Saturday, 20 September 2025

ADU DOMBA

No: 1.354.06.09-2025 Oleh: M. Syarif Arbi Adu domba, merupakan suatu istilah sebagai ungkapan, bukan berarti mengadu Domba (sejenis hewan), tetapi yang dimaksud adalah perilaku memecah belah dua pihak atau lebih dengan cara mengadu, menghasut atau memprovokasi dalam bahasa agama disebut “namimah”, agar mereka saling bermusuhan. Perbuatan ini merupakan salah satu dari 7 (tujuh) perbuatan yang tidak disukai oleh Rasulullah Muhammad ﷺ , dimana 2 (dua) diantaranya sudah kutulis yaitu; Bohong dan Bergunjing. Menghasut atau adu-domba sangat berbahaya dalam kehidupan sosial. Pertama, munculnya benih saling mencurigai di antara sesama. Kedua, jatuhnya nama baik dan martabat seseorang. Ketiga, terciptanya kekacauan, ketakstabilan, dan ketidakharmonisan dalam hubungan sosial. Oleh karena itu maka Allah mengingatkan: وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيْنٍۙ ۝١٠ هَمَّازٍ مَّشَّاۤءٍ ۢ بِنَمِيْمٍۙ ۝١١ “Janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah lagi berkepribadian hina, suka mencela, (berjalan) kian kemari menyebarkan fitnah (berita bohong)”. (Al-Qalam 10-11). Sementara itu, terdapat hadist diriwayatkan Ibnu Abbas: مَرَّ النَّبِيُّ بِحَائِطٍ مِنْ حِيْطَانِ الْمَدِيْنَةِ فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِيْ قُبُوْرِهِمَا فَقَالَ النَّبِيُّ : يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِيْ كَبِيْرٍ -ثُمَّ قَالَ- بَلَى [وَفِيْ رِوَايَةٍ: وَإِنَّهُ لَكَبِيْرٌ] كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ اْلآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيْمَةِ. “(Suatu hari) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati sebuah kebun di antara kebun-kebun di Madinah. Tiba-tiba beliau mendengar dua orang sedang disiksa di dalam kuburnya, lalu Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Keduanya disiksa, padahal tidak karena masalah yang besar (dalam anggapan keduanya), (“Padahal sesungguhnya ia adalah persoalan besar.”). Salah seorang di antaranya tidak meletakkan sesuatu untuk melindungi diri dari percikan kencingnya dan seorang lagi (karena) suka mengadu domba.”( Hadits riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Bari, 1/317.) Di hadist lain, risiko bagi yang suka mengadu-domba diingatkan oleh Rasulullah Muhammad ﷺ : عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ. Dari Hudzaifah RA, ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, 'Tidak masuk surga orang yang suka mengadu domba." (HR Muslim). Dalam interaksi pergaulan masyarakat, tidak jarang terjadi bentrokan, tawuran antar kelompok terjadi disebabkan adu-domba berupa berita (dikenal sekarang “hoak”), yang di olah oleh pihak pengadu-domba atau pihak penghasut. Bagi orang2 beriman, apabila menerima berita2 setajam apapun kadar ketidak enakannya, jangan langsung emosi lalu bertindak, hendaklah dilakukan pengecekan kebenaran berita itu, sesuai petunjuk Allah tersurat dalam surat Al-Hujurat ayat 6: يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ جَآءَكُمۡ فَاسِقٌ ۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوۡۤا اَنۡ تُصِيۡبُوۡا قَوۡمًا ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصۡبِحُوۡا عَلٰى مَا فَعَلۡتُمۡ نٰدِمِيۡنَ “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu”. Setelah menyimak petunjuk Allah dan Rasul-Nya tentang bahaya atau risiko “adu-domba”, serta sikap orang beriman ketika menerima berita “adu domba”, hendaklah dilakukan تَبَيَّنُوۡۤ (tabaiyun) pengecekan kebenaran berita tersebut. Agar tidak melakukan perlakuan yang tidak baik terhadap sesuatu kaum yang sebenarnya tidak bersalah, selanjutnya kemudian baru menyesal. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari fitnah adu-domba. "اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفِتْنِ ما ظَهَرَ مِنْهَا وَما بَطَنَ" آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن , وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين , اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن Jakarta, 20 September 2025, 27 Rabiul Awal 1447H.

No comments:

Post a Comment