari berbuat dosa2 kemudian mengganti dg beramal lbh baik lagi.

Bila sakit disetarakan suatu keburukan, sedangkan sehat diumpamakan sebagai kebaikan dialami dlm hidup, maka SAKIT dan SEHAT adalah mrpk cobaan.
وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَة
"Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan".
(QS. Al-Anbiya ayat 35).

Ada juga orang yg ketika sedang sakit berat2nya, sakit parah, berdo'a dg penuh kekhusu'an mhn kesembuhan kpd Allah dan bertekad di dlm hati bila sembuh akan ............(ibadah dan kebaikan, tak mau lagi berbuat maksiat, dstnya..........)

Setelah sehat smg kita semua, sidang pembaca tulisan ini, jangan sampai termasuk kelompok manusia seperti ditenggarai Allah termaktub di dalam Al-Qur'an, surat Yunus 12:
وَاِذَا مَسَّ الْاِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْۢبِهٖۤ اَوْ قَاعِدًا اَوْ قَآئِمًا ۚ فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهٗ مَرَّ كَاَنْ لَّمْ يَدْعُنَاۤ اِلٰى ضُرٍّ مَّسَّهٗ ۗ كَذٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِيْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
"Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdo'a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo'a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas apa yang mereka kerjakan".

Aamin. Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment