Friday, 26 September 2025
Mengolok-olok
Dirangkai: M. Syarif Arbi
No: 1.357.09.09-2025
Pada artikel sebelumnya sudah di publish tentang “Bohong” , “Bergunjing”, “Adu domba”, serta “Ngomong kasar dan ucapan kotor”. Dengan demikian dari 7 (tujuh) perihal ngomong yang tidak disuka Rasulullah Mauhammad ﷺ , masih akan diberbicarakan 2 (dua) topik lagi yaitu: “Bicara yang tak manfaat, “Sumpah palsu”, إِنْ شَاءَ اللَّهُ akan menyusul. Dikesempatan ini dibicarakan tentang “Mengolok-olok”.
Mengolok-olok ialah tindakan mengejek, atau menyindir seseorang secara tidak sopan dengan maksud membuat orang tersebut merasa malu, tersinggung, atau direndahkan. Tak jarang mengolok-olok tersusun dalam redaksi pujian, tetapi pujian itu bernuansa untuk menjatuhkan, istilah populer “Ngenyek”. Pointnya bahwa mengolok-ngolok digunakan dalam konteks merendahkan orang lain, baik melalui ucapan, tindakan, atau mimik wajah.
Sangat tegas Allah melarang perilaku mengolok-olok (lihat Surah Al-Hujurat ayat 11)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.
Allah dan Rasul-Nya tak suka kepada orang beriman mengolok-ngolok karena:
Pertama: Mengolok-olok akan merendahkan martabat orang lain, betapa rendahnyapun status sosial seseorang dalam masyarakat, tidak sudi jika martabatnya direndahkan. Walau kadang mereka tak sanggup menyanggah, apalagi membalas, hanya merasa teriris didalam hati.
Kedua: Mengolok-olok merupakan cikal bakal permusuhan dan kebencian, tidak sedikit perlakuan penganiayaan bahkan sampai ke pembunuhan asal mulanya dari saling mengolok. Dendam disimpan suatu saat terjadilah balas dendam. Dendam dan permusuhan, Merusak pertemanan dan persaudaraan, Menyebarkan budaya saling menghina dan meremehkan. Berujung terputusnya silaturahim yang dilarang Allah dan Rasul-Nya:
الَّذِيْنَ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مِيْثَاقِهٖۖ وَيَقْطَعُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ ٢٧
“(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan (silaturahmi), dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi”. (Al-Baqarah 27)
وَالَّذِيۡنَ يَنۡقُضُوۡنَ عَهۡدَ اللّٰهِ مِنۡۢ بَعۡدِ مِيۡثَاقِهٖ وَيَقۡطَعُوۡنَ مَاۤ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖۤ اَنۡ يُّوۡصَلَ وَيُفۡسِدُوۡنَ فِى الۡاَرۡضِۙ اُولٰۤٮِٕكَ لَهُمُ اللَّعۡنَةُ وَلَهُمۡ سُوۡۤءُ الدَّارِ
Dan orang-orang yang melanggar janji Allah setelah diikrarkannya, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah agar disambungkan dan berbuat kerusakan di bumi; mereka itu memperoleh kutukan dan tempat kediaman yang buruk (Jahanam). (Ar-Ra’d 25)
وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رضي الله عنه قالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّه صلى الله عليه و سلم : “لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ” يَعْنِي: قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari shahabat Jubair bin Muth‘im r.a. ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi.” (Muttafaqun ‘alaih, HR Bukhāri & Muslim).
Ketiga: Melukai hati dan harga diri orang lain. Banyak orang karena keadaannya tidak sanggup mengungkapkan terluka hatinya karena di olok-olok, risiko bagi pengolok yang belum termaafkan di dunia, di akhirat nanti akan dipertanggung jawabkan (lihat hadits orang yang “bangkrut”).
Keempat: Pihak pengolok-olok merasa diri lebih baik dari pihak yang di olok2, hal ini bentuk kesombongan yang jelas tak disuka oleh Rasulullah Muhammad ﷺ, mari dipetik salah satu hadits tentang sombong:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
"Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi. Ada seseorang yang bertanya, 'Bagaimana dengan seseorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?' Beliau menjawab, 'Sesungguhnya Allah Swt. itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain." (HR. Muslim).
Oleh karena itu, marilah kita menjaga diri dari perilaku mengolok-ngolok, sebab akan berdampak merusak hubungan sesama manusia dalam masyarakat selama hidup didunia ini, selanjutnya kelak akan terbawa sampai ke perhitungan dosa pahala di yaumil hisab.
Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari segala perbuatan yang tidak disukai Allah dan Rasul-Nya.
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
بارك الله فيكم
وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Jakarta, 4 Rabiul Akhir 1447H.
26 September 2025.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment