Tuesday 29 January 2019

NGOMONG.

Manusia adlh makluk yg dpt NGOMONG. makluk hewan juga bisa ngomong. Tapi mungkin omongannya sekedar untuk komunikasi, menyatakan suka/tidak suka. Mengajak/menolak atau menyapa.

Hewan, beda jauh dg bangsa manusia. Manusia ngomong gunanya bukan hanya seperti bangsa hewan, ngomong manusia juga mrpkn alat untuk berpendapat, baik positif maupun negatif.

Mungkin:
Bangsa hewan ndak kenal ngomong soal janji.
Bangsa hewan juga mungkin tak pernah bergunjing.
Bangsa hewan pun tentu tak pernah memfitnah, apalagi hoaks.

Sedangkan manusia fungsi ngomong lengkap, baik untuk hal2 yg baik, maupun untuk hal2 yg jelek2.

KECUALI bagi orang yg mematuhi ajaran agamanya mereka hanya ngomong untuk hal2 yg baik saja, karena tertanam di qalbu orang beriman penegasan Allah:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ
"Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)".
(QS. Qaf ayat 18).

Selain patuh penegasan Allah juga bagi orang beriman menghayati betul pesan Nabinya:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَالْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia berbicara yang baik atau diam”. (Muttafaq ‘alaih, dari Abu Hurairah).

Peringatan Allah dan pesan Nabi di atas menjadi filter bagi orang beriman, shg omongannya hanya yg baik2 saja.

Contoh omongan berdampak:
Seorang pengusaha warung makan, ketika lagi suksesnya usahanya, bertanya kpd tukang mie kreliling. Semalaman kamu keliling dorong grobag, berapa si hasil kamu. Mendingan warung makanku ndak cepek2 berembun, hanya buka siang hari Alhamdulillah hasilnya lebih dari grobag mie keliling-mu. Omongan begini ini pun tercatat ndak akan menguap bgt saja stlh diucapkan.
Apa yg terjadi, stlh waktu bergulir, pekan berganti bulan, bulan berganti taun. Tukang Mie buka out let sampai ratusan grobak. Dia tdk lagi ikut ngider, anak buah beroperasi, dianya jadi juragan Mie tiap hari ngumpul setoran, grobag msh berpotensi bertambah.
Dlm pada itu si pengusaha warung makan tak berkembang bahkan cenderung merosot. Rupanya omongan pengusaha warung bbrp taun lalu melecehkan tukang Mie Grobag, walau si tukang mie tdk tersinggung, tercatat kemudian dibuktikan didunia ini. ..............

Contoh ke 2:
Omongan seorang khalillullah.
Dalam kitab “Misykatul Anwar”(Imam Al-Ghazali), disebutkan bahwa konon, Nabi Ibrahim memiliki kekayaan 1000 ekor domba, 300 lembu, dan 100 ekor unta (riwayat lain mengatakan, kekayaan Nabi Ibrahim mencapai 12.000 ekor ternak).

Dalam sebuah riwayat, Nabi Ibrahim pernah ditanya oleh seseorang atas jumlah ternaknya yang banyak itu, “Milik siapa ternak sebanyak ini?” Kata orang tersebut, yang kemudian dijawab oleh nabi Ibrahim, “Kepunyaan Allah, tapi kini masih milikku. Sewaktu-waktu bila Allah menghendaki, aku serahkan semuanya. Jangankan cuma ternak, bila Allah meminta anak kesayanganku Ismail, niscaya akan aku serahkan juga”.

Omongan "bila Allah meminta anak kesayanganku Ismail, niscaya akan aku serahkan juga". Inilah konon menjadi ujian Allah yg maha dahsyad untuk Nabi Ibrahim di perintahkan menyembelih Nabi Ismail. Allah menguji Nabi Ibrahim, benarkah beliau sanggup menepati OMONGannya. Ujian ini sungguh maha berat, Allah pun mengakui bahwa ujian itu berat, Allah SWT berfirman:
اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰٓ ؤُا الْمُبِيْنُ
"Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata".
(QS. As-Saffat ayat 106).

Hikmah yg patas di diambil dari sepenggal contoh dan riwayat di atas, hendaklah sblm NGOMONG dipertimbangkan:
Bahwa jangankan tukang warung. Jangankan kita2 ini insan biasa. Sedangkan Kekasih Allah (Khalilullah) Ibrahim lagikan terkena dampak OMONGan-nya.

Smg saudaraku para pembaca, dpt memelihara lidah dari NGOMONG yg tak baik, kini juga jaga jari dari nulis yg nyakitkan hati siapapun. Allah ingatkan:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ ۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا ۗ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang"
(QS. Al-Hujurat ayat 12)

Wallahu 'alam bishawab. Aamiin. Barakallahu fikum,
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment