Thursday, 9 October 2025

GAYA Bicara PONGAH

Dirangkum: M. Syarif Arbi No: 1.361.04.10-2025 Pongah adalah sifat atau sikap seseorang yang sombong, angkuh, atau merasa diri lebih hebat dari orang lain. Orang yang pongah biasanya merendahkan orang lain dan tidak mau menerima kritik atau masukan. Kepongahan tersebut diimplemen tasikan seseorang; dapat berupa sikap, tingkah laku, pamer, juga dalam “gaya bicara”. Di artikel singkat ini mari dilihat sejenak perkara “Gaya bicara Pongah” disebut dalam istilah agama Islam Al-Mutasyaddiqqun (المُتَشَدِّقُونَ). Pada umumnya orang yang terserang penyakit Al-Mutasyaddiqun adalah seseorang setelah dirinya meraih kesuksesan, atau kejayaan dalam kehidupan. Digunakan istilah “pada umumnya”, karena tidak sedikit juga orang2 yang sukses, orang berharta, orang terkenal dalam masyarakat, yang rendah hati, tidak bergaya bicara pongah atau sombong. Teman2 ku di Surabaya (ketika aku masih bertugas di sana), ada yang ungkapkan candaan; “udah miskin…… sombong”. Selain itu ada juga yang mengungkapkan candaan; “udahlah miskin….. masa’ ….. sombong saja ndak boleh”. Apa benar ada orang miskin yang sombong ???. Tentu sombong dalam batasan pengertian di awal tulisan ini, orang miskin tak akan bergaya bahasa pongah atau sombong, namun kalau sombong diartikan secara luas, boleh jadi orang miskinpun ada diantaranya dapat dikelompokkan sebagai orang2 yang pongah atau sombong (إِنْ شَاءَ اللَّهُ harus dibicarakan tersendiri). Tanda2 orang yang berbicara dengan gaya bicara pongah atau sombong adalah: • Bicara dibuat-buat dengan bahasa tinggi agar terlihat pintar atau berkelas, supaya terkesan ilmiah, tanpa menyesuaikan audience yang dihadapi berbicara. • Nada bicara merendahkan lawan bicara, tidak berpantang menyinggung kelemahan pribadi lawan bicara. Kadang dalam perdebatan si pongah menanyakan “apakah anda sudah belajar …………, sudah membaca ………….” . Jika lawan berdebat tidak menjawab atau mengatakan belum, maka “pembicara pongah” akan mengatakan itulah sebabnya anda tidak mengetahui,…. dengan konotasi merendahkan. • Sering kali menunjukkan arogansi atau keangkuhan. Dalam pikirannya orang lain tidak selevel dengan dirinya. Sikap pongah atau sombong tidak disukai orang lain, bahkan sesama orang pongahpun tidak suka dengan orang pongah. Oleh karena itu tidak mungkin ada paguyuban sesama orang pongah (sombong), karena sesama pongah saling menyanggah, sesama orang sombong sering berselisih omong. Ketidak senangan orang terhadap orang sombong baik diabadikan dalam pantun berikut: Sauh dipanen dengan penjuluk. Alpukat mateng dagingnya lembut. Jauh dicela orang, dengan telunjuk. Dekat dicibir orang, berisyarat mulut. Allah dan Rasulnya; tidak menyukai orang pongah (sombong), begitu banyak dalam Al-Qur’an penegasan tentang sombong atau pongah; untuk menyederhanakan tulisan ini dipetik satu diantaranya: اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ ………………” “…………….Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (Luqman ayat 18) Rasulullah Muhammad ﷺ tidak menyukai orang yang bergaya bicara yang pongah-sombong atau Al-Mutasyaddiqqun (المُتَشَدِّقُونَ), disebutkan dalam hadits bersamaan dengan menyebutkan Ats-tsartsaruun (الثَّرْثَارُونَ) seperti yang telah dipetik pada artikel sebelum ini dibawah judul “Bertutur Sia-Sia”. No: 1.360.03.10-2025. dengan bunyi hadits sbb: وَإِنَّ مِنْ أَبْغَضِكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدِكُمْ مِنِّي يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ وَالْمُتَفَيْهِقُونَ. “Sesungguhnya, di antara orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku pada hari kiamat adalah: - tsar-tsarun [Banyak Bicara yang Sia-Sia)]; - mutasyaddiqun [Gaya Bicara Sombong dan Membanggakan Diri]; dan - mutafaihiqun [Gaya Bicara yang Sok dan Angkuh].” Dari 3 (tiga) gaya bicara atau bertutur yang dibenci Rasulullah Muhammad ﷺ tersebut, 2 (dua) gaya bicara sudah diketengahkan; yang pertama yaitu “Ats-Tsartsaruun (الثَّرْثَارُونَ)”, sedangkan kedua sekarang dibicarakan: “Mutasyaddiqun”, sedangkan yang ke tiga “mutafaihiqun”. إِنْ شَاءَ اللَّهُ dikesempatan yang akan datang. Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua, agar menjadi orang2 yang TIDAK mempunyai gaya berbicara atau bertutur yang tidak disenangi oleh Rasulullah Muhammad ﷺ, utamanya bertutur yang sudah d bicarakan yaitu: gaya berbicara yang “sia-sia” dan bergaya berbicara “pongah atau sombong”. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 16 Rabiul Akhir 1447H. 9 Oktober 2025.

No comments:

Post a Comment