Wednesday, 1 October 2025

Berbicara TAK Bermanfaat

Dirangkai: M. Syarif Arbi No: 1.358.01.10-2025 Pada artikel sebelumnya sudah dipublish tentang “Bohong” , “Bergunjing”, “Adu domba”, “Ngomong kasar dan ucapan kotor” serta “Mengolok-olok”. Dengan demikian dari 7 (tujuh) perihal ngomong yang tidak disuka Rasulullah Muhammad ﷺ , masih akan diberbicarakan 1 (satu) topik lagi yaitu: “Sumpah palsu”, إِنْ شَاءَ اللَّهُ akan menyusul. Dikesempatan ini dibicarakan tentang “Berbicara Tak Bermanfaat”. Manusia normal dapat berbicara umumnya pada usia 9 – 12 bulan, kebanyakan anak2, kata pertama mereka ucapkan; "bunda" atau "ayah", “mamah”, “papah”. Terus berlanjut…..; si anak akan mengucapkan kata2 yang kadang belum berupa kalimat utuh, dikampungku anak dalam periode ini disebut “ngoceh”. Di usia 2 tahunan barulah anak2 sanggup merangkai kalimat bermakna, sejalan dengan dirinya memiliki kosakata yang memadai. Memang demikianlah adanya anak manusia, sejak dilahirkan; Allah anugerahi yang pertama; diberikan kemampuan “mendengar”, kedua; kemampuan “melihat” dan ketiga; kemampuan “berpikir”. وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (Surat An-Nahl Ayat 78). Setelah menjadi manusia dewasa terdapat beragam “model” gaya orang berbicara dapat dikelompokkan model bicara yang positif dan model bicara yang negatif. Model bicara yang positif: 1. Jujur; Mengatakan yang sebenarnya, tidak berbohong, menyampaikan pendapat apa adanya meski tidak menyenangkan. 2. Sopan; Menggunakan kata-kata yang santun dan menghormati lawan bicara, sering menggunakan kata misalnya: “maaf”, “tolong”, dan “terima kasih”. 3. Bijaksana; Mampu memilih kata-kata yang tepat sesuai situasi dan kondisi, dalam uacapannya tidak langsung menyalahkan saat ada masalah. 4. Terbuka; Mau mendengarkan dan menerima pendapat orang lain, tidak memaksakan pendapat sendiri. 5. Empatik; Mampu memahami perasaan orang lain saat berbicara, menggunakan ucapan yang menenangkan ketika terjadi masalah yang rumit, bawaannya menyampaikan dengan kata-kata yang lembut. 6. Percaya diri; Berani mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan tenang dan jelas. Sanggup berbicara di depan umum tanpa ragu-ragu. 7. Konsisten; Satunya kata dengan perbuatan, tidak plin-plan termasuk dalam mengambil keputusan. Bukan “pagi tempe sore kedele”, atau “sen kiri belok kanan”. 8. Berbobot; Apa yang dibicarakan tidak bertele-tele, singkat, padat dan isinya bermanfaat serta aplikatif. Disampaikan dengan hati2, penuh perhitungan. Model berbicara yang negatif: 1. Bohong; Menyampaikan informasi yang tidak benar atau menyesatkan. 2. Kasar; Menggunakan kata-kata yang menyakitkan atau tidak sopan. 3. Sombong; Merendahkan orang lain saat berbicara. 4. Memotong Pembicaraan; Tidak menghargai orang yang sedang berbicara. 5. Tertutup; Tidak mau mendengarkan atau menerima kritik dan saran. 6. Banyak bicara (Cerewet); Berbicara terus-menerus tanpa memberi ruang pada orang lain. Ada yang mengistilahkan “bawel”, atau “merepet” 7. Gosip/Mengadu Domba; Menyebarkan informasi negatif tentang orang lain. 8. Tak bermanfaat; Pembicaraan tidak ada isinya, bertopik hal-hal yang tidak bermanfaat. Terbatas ruang tulis, maka yang diungkap lebih jauh dalam tulisan ini sesuai judulnya yaitu “Bicara Tak Bermanfaat”, karena berbicara tak bermanfaat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, sekurang-kurangnya sebagai berikut: 1. Membuang Waktu dan Energi; Waktu yang seharusnya digunakan untuk hal berguna malah terbuang untuk omongan kosong. Energi mental dan emosional bisa terkuras tanpa hasil. 2. Menimbulkan Konflik atau Kesalahpahaman; Ucapan yang tidak perlu bisa menyinggung orang lain, memancing emosi, atau menimbulkan salah paham. Bisa memperkeruh suasana, apalagi jika disampaikan tanpa berpikir matang. 3. Mengurangi wibawa dan kepercayaan; Orang yang banyak bicara tanpa isi cenderung dianggap tidak bijak atau tidak bisa dipercaya. 4. Mengganggu Konsentrasi dan Fokus; Terlalu banyak bicara bisa mengalihkan fokus dari tugas utama. Menyebabkan pikiran jadi tidak produktif atau terbiasa melantur. 5. Memperbanyak Kesalahan; Semakin banyak bicara yang tak bermanfaat, semakin besar peluang untuk berbohong, ghibah, atau menyakiti orang lain tanpa sadar. Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda: وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَــــيْرًا أَوْ لِيَـصـــمُــتْ “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” [HR Bukhari] 6. Menghambat Pertumbuhan Diri; Kebiasaan bicara yang tidak bermanfaat bisa menghambat refleksi diri, mendengarkan, dan belajar dari orang lain. Orang bijak lebih banyak mendengarkan dan merenung sebelum berbicara. Semoga sebagai orang yang beriman dapat memelihara diri, jangan sampai awak menjadi orang yang gemar “Berbicara Tak Bermanfaat” karena setiap kata yang terucap tercatat dengan baik oleh malaikat yang mengawal kita, yang kelak di akhirat akan dipertanggung jawabkan; sebagaimana diingatkan Allah dalam Surat Qaf Ayat 18: مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 8 Rabiul Akhir 1447H. 1 Oktober 2025.

Friday, 26 September 2025

Mengolok-olok

Dirangkai: M. Syarif Arbi No: 1.357.09.09-2025 Pada artikel sebelumnya sudah di publish tentang “Bohong” , “Bergunjing”, “Adu domba”, serta “Ngomong kasar dan ucapan kotor”. Dengan demikian dari 7 (tujuh) perihal ngomong yang tidak disuka Rasulullah Mauhammad ﷺ , masih akan diberbicarakan 2 (dua) topik lagi yaitu: “Bicara yang tak manfaat, “Sumpah palsu”, إِنْ شَاءَ اللَّهُ akan menyusul. Dikesempatan ini dibicarakan tentang “Mengolok-olok”. Mengolok-olok ialah tindakan mengejek, atau menyindir seseorang secara tidak sopan dengan maksud membuat orang tersebut merasa malu, tersinggung, atau direndahkan. Tak jarang mengolok-olok tersusun dalam redaksi pujian, tetapi pujian itu bernuansa untuk menjatuhkan, istilah populer “Ngenyek”. Pointnya bahwa mengolok-ngolok digunakan dalam konteks merendahkan orang lain, baik melalui ucapan, tindakan, atau mimik wajah. Sangat tegas Allah melarang perilaku mengolok-olok (lihat Surah Al-Hujurat ayat 11) يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. Allah dan Rasul-Nya tak suka kepada orang beriman mengolok-ngolok karena: Pertama: Mengolok-olok akan merendahkan martabat orang lain, betapa rendahnyapun status sosial seseorang dalam masyarakat, tidak sudi jika martabatnya direndahkan. Walau kadang mereka tak sanggup menyanggah, apalagi membalas, hanya merasa teriris didalam hati. Kedua: Mengolok-olok merupakan cikal bakal permusuhan dan kebencian, tidak sedikit perlakuan penganiayaan bahkan sampai ke pembunuhan asal mulanya dari saling mengolok. Dendam disimpan suatu saat terjadilah balas dendam. Dendam dan permusuhan, Merusak pertemanan dan persaudaraan, Menyebarkan budaya saling menghina dan meremehkan. Berujung terputusnya silaturahim yang dilarang Allah dan Rasul-Nya: الَّذِيْنَ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مِيْثَاقِهٖۖ وَيَقْطَعُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ ۝٢٧ “(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan (silaturahmi), dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi”. (Al-Baqarah 27) وَالَّذِيۡنَ يَنۡقُضُوۡنَ عَهۡدَ اللّٰهِ مِنۡۢ بَعۡدِ مِيۡثَاقِهٖ وَيَقۡطَعُوۡنَ مَاۤ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖۤ اَنۡ يُّوۡصَلَ وَيُفۡسِدُوۡنَ فِى الۡاَرۡضِ‌ۙ اُولٰۤٮِٕكَ لَهُمُ اللَّعۡنَةُ وَلَهُمۡ سُوۡۤءُ الدَّارِ Dan orang-orang yang melanggar janji Allah setelah diikrarkannya, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah agar disambungkan dan berbuat kerusakan di bumi; mereka itu memperoleh kutukan dan tempat kediaman yang buruk (Jahanam). (Ar-Ra’d 25) وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رضي الله عنه قالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّه صلى الله عليه و سلم : “لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ” يَعْنِي: قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. Dari shahabat Jubair bin Muth‘im r.a. ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi.” (Muttafaqun ‘alaih, HR Bukhāri & Muslim). Ketiga: Melukai hati dan harga diri orang lain. Banyak orang karena keadaannya tidak sanggup mengungkapkan terluka hatinya karena di olok-olok, risiko bagi pengolok yang belum termaafkan di dunia, di akhirat nanti akan dipertanggung jawabkan (lihat hadits orang yang “bangkrut”). Keempat: Pihak pengolok-olok merasa diri lebih baik dari pihak yang di olok2, hal ini bentuk kesombongan yang jelas tak disuka oleh Rasulullah Muhammad ﷺ, mari dipetik salah satu hadits tentang sombong: لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ "Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi. Ada seseorang yang bertanya, 'Bagaimana dengan seseorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?' Beliau menjawab, 'Sesungguhnya Allah Swt. itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain." (HR. Muslim). Oleh karena itu, marilah kita menjaga diri dari perilaku mengolok-ngolok, sebab akan berdampak merusak hubungan sesama manusia dalam masyarakat selama hidup didunia ini, selanjutnya kelak akan terbawa sampai ke perhitungan dosa pahala di yaumil hisab. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari segala perbuatan yang tidak disukai Allah dan Rasul-Nya. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 4 Rabiul Akhir 1447H. 26 September 2025.

Sunday, 21 September 2025

Ngomong KASAR Berucap KOTOR

No: 1.355.07.09-2025 Oleh: M. Syarif Arbi Ngomong kasar dan ucapan kotor adalah dua produk lidah yang beda. Ngomong kasar, adalah penuturan yang kurang enak didengar. Dalam kondisi tertentu omongan yang biasa saja (tidak kasar) tetapi jadinya dinilai kasar kalau diucapkan dengan intonasi dan nada yang keras, dalam bahasa gaul di sebut “ngegas”. Sedang ucapan kotor merupakan penuturan lidah dengan redaksi yang tidak sopan, makian atau cacian (misalnya: "bodoh", "brengsek", menyebut hewan tertentu ditujukan kepada manusia, dll.), kata-kata yang merendahkan orang lain, ucapan berbau seksual yang dituturkan pada sikon tidak pantas. Pada artikel sebelumnya sudah di publish tentang “Bohong” dan “Bergunjing” serta “Adu domba”. Dengan demikian dari 7 (tujuh) perihal ngomong yang tidak disuka Rasulullah Mauhammad ﷺ , masih akan diberbicarakan 3 (tiga) topik lagi yaitu: “Mengolok-olok atau mengejek orang lain”. “Bicara yang tak manfaat, “Sumpah palsu”, إِنْ شَاءَ اللَّهُ akan menyusul. Di tulisan yang singkat ini, diutarakan “Ngomong kasar dan ucapan kotor”. Allah tidak menyukai perkataan kasar dan ucapan kotor, tersurat dalam surat An-Nisa ayat 148: لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الۡجَــهۡرَ بِالسُّوۡٓءِ مِنَ الۡقَوۡلِ اِلَّا مَنۡ ظُلِمَ‌ؕ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيۡعًا عَلِيۡمًا‏ "Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Mahamendengar, Mahamengetahui." (QS. An-Nisa: 148) Rasulullah Muhammad ﷺ memberi petunjuk dalam Hadits diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud RA: لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانٍ وَلَا بِاللَّعَّانٍ وَلَا الْفَاحِشِ الْبَدِيءِ "Bukanlah seorang mukmin yang sempurna, yang suka mencaci, mengutuk, berbuat, dan berkata kotor." (HR Ahmad, Bukhari, dan Tirmidzi) Allah dan Rasulullah-Nya mengingatkan agar tidak ngomong kasar dan ucapan kotor karena akan berpengaruh negatif, terutama terhadap diri sendiri, dapat diinventarisir sebagai berikut: 1. Menunjukkan ketidakmampuan mengelola emosi seperti marah atau frustasi kadang hanya karena hal yang spele dan kecil. 2. Orang yang sering berucap kotor bisa dilabeli sebagai tidak sopan, kasar, atau tidak profesional. Ini berdampak menghambat peluang dalam karier, pendidikan, atau pergaulan sosial. 3. Ngomong kasar bisa menyakiti perasaan orang lain dan menimbulkan konflik, bahkan dengan orang terdekat seperti keluarga, teman, atau pasangan. 4. Banyak orang merasa tidak nyaman berinteraksi dengan seseorang yang sering ngomong kasar dan berucap kotor. Akibatnya, orang tersebut bisa dijauhi atau dikucilkan. Orang yang sering ngomong kasar seringkali tidak dihormati. 5. Di tempat kerja, komunikasi yang kasar bisa merusak reputasi profesional dan kepercayaan rekan kerja. Setiap istitusi umumnya menghindari mempromosikan anggotanya yang tidak bisa menjaga etika komunikasi. 6. Di dalam suatu keluarga, anak-anak mudah meniru. Orang tua yang sering berkata kasar, berucap kotor di dilingkungan keluarga, bisa memberikan contoh buruk buat anak mereka. Dalam banyak kasus, anak2 yang lahir dari keluarga yang orang tuanya sering ngomong kasar dan berucap kotor, akan meneruskan bila mereka berumah tangga nanti. Guna mengupayakan agar diri tidak termasuk orang yang suka “ngomong kasar dan berucap kotor” hendaklah: 1. Berpikir sebelum ngomong, terutama saat emosi. jangan sebaliknya ngomong dahulu baru kemudian dipikirkan. Yang didapat adalah penyesalan atau pembenaran. 2. Pilih kata yang lebih baik, dalam bahasa kita banyak kata yang maknanya sama tapi beda tingkat kesopanannya. Misalnya dalam tulisan ini “ngomong yang dibenci”, akan lebih halus bila kata “benci” diganti dengan kata “tidak disukai”. 3. Kesediaan menerima kritik/masukan dari orang lain, tentang cara kita ngomong dan berucap. Semoga kita semua terhidar dari perbuatan yang tidak disukai Allah dan Rasul-Nya, khususnya terhindar dari ngomong kasar, berucap kotor. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن , وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين , اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن Jakarta, 22 September 2025, 29 Rabiul Awal 1447H.

Saturday, 20 September 2025

ADU DOMBA

No: 1.354.06.09-2025 Oleh: M. Syarif Arbi Adu domba, merupakan suatu istilah sebagai ungkapan, bukan berarti mengadu Domba (sejenis hewan), tetapi yang dimaksud adalah perilaku memecah belah dua pihak atau lebih dengan cara mengadu, menghasut atau memprovokasi dalam bahasa agama disebut “namimah”, agar mereka saling bermusuhan. Perbuatan ini merupakan salah satu dari 7 (tujuh) perbuatan yang tidak disukai oleh Rasulullah Muhammad ﷺ , dimana 2 (dua) diantaranya sudah kutulis yaitu; Bohong dan Bergunjing. Menghasut atau adu-domba sangat berbahaya dalam kehidupan sosial. Pertama, munculnya benih saling mencurigai di antara sesama. Kedua, jatuhnya nama baik dan martabat seseorang. Ketiga, terciptanya kekacauan, ketakstabilan, dan ketidakharmonisan dalam hubungan sosial. Oleh karena itu maka Allah mengingatkan: وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيْنٍۙ ۝١٠ هَمَّازٍ مَّشَّاۤءٍ ۢ بِنَمِيْمٍۙ ۝١١ “Janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah lagi berkepribadian hina, suka mencela, (berjalan) kian kemari menyebarkan fitnah (berita bohong)”. (Al-Qalam 10-11). Sementara itu, terdapat hadist diriwayatkan Ibnu Abbas: مَرَّ النَّبِيُّ بِحَائِطٍ مِنْ حِيْطَانِ الْمَدِيْنَةِ فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِيْ قُبُوْرِهِمَا فَقَالَ النَّبِيُّ : يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِيْ كَبِيْرٍ -ثُمَّ قَالَ- بَلَى [وَفِيْ رِوَايَةٍ: وَإِنَّهُ لَكَبِيْرٌ] كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ اْلآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيْمَةِ. “(Suatu hari) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati sebuah kebun di antara kebun-kebun di Madinah. Tiba-tiba beliau mendengar dua orang sedang disiksa di dalam kuburnya, lalu Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Keduanya disiksa, padahal tidak karena masalah yang besar (dalam anggapan keduanya), (“Padahal sesungguhnya ia adalah persoalan besar.”). Salah seorang di antaranya tidak meletakkan sesuatu untuk melindungi diri dari percikan kencingnya dan seorang lagi (karena) suka mengadu domba.”( Hadits riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Bari, 1/317.) Di hadist lain, risiko bagi yang suka mengadu-domba diingatkan oleh Rasulullah Muhammad ﷺ : عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ. Dari Hudzaifah RA, ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, 'Tidak masuk surga orang yang suka mengadu domba." (HR Muslim). Dalam interaksi pergaulan masyarakat, tidak jarang terjadi bentrokan, tawuran antar kelompok terjadi disebabkan adu-domba berupa berita (dikenal sekarang “hoak”), yang di olah oleh pihak pengadu-domba atau pihak penghasut. Bagi orang2 beriman, apabila menerima berita2 setajam apapun kadar ketidak enakannya, jangan langsung emosi lalu bertindak, hendaklah dilakukan pengecekan kebenaran berita itu, sesuai petunjuk Allah tersurat dalam surat Al-Hujurat ayat 6: يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ جَآءَكُمۡ فَاسِقٌ ۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوۡۤا اَنۡ تُصِيۡبُوۡا قَوۡمًا ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصۡبِحُوۡا عَلٰى مَا فَعَلۡتُمۡ نٰدِمِيۡنَ “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu”. Setelah menyimak petunjuk Allah dan Rasul-Nya tentang bahaya atau risiko “adu-domba”, serta sikap orang beriman ketika menerima berita “adu domba”, hendaklah dilakukan تَبَيَّنُوۡۤ (tabaiyun) pengecekan kebenaran berita tersebut. Agar tidak melakukan perlakuan yang tidak baik terhadap sesuatu kaum yang sebenarnya tidak bersalah, selanjutnya kemudian baru menyesal. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari fitnah adu-domba. "اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفِتْنِ ما ظَهَرَ مِنْهَا وَما بَطَنَ" آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن , وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين , اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن Jakarta, 20 September 2025, 27 Rabiul Awal 1447H.

Thursday, 18 September 2025

BERGUNJING

No: 1.353.05.09-2025 Oleh: M. Syarif Arbi Dari 7 (tujuh) topik omongan yang tidak disukai oleh Rasulullah Muhammad ﷺ, telah ku publish tentang “berbohong”. Sedangkan yang 6 (enam) lainnya: “Bergunjing”, “Adu Domba”, “Ucapan kotor dan kasar”, Mengolok-olok atau mengejek orang lain”. “Bicara yang tak manfaat, “Sumpah palsu”, إِنْ شَاءَ اللَّهُ akan ditulis satu persatu di kesempatan mendatang. Sebagai umat Rasulullah Muhammad ﷺ kiranya sepantasnyalah menghindari ngomong yang tidak disukai oleh Beliau. Di kesempatan ini dipublish mengenai bergunjing. Bergunjing, atau sering disebut juga ghibah, adalah membicarakan keburukan atau aib orang lain di belakang orang tergunjing. Bergunjing adalah merupakan dosa besar. Allah melarang bergunjing termuat dalam surat Al-Hujurat ayat 12 yang berbunyi sebagai berikut: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ "Hai orang-orang yang beriman! Jauhilah prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." Dalam pada itu sejumlah hadits tentang perihal bergunjing ini diantaranya dikutipkan: لما عٌرج بى مررت بقوم لهم اظفار من نحاس يخمشون وجوههم و صدورهم فقلت :من هؤلاء يا جبريل؟ قال: هؤلاء الذين يأكلون لحوم الناس و يقعون فى أعراضهم. "Ketika saya dimikrajkan, saya melewati suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga sedang mencakar wajah dan dada mereka. Saya bertanya: 'Siapakah mereka ini wahai Jibril? Jibril menjawab: Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia (gibah) dan melecehkan kehormatan mereka'." (HR. Abu Daud No. 4878, sahih) مَنْ رَدَّ عِرْضَ أَخِيْهِ رَدَّ اللهُ عَنْ وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ "Barang siapa yang mencegah terbukanya aib saudaranya niscaya Allah akan mencegah wajahnya dari api neraka pada hari kiamat nanti." (HR. At Tirmidzi No. 1931) Tak sedikit bahaya bergunjing yang mungkin ditemui oleh si peng-gunjing, setidaknya terdapat 3 (tiga) hal: PERTAMA: GUNJING MENGHAPUS PAHALA, MENAMBAH DOSA. Dari sudut pandang agama, selain seperti telah dikemukakan diatas dari ayat Al-Qur’an dan beberapa hadits yang telah dikutip. Amal ibadah penggunjing akan diberikan kepada orang yang digunjing, sebagai bentuk balasan keadilan di akhirat, karena gunjing merupakan kezaliman oleh penggunjing kepada yang digunjing. Jika tidak memiliki cukup pahala, dosa orang yang digunjing akan dibebankan kepada si penggunjing. Merujuk pada hadits Rasulullah Muhammad ﷺ, terkait dengan orang muflis (bangkrut) عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ ». قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ « إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya : “Tahukah kalian siapakah orang orang yang bangkrut itu?” Para sahabat _rodiyallahu ‘anhum_menjawab, “Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta.” Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang pada hari kiamat datang membawa pahala sholat, puasa, dan zakat, namun dia juga membawa dosa mencaci maki si A, menuduh zina si B tanpa bukti, memakan hartanya si C, membunuh si D, dan memukul si E. karena itu, sebagian pahala amal kebajikannya diberikan kepada mereka. Jika pahala kebajikannya sudah habis, sedangkan belum selesai urusannya maka dosa orang yang dianiaya diberikan kepadanya. Kemudian dia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim). KEDUA: GUNJING MERUSAK HUBUNGAN SOSIAL. Bergunjing menimbulkan fitnah, permusuhan, dan perpecahan. Isi gunjingan kadang belum tentu keadaan yang sebenarnya, dalam hal isi gunjingan tidak benar, maka tergolong fitnah. Jika isi gunjingan sampai ke telinga pihak yang digunjing padahal tidak benar maka terjadi permusuhan dan perpecahan. Umpamanyapun isi gunjingan itu benar hal demikian itu sesungguhnya tetap dilarang oleh agama. Nabi Muhammad ﷺ bahwa, ketika beliau ditanya tentang menggunjing beliau bersabda, ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ “Engkau membicarakan saudaramu tentang sesuatu yang ia tidak suka (bila itu dibicarakan)” Ada yang bertanya, : قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى “Bagaimana bila yang aku katakan itu memang benar ada pada saudaranya ?” Beliau menjawab. إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ “Jika memang benar bahwa yang kau katakan itu ada padanya, berarti engkau telah menggunjingnya, jika itu tidak ada padanya, berarti engkau telah berdusta tentangnnya” Hadits Riwayat Muslim dalam Al-Birr Wash Shilah (2589) Bila salah seorang teman sekerja atau teman dalam masyarakat diketahui suka bergunjing, akan menghilangkan kepercayaan antar teman, saudara, atau rekan kerja. Juga pergunjingan dapat menjadi pemantik konflik yang besar, kadang hanya karena hal kecil yang dibicarakan dalam pergunjingan. KETIGA: GUNJING BERDAMPAK PSIKOLOGIS. Orang yang suka bergunjing sering merasa gelisah, lantaran khawatir isi gunjingannya tersingkap. Umumnya penggunjing disebabkan iri hati terhadap orang yang digunjingnya. Dalam hal hasil gunjingannya tidak menyebabkan pengaruh apapun bagi orang yang digunjingnya yang bersangkutan akan kesal, kecewa, resah dan gelisah. Jika diketahui oleh pihak tergunjing, dapat menyebabkan luka batin, depresi, atau trauma sosial, mempengaruhi hubungan silaturahim. Baik dikutip larangan iri hati. وَلَا تَتَمَنَّوْا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain……...” (An-Nisa Ayat 32) Sungguh tidak mudah memelihara diri dari perilaku bergunjing, namun sebagai ikhtiar dapat diupayakan dengan menjaga lisan, dan pikirkan: “Apakah diri kita sendiri rela jika digunjing?”. Sibukkan diri dengan hal-hal produktif. Bergaul dengan orang-orang yang shaleh. Minta maaf jika terlanjur bergunjing, dan mohon ampun kepada Allah. Kita berdo’a semoga Allah memelihara kita dari perbuatan bergunjing, sehingga terselamatkan dari bahaya bergunjing di dunia sampai ke akhirat. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن , وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين , اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن Jakarta, 18 September 2025, 25 Rabiul Awal 1447H.

Wednesday, 17 September 2025

SEBAB BOHONG tak DISUKAI

No: 1.352.04.09-2025 Kreasi: M. Syarif Arbi Malanjutkan tulisanku sebelumnya berjudul “BOHONG omongan yang TAK DISUKA”, sepertinya perlu dijelaskan kenapa Rasulullah ﷺ sangat membenci perbuatan berbohong, karena disebabkan berbohong; terdapat 5 (lima) hal yang bakal terjadi yaitu: 1. Merusakkan akhlak., 2. Membawa ke kejahatan., 3. Menghilangkan kepercayaan. 4. Merupakan sifat munafik. 5. Menjerumuskan diri ke Neraka. PERTAMA: BOHONG MERUSAK AKHLAK. Nabi Muhammad ﷺ diutus ke dunia ini, tugas utamanya adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana firman Allah: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ “Dan tiadalah Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (QS Al-Anbiya’: 107). Salah satu tanda seseorang yang berakhlak baik adalah jujur, tidak gemar berbohong. Seseorang yang pembohong akan berbohong lagi guna menutupi kebohongan sebelumnya, sehingga merusak akhlak. KEDUA: BOHONG MEMBAWA KEPADA KEJAHATAN. Kebohongan akan melekat pada diri pembohong terus menerus tak jarang untuk berbohong harus menipu berbuat kejahatan lainnya. Berbohong adalah langkah awal kepada lebih banyak keburukan dan kejahatan. ,وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ……. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).’” (HR Ahmad, Buhari-Muslim) KETIGA: BOHONG MENGHILANGKAN KEPERCAYAAN. Berbohong, menyebabkan hilangnya kepercayaan antara manusia. Dalam masyarakat, sekali seseorang dikenali sebagai pembohong, sukar untuk dipercayai lagi. Ada pepatah “sekali lancung ke ujian seumur hidup orang tak percaya”. Surat Ali ‘Imran Ayat 118 berikut; tentang orang2 yang tak henti2nya berbuat kemudharatan, antara lain tidak segan2 berbuat kebohongan/kedustaan, kepada mereka jangan diberi kepercayaan. يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ بِطَانَةً مِّن دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا۟ مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ ٱلْبَغْضَآءُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ وَمَا تُخْفِى صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلْءَايَٰتِ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya”. KEEMPAT: BOHONG MERUPAKAN SIFAT MUNAFIK. Rasulullah ﷺ bersabda: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثَ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ "Dari Abu Huraiah Ra. dari Nabi ﷺ bersabda, 'Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: Apabila berkata ia berbohong, dan apabila berjanji, ia tidak menepati, dan apabila dipercaya, ia berkhianat'." (HR. Bukhari dan Muslim). KELIMA: BOHONG MENJERUMUSKAN DIRI KE NERAKA. Mulut adalah anggota badan yang memungkinkan memproduk kebohongan (bagi orang tidak bisu), karenanya mulut paling banyak menjerumuskan manusia ke neraka. سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ الْفَمُ وَالْفَرْجُ Rasulullah ﷺ pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, maka Rasulullah ﷺ pun menjawab, "Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia". Dan ketika ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka, maka Rasulullah saw menjawab, "Mulut dan kemaluan". (HR Tirmidzi) Bohong yang mungkin kelihatan kecil di dunia akan tetapi dapat saja menjadi azab besar di akhirat, terutama jika ia menyakiti orang lain atau merusakkan nama baik orang. Allah menggolongkan orang-orang yang suka berbohong sebagai orang yang tidak beriman kepada ayat2 Allah. Melalui firman-Nya dalam surah An-Nahl ayat 105 yang berbunyi: إِنَّمَا يَفْتَرِى ٱلْكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta”. Dengan diketahui sebab kenapa bohong tidak disukai Rasulullah ﷺ , juga sebagian besar manusia tidak menyenangi manusia pembohong. Mudah2an kita semua senantiasa dipeliharakan Allah untuk dapat memelihara lidah dari memproduk kebohongan. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن , وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين , اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن Jakarta, 17 September 2025, 24 Rabiul Awal 1447H.

Tuesday, 16 September 2025

BOHONG omongan yang TAK DISUKA

No: 1.351.03.09-2025 Disuguhkan: M. Syarif Arbi Terdapat 7 (tujuh) topik omangan yang tidak disukai oleh Rasulullah Muhammad ﷺ yaitu: 1. Bohong., 2. Bergunjing., 3, Adu Domba., 4. Ucapan kotor dan kasar., 5. Mengolok-olok atau mengejek orang lain., 6. Bicara yang tak manfaat., 7. Sumpah palsu. Sebagai umat Rasulullah Muhammad ﷺ yang memandang bahwa Rasulullah adalah suri teladan yang sempurna dalam ucapan maupun perbuatan, kiranya kaum muslimin dan muslimat wajib menghindari ngomong yang tidak disukai oleh Beliau. Ayok kita kenal lebih jauh butir2 topik omongan yang tidak disukai Rasulullah Muhammad ﷺ dimaksud; nanum karena terbatasnya ruang tulis, khusus nomor ini hanya ditulis tentang “Berkata Bohong”. Rasulullah sangat membenci kebohongan dan menyebutnya sebagai ciri kemunafikan. Padahal kini banyak kebohongan justru sebagai sarana untuk meraih kesuksesan mendapatkan simpati orang yang dibohongi. Kebohongan sudah menjadi kelaziman sebagian pebisnis dan sebagain pedagang guna meraih keuntungan. Rasulullah Muhammad ﷺ menjadikan kejujuran sebagai dasar dari setiap kebaikan, sebagaimana sabda beliau: عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا “Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka.Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong” (HR. Muslim). Orang2 yang tidak suka bohong atau jujur merupakan sebab mereka dibangkitkan nanti dihari akhir bersama para Nabi, bersama orang-orang syahid, dan bersama orang-orang shaleh. Tidak ada kemuliaan yang lebih tinggi dari ini. Allah swt. berfirman: وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا “Dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, orang-orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (Qs. an-Nisa’: 69) Bohong meskipun tidak disuka oleh Rasulullah Muhammad ﷺ , namun ada juga pengecualiannya; dalam istilah agama Islam disebut juga "bohong yang dibolehkan" (الْكَذِبُ الْمَبَاحُ). Adalah situasi di mana berbohong tidak dianggap dosa karena ada tujuan yang lebih besar atau maslahat di baliknya. Yaitu: 1. Bohong untuk mendamaikan orang yang berselisih., 2. Bohong dalam peperangan., 3. Bohong untuk menjaga keharmonisan suami-istri misalnya; Suami berkata pada istrinya, “Masakan kamu paling enak,” padahal sebenarnya biasa saja, tapi tujuannya agar istri senang dan rumah tangga harmonis., 4. Bohong kepada anak masih kecil ketika si anak menanyakan sesuatu yang belum pantas diketahuinya, dengan jawaban yang tidak pulgar karena ybs belum saatnya mengetahui. Merujuk kepada hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (1939) dan Abu Dawud (4921): عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ رضي الله عنها قَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( لَا يَحِلُّ الْكَذِبُ إِلَّا فِي ثَلَاثٍ : يُحَدِّثُ الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ لِيُرْضِيَهَا ، وَالْكَذِبُ فِي الْحَرْبِ ، وَالْكَذِبُ لِيُصْلِحَ بَيْنَ النَّاسِ ) . والحديث صححه الألباني في صحيح الترمذي . “Dari Asma’ binti Yazid radhiyallahu ‘anha, ia berkata: ”Rasulullah ﷺ bersabda,’Berbohong itu tidak halal dilakukan kecuali dalam tiga keadaan: seorang suami berbicara kepada istrinya agar istrinya itu ridha, dan berbohong dalam perang dan berbohong dalam rangka memperbaiki hubungan di antara manusia.” Topik omongan yang tidak disukai oleh Rasulullah Muhammad ﷺ sebanyak 6 jenis lagi إِنْ شَاءَ اللَّهُ akan menyusul. Mudah2an Allah memeliharakan lidah kita dari ngomong yang tidak disukai Rasul-Nya, diantaranya “ngomong bohong” yang tidak halal. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن , وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين , اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن Jakarta, 16 September 2025, 23 Rabiul Awal 1447H.