Sunday, 21 September 2025

Ngomong KASAR Berucap KOTOR

No: 1.355.07.09-2025 Oleh: M. Syarif Arbi Ngomong kasar dan ucapan kotor adalah dua produk lidah yang beda. Ngomong kasar, adalah penuturan yang kurang enak didengar. Dalam kondisi tertentu omongan yang biasa saja (tidak kasar) tetapi jadinya dinilai kasar kalau diucapkan dengan intonasi dan nada yang keras, dalam bahasa gaul di sebut “ngegas”. Sedang ucapan kotor merupakan penuturan lidah dengan redaksi yang tidak sopan, makian atau cacian (misalnya: "bodoh", "brengsek", menyebut hewan tertentu ditujukan kepada manusia, dll.), kata-kata yang merendahkan orang lain, ucapan berbau seksual yang dituturkan pada sikon tidak pantas. Pada artikel sebelumnya sudah di publish tentang “Bohong” dan “Bergunjing” serta “Adu domba”. Dengan demikian dari 7 (tujuh) perihal ngomong yang tidak disuka Rasulullah Mauhammad ﷺ , masih akan diberbicarakan 3 (tiga) topik lagi yaitu: “Mengolok-olok atau mengejek orang lain”. “Bicara yang tak manfaat, “Sumpah palsu”, إِنْ شَاءَ اللَّهُ akan menyusul. Di tulisan yang singkat ini, diutarakan “Ngomong kasar dan ucapan kotor”. Allah tidak menyukai perkataan kasar dan ucapan kotor, tersurat dalam surat An-Nisa ayat 148: لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الۡجَــهۡرَ بِالسُّوۡٓءِ مِنَ الۡقَوۡلِ اِلَّا مَنۡ ظُلِمَ‌ؕ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيۡعًا عَلِيۡمًا‏ "Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Mahamendengar, Mahamengetahui." (QS. An-Nisa: 148) Rasulullah Muhammad ﷺ memberi petunjuk dalam Hadits diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud RA: لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانٍ وَلَا بِاللَّعَّانٍ وَلَا الْفَاحِشِ الْبَدِيءِ "Bukanlah seorang mukmin yang sempurna, yang suka mencaci, mengutuk, berbuat, dan berkata kotor." (HR Ahmad, Bukhari, dan Tirmidzi) Allah dan Rasulullah-Nya mengingatkan agar tidak ngomong kasar dan ucapan kotor karena akan berpengaruh negatif, terutama terhadap diri sendiri, dapat diinventarisir sebagai berikut: 1. Menunjukkan ketidakmampuan mengelola emosi seperti marah atau frustasi kadang hanya karena hal yang spele dan kecil. 2. Orang yang sering berucap kotor bisa dilabeli sebagai tidak sopan, kasar, atau tidak profesional. Ini berdampak menghambat peluang dalam karier, pendidikan, atau pergaulan sosial. 3. Ngomong kasar bisa menyakiti perasaan orang lain dan menimbulkan konflik, bahkan dengan orang terdekat seperti keluarga, teman, atau pasangan. 4. Banyak orang merasa tidak nyaman berinteraksi dengan seseorang yang sering ngomong kasar dan berucap kotor. Akibatnya, orang tersebut bisa dijauhi atau dikucilkan. Orang yang sering ngomong kasar seringkali tidak dihormati. 5. Di tempat kerja, komunikasi yang kasar bisa merusak reputasi profesional dan kepercayaan rekan kerja. Setiap istitusi umumnya menghindari mempromosikan anggotanya yang tidak bisa menjaga etika komunikasi. 6. Di dalam suatu keluarga, anak-anak mudah meniru. Orang tua yang sering berkata kasar, berucap kotor di dilingkungan keluarga, bisa memberikan contoh buruk buat anak mereka. Dalam banyak kasus, anak2 yang lahir dari keluarga yang orang tuanya sering ngomong kasar dan berucap kotor, akan meneruskan bila mereka berumah tangga nanti. Guna mengupayakan agar diri tidak termasuk orang yang suka “ngomong kasar dan berucap kotor” hendaklah: 1. Berpikir sebelum ngomong, terutama saat emosi. jangan sebaliknya ngomong dahulu baru kemudian dipikirkan. Yang didapat adalah penyesalan atau pembenaran. 2. Pilih kata yang lebih baik, dalam bahasa kita banyak kata yang maknanya sama tapi beda tingkat kesopanannya. Misalnya dalam tulisan ini “ngomong yang dibenci”, akan lebih halus bila kata “benci” diganti dengan kata “tidak disukai”. 3. Kesediaan menerima kritik/masukan dari orang lain, tentang cara kita ngomong dan berucap. Semoga kita semua terhidar dari perbuatan yang tidak disukai Allah dan Rasul-Nya, khususnya terhindar dari ngomong kasar, berucap kotor. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن , وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين , اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن Jakarta, 22 September 2025, 29 Rabiul Awal 1447H.

No comments:

Post a Comment